Mohon tunggu...
Silvia Indah kurniawati
Silvia Indah kurniawati Mohon Tunggu... Guru - 17160009

Mahasiswi pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendisiplinkan Anak Tanpa Teriakan dan Kekerasan

20 Oktober 2019   12:36 Diperbarui: 20 Oktober 2019   12:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini jika kita mendengar atau membaca kata "disiplin" maka yang ada di benak kita itu adalah kekerasan, baik fisik maupun suara. Nah hal ini adalah sesuatu yang harus diperbaiki, bahwa disiplin baik secara umum maupun dalam tatanan mengasuh anak itu sangat tidak identik dengan teriakan dan kekerasan. Jadi disiplin itu sendiri adalah yang pertama komitmen ( kesepakatan). ketepatan waktu. Dan yang ketiga yaitu ketegasan, namun bukan kekarasan akan tetapi tegas itu melakukan sesuatu tanpa kompromi. Jadi jangan sampai ketika kita ingin mendisiplinkan anak yang ada dibenak kita adalah membentak anak atau memarahi anak dan menghukum anak.

Disiplin adalah bagian dari attitude atau karakter yang positif. Disiplin ini kemudian diarahkan ke masalah waktu, janji, dan lain sebagainya.

Dalam proses pendidikan pada anak sikap fleksibilitas harus dihindari terlebih dahulu. Contoh, ketika kita sedang mendisiplinkan anak untuk bangun pagi maka kita harus membuat kesepakatan dulu, misalnya anak harus bangun jam 7 pagi. Maka kemudian kita katakan "kalau adek bangun jam 7 pagi atau kurang dari jam 7 pagi, nanti adek boleh nonton film kesukaan di Disney. Tapi kalau adek bangun tidurnya lebih dari jam 7 pagi berarti adek nggak boleh nonton film".

Pada awalnya  sangat wajar jika anak melakukan pelanggaran, tugas kita adalah mengingatkan apa saja konsekuensinya jika melanggar. Jika anak merengek atau menangis dan marah, maka disini ketegasan diperlukan, kita dapat mengatakan "adek, keputusan tetap berlaku ya, adek boleh marah" marah itu boleh, marah itu harus disalurkan tentunya dengan cara yang sehat, maka kita katakan "Bunda akan kasih adek tempat untuk marah. adek boleh milih, mau marah di kamar atau di kursi ruang keluarga. Tapi adek nggak boleh melanggar ya". Maka jika kita terbiasa membuat kesepakatan dengan anak maka dengan berjalannya waktu anak akan terbiasa mematuhi peraturan yang orangtua buat.

Dalam menerapkan kedisiplinan ini aturan main harus jelas, kesepakatan jelas, reward and punishment jelas.

Apa dampak jika kita menggunakan kekerasan dalam mendisplinkan anak?

Mungkin dengan menggunakan kekerasan ketika mendisplinkan anak akan dapat langsung membuatnya menurut, akan tetapi untuk selanjutnya cara tersebut belum tentu dapat membuat anak menurut. Karena jika kita mendisplinkan anak dengan cara yang kekerasan akan dapat membuat anak menjadi pribadi yang keras.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mengatasi perilaku anak yang menyimpang bukan perkara yang mudah, namun ada beberapa acara yang dapat kita lakukan  dalam mendisiplinkan anak tanpa kekerasan, diantaranya adalah :

Pertama, jika kita ingin anak kita disiplin, maka kita harus mencontohkan sikap disiplin pada anak. kita harus memberikan contoh yang baik pada mereka. cara ini merupakan cara yang tepat untuk menjadikan anak memiliki pribdai yang disiplin. Kerena pada hakikatnya seorang anak akan mencontoh perbuatan yang dilakukan oleh orangtuanya. Jika orangtua mencontohkan perbuatan yang baik maka anak juga akan berperilaku baik, begitupun sebaliknya. Contohnya, jika orangtua membuat peraturan untuk tidak makan dan minum sambil berdiri, maka orangtua juga harus melakukannya. Anak akan meniru perilaku orangtuanya. Jangan mendisplinkan anak, sebelum kita mendisiplinkan diri kita sendiri.

Kedua, gunakanlah kata-kata yang lembut dan halus tetapi tegas. Jangan terpancing emosi yang ujung-ujungnya tanpa kita sadar kita mengeluarkan kata-kata yang kasar saat anak tidak menuruti perintah kita. Kejadian seperti ini kerap kali terjadi bahkan mungkin setiap hari. untuk mengahadapi hal tersebut, kita harus berupaya dalam mendisiplinkan anak dengan tidak menggunakan kata-kata yang kasar, akan tetapi cukup dengan cara membujuk dan membuat anak mengerti akan rutinitas seiap hari.

Ketiga, buatlah aturan dan konsisten dalam menerapkan aturan tersebut. Dengan adanya peraturan anak akan dapat mengerti dan memahami apa-apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun