Membaca teks rekon sangat menyenangkan bukan?? Pastinya.
Sebab, teks rekon berupa cerita ulang atas suatu peristiwa atau masa lalu seseorang dalam perjalanan hidupnya, yang di dalamnya ada banyak kejadian yang dapat menghibur kita.
Teks rekon sering disebut juga cerita ulang yang merupakan teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuannya adalah menyampaikan informasi dan menghibur para pembaca. Meskipun teks rekon hanyalah cerita ulang, informasi dapat berupa penyajian tersurat (tertulis dalam teks) dan tersirat (terkandung, tidak tertulis di dalam teks).
Teks rekon terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a. Teks rekon pribadi
Menceritakan kejadian masa lalu yang pernah dialami oleh penulisnya.
b. Teks rekon faktual (informasional)
Kejadian faktual seperti teks berita yang memuat kisah heroik atau inspiratif (biasanya dalam bentuk biografi), eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
c. Teks rekon imajinatif
Mengandung cerita imajinatif dengan lebih detail atau mendalam, seperti cerita fiksi, baik cerpen atau novel.
Sesuai dengan namanya, teks cerita ulang, berarti di dalamnya mengandung ciri khas, yakni:
(1) Bersifat faktual atau imajinatif
(2) Menceritakan peristiwa masa lalu
(3) Disusun secara kronologis
Ada beberapa unsur yang dominan dalam teks rekon, yakni:
a. Tema dan amanat
b. Alur
C. Penokohan
d. Latar cerita ulang berupa waktu serta tempat kejadian
e. Nilai dalam cerita.
Struktur teks rekon:
a. Orientasi (pengenalan)
Berisi informasi tentang siapa,di mana, dan kapan peristiwa atau kegiatan itu terjadi di masa lampau.
b. Peristiwa (insiden)
Rangkaian peristiwa yang terjadi dan biasanya disajikan berdasarkan urutan waktu (kronologis).
c. Resolusi/reorientasi (opsional)
Berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian yang sedang diceritakan atau bisa berisi pengulangan pengenalan yang disajikan pada bagian orientasi.
Teks rekon memiliki kekhasan kebahasaan yang tertuang dalam teks itu, antara lain:
a. Menggunakan pronomina (kata ganti)
Berupa kata ganti orang, kata ganti pemilik, kata ganti penanya, kata ganti penunjuk, dan kata ganti tidak tentu.
b. Menggunakan verba (kata kerja)
Untuk menyatakan tindakan/ perbuatan yang dilakukan tokoh.
c. Menggunakan keterangan waktu lampau
Yaitu waktu yang menyatakan sudah terjadi. Misalnya, pernah, sering, biasanya, pagi-pagi, malam-malam, sesudah, sebelum, kemarin, sejak, dari.
d. Menggunakan kata yang menunjukan tempat
Contoh keterangan tempat di antaranya adalah "di sana", "di atas", "dari situ", "di meja", "di rumah", dan sebagainya.
Langkah-langkah menulis teks rekon:
1. Menentukan topik yang akan di tulis dalam teks rekon, yang berkaitan dengan peristiwa luar biasa.
2. Membuat kerangka sesuai struktur teks rekon, yang terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu orientasi, kejadian. Dan reorientasi.
3. Mengidentifikasi fakta dan informasi dari peristiwa tersebut.
4. Rangkaikan Informasi yang telah dikelompokkan dengan menggunakan ciri kebahasaan teks rekon.
Teks ini akan menjadi sesuatu yang menarik jika diceritakan secara lisan dalam bentuk monolog.
Monolog merupakan cara berkisah secara individu, pencerita berperan ganda, baik sebagai narator maupun sebagai tokoh-tokohnya. Dalam seni tradisional, monolog sering diwujudkan dalam bentuk pagelaran wayang kulit yang dibawakan oleh dalang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar monolog dapat menarik:
1. Penghayatan dan mimik
2. Gestur (gerakan tubuh)
3. Intonasi, yaitu tinggi rendah nada
4. Vokal dan pelafalan
5. Naskah monolog bisa berasal dari berbagai sumber