Mohon tunggu...
MahaRhany
MahaRhany Mohon Tunggu... -

Semua yang kita perbuat akan ada imbalnya jadi berbuatlah tanpa pamri karena imbalan tersebut tidak harus dalam bentuk materi, bisa jadi dikasih lebih dari pada Materi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menuju Pergantian Tongkat Estafet Gubernur DKI

24 Maret 2016   16:10 Diperbarui: 24 Maret 2016   16:18 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kota Multicultural semua etnis ada di Jakarta Kota anti diskriminasi"][/caption]Pesta demokrasi mulai tercium di masyarakat Ibu kota, bagaimana tidak, pergantian tongkat estafet akan terjadi pada 2017 mendatang, namun suasanannya mulai memanas dengan hadirnya beberapa calon kandidat yang mempunyai elektabitas masing-masing, muncullah beberapa kandidat seperti mantan kemenpora 2004-2009 Adhyaksa Dault yang terlahir di Dongggala Sulawesi tengah, Pakar Hukum Indonesia Yusril Ihsa Mahendra terlahir di lalang kepulauan Bangka Belitung, tak mau ketinggalan Sang Pengusaha Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno lahir di Pekan Baru, Seorang Ekonom Indonesia berdarah Betawi Firdaus Djaelani, tak bisa dipungkiri salah satu nama kandidat tersohor yang bisa dikatakan sebagai peran yang cukup antagonis, tegas, dan blak-blakan yang menjadi saingan yang patut diperhitungakan dalam kancah percaturan politik DKI adalah Basuki Tjahya Purnama atau lebih lasim disebut di masyarakat Pak Ahok. 

Konstalansi pun mulai terbangun demi menaikkan tendensi perhatian Publik dari Nitizen dan middle class yang berujung pada siapa menggusung siapa,siapa yang mendapat apa, siapa menjegal , dan siapa yang menjual apa.meskipun para elit politik dan partai politik belum menggambil sikap namun, para petarung dan kandidat ini masih percaya akan elektabiltas dan popularitas masing-masing, Al hasil pertarungan ini mulai memasuki prepare popularitas masing-masing, komunikasi politik mulai dibangun baik kelas elit dan yang paling penting kendaraan yang dipakai( Partai Politik).

Partai Politikpun masih meraba-meraba dan meneropong para kandidat yang layak dan pantas memakai kendaraan partai politik dan tentunya para peninggi-peninggi partai cukup selektif memilih kandidat , meskipun ada kandidat yang melewati jalur Independen, namun merupakan tugas berat dan memerlukan biaya yang cukup besar dalam merekrut simpatisannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun