Mohon tunggu...
Charenina Ningayomi
Charenina Ningayomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan – Fak. Vokasi UNAIR

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di Pelayanan Kesehatan

10 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 10 Juni 2024   07:53 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Oleh: Charenina Ningayomi

Dosen Pengampu: Amilia Kartika, S.Tr.Kes.,M.T

DIV Teknologi Radiologi Pencitraan – Fak. Vokasi UNAIR

Pelayanan kesehatan modern semakin tak terpisahkan dari penggunaan teknologi radiasi, baik untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Dalam konteks ini, Petugas Proteksi Radiasi (PPR) memainkan peran krusial dalam memastikan penggunaan radiasi yang aman dan efektif. PPR bertanggung jawab untuk mengelola dan memantau penggunaan peralatan radiasi di fasilitas kesehatan, memastikan bahwa prosedur radiasi dilakukan sesuai dengan standar keselamatan dan regulasi yang berlaku. Keberadaan PPR tidak hanya penting untuk melindungi pasien dari paparan radiasi yang berlebihan, tetapi juga untuk menjaga keselamatan tenaga medis yang bekerja di lingkungan radiasi. Artikel ini akan membahas peran vital PPR di pelayanan kesehatan, pentingnya keberadaan mereka, serta tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas.

PPR memiliki tanggung jawab yang luas dan penting dalam menjaga keamanan radiasi. Mereka harus memastikan bahwa semua perangkat radiasi, seperti mesin X-ray, CT scan, dan perangkat terapi radiasi, berfungsi dengan baik dan aman digunakan. Hal ini mencakup kalibrasi rutin, pemeliharaan peralatan, serta pengawasan ketat terhadap dosis radiasi yang diberikan kepada pasien. Selain itu, PPR juga harus memberikan pelatihan dan edukasi kepada tenaga medis lainnya mengenai prosedur keselamatan radiasi. Mereka harus memastikan bahwa semua staf medis memahami risiko yang terkait dengan radiasi dan tahu cara meminimalkan paparan yang tidak perlu. Peran edukatif ini sangat penting untuk menciptakan budaya keselamatan radiasi di lingkungan pelayanan kesehatan.

Menurut pendapat saya, peran PPR seringkali kurang dihargai dan kurang terlihat dibandingkan dengan profesional kesehatan lainnya, padahal kontribusi mereka sangat esensial. PPR adalah garda terdepan dalam pencegahan bahaya radiasi yang dapat menyebabkan efek merugikan jangka panjang bagi kesehatan, seperti kanker. Mereka adalah penjaga yang tak terlihat yang memastikan bahwa teknologi radiasi yang canggih digunakan dengan cara yang aman. Terlebih lagi, dalam era di mana teknologi medis berkembang dengan cepat, peran PPR menjadi semakin penting. Inovasi dalam diagnostik dan terapi radiasi memerlukan pengawasan yang lebih ketat dan pemahaman mendalam tentang risiko yang mungkin muncul. PPR harus selalu update dengan pengetahuan terbaru dan perkembangan teknologi agar dapat menjalankan tugas mereka dengan optimal.

Namun, meskipun peran PPR sangat penting, mereka seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam pekerjaan mereka. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi jumlah personel maupun fasilitas yang memadai. Banyak fasilitas kesehatan, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki anggaran terbatas, tidak memiliki jumlah PPR yang cukup. Selain itu, tantangan lain adalah kurangnya kesadaran di kalangan manajemen rumah sakit mengenai pentingnya investasi dalam proteksi radiasi. Banyak manajer kesehatan yang belum sepenuhnya memahami risiko dan implikasi dari paparan radiasi yang tidak terkendali, sehingga alokasi anggaran untuk PPR seringkali tidak menjadi prioritas.

Kesimpulannya, Petugas Proteksi Radiasi (PPR) memegang peran yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, khususnya dalam penggunaan teknologi radiasi. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penggunaan radiasi dilakukan dengan aman, melindungi pasien dan tenaga medis dari paparan yang berlebihan. Meskipun peran mereka sering kurang dihargai dan menghadapi berbagai tantangan, keberadaan PPR sangatlah esensial dalam menciptakan lingkungan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap fasilitas kesehatan untuk memberikan perhatian lebih pada peran dan kebutuhan PPR, termasuk dalam hal pelatihan, sumber daya, dan dukungan manajerial. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa teknologi radiasi dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tanpa mengorbankan keselamatan.

Referensi

Asmali, Mukhtar, M., & Madhakomala, R. (2020). Evaluasi Implementasi Program Pendidikan dan Pelatihan Bidan Desa pada Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES). Penerbit Widina Bhakti Persada: Bandung.

Chen, H. T. (2015). Practical Program Evaluation: Theory-Driven Evaluation and the Integrated Evaluation Perspective (2nd ed). Sage Publications, Inc: New York.

Dhamanti, I., Rachman, T., Ardian, M. C. L., Ramadhan, N. A., Zairina, E., & Fauziningtyas, R. (2021). Development of a patient safety-training program for health workers in Indonesia: Perspectives of health workers and hospital stakeholders. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 7(2), 183-188.

Simanjuntak, J., Camelia, A., & Purba, I. G. (2013). Penerapan Keselamatan Radiasi Pada Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Khusus (RSK) Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 4(3).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun