Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Abiyyu
Muhammad Naufal Abiyyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

salam kenal saya mahasiswa ilmu komunikasi di universitas trunojoyo madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Trend Fashion Laki-Laki Dalam Pembentukan Identitas Gender Di Era Modern

8 Januari 2025   18:22 Diperbarui: 8 Januari 2025   18:22 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tren Cara Berpakaian Laki-Laki dan Stereotip Gender Maskulin

 

Tren cara berpakaian pria di masa modern menampilkan transformasi signifikan dalam metode pandang terhadap stereotip gender maskulin. Mode yang tradisional kerapkali mengedepankan kesan kaku serta maskulin dengan pemakaian pakaian dan aksesoris yang berwarna hitam serta potongan yang simpel. Tetapi, dikala ini, kita memandang banyak desainer yang berani mengambil resiko dengan palet warna terang, motif unik, serta siluet yang lebih longgar. Perihal ini mencerminkan jika mode bisa berperan selaku media ekspresi diri yang lebih luas.

Transformasi ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Judith Butler yaitu teori identitas gender (1990), yang menerangkan jika gender tidaklah suatu yang selalu dan pasti maupun terlahir, tapi lebih menggambarkan performatif yang dibangun oleh aksi serta ekspresi orang. Dalam konteks ini, cara berpakaian jadi salah satu metode untuk pria guna "menerapkan" maskulinitas mereka, sehingga mengganti anggapan tradisional tentang apa yang dimaksud untuk  menjadi laki- laki. Dengan memilah style yang bermacam- macam, pria tidak sekadar mengekspresikan bukti diri mereka namun berkontribusi pada penguraian stereotip gender yang kaku.

Dampak Tren Fashion Laki-Laki terhadap Identitas Gender dan Peran Sosial

 

Tren mode pria yang tumbuh pesat dikala ini berkontribusi pada pembangunan identitas gender yang lebih inklusif serta fleksibel. Di masa yang lampau, banyak pria yang merasa terikat pada norma-norma tradisional yang mewajibkan mereka tampak maskulin serta gagah. Tetapi, dengan hadirnya bermacam opsi cara berpakaian, pria saat ini bisa mengekspresikan diri mereka dengan metode yang lebih bermacam- macam serta autentik. Ini menghasilkan ruang agar  dapat membuktikan identitas yang lebih rumit dan tidak sekadar terbatas pada satu definisi maskulinitas.

Teori bukti diri gender Judith Butler( 1990) mencakup gagasan bahwasanya gender dibangun lewat aksi serta opsi yang diulang. Dalam konteks cara berpakaian, tiap opsi baju yang diambil oleh pria bisa dikira aksi performatif yang membentuk identitas diri mereka. Misalnya, pemakaian baju yang dikira feminim tidak selalu sebagai opsi estetika, namun pula selaku statement tentang siapa mereka serta dengan cara apa mereka mau dilihat oleh dunia. Perihal ini menampilkan bahwasanya konsep maskulinitas terus menjadi tumbuh, serta pria dapat menampilkan kepekaan serta ekspresi emosional tanpa merasa terancam oleh norma sosial.

Secara totalitas, tren cara berpakaian pria berakibat besar pada pembuatan bukti diri gender serta kedudukan sosial. Dengan terdapatnya alterasi dalam opsi cara berpakaian, pria saat ini mempunyai lebih banyak ruang buat mengekspresikan diri mereka, yang pada gilirannya menolong membentuk pemikiran warga tentang maskulinitas yang lebih inklusif serta bermacam- macam.

 Persepsi Masyarakat terhadap Fungsi Fashion dalam Identitas Gender Laki-Laki

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun