Dalam agama Hindu, Swayambu Manu dianggap sebagai manusia pertama, yang menjadi simbol awal dari keberadaan manusia dalam mitologi Hindu. Menurut kepercayaan Hindu, Swayambu Manu adalah pemimpin manwantara pertama yang diciptakan oleh dewa Brahma. Ia menikah dengan Satarupa, dan keturunannya, dikenal sebagai "manawa", menikahi makhluk-makhluk lain yang diciptakan oleh Brahma, membentuk manusia.Â
Meskipun variasi dalam cerita-cerita Purana, konsep tersebut tetap diakui dalam agama Hindu sebagai bagian dari sejarah kehidupan manusia. Kisah-kisah mengenai keturunan Swayambu Manu terdapat dalam berbagai kitab Purana, seperti Priyabrata, Utanapada, Akuti, Dewahuti, dan Prasuti. Dalam pandangan beberapa orang, manusia pertama dalam agama Hindu muncul setelah tumbuhan dan hewan, dengan manusia memiliki unsur-unsur alam semesta.Â
Swayambu Manu dan Satarupa dianggap sebagai manifestasi awal manusia, diciptakan dari unsur-unsur alam seperti tanah, api, udara, air, dan ether. Meskipun dianggap sebagai mitos, konsep Manu dan Satarupa memiliki nilai simbolis dan spiritual bagi umat Hindu. Mereka memainkan peran penting dalam pemahaman asal-usul manusia dalam agama Hindu.Â
Sebagai manifestasi awal manusia, mereka melambangkan hubungan yang erat antara manusia dan alam semesta, mengingat manusia diciptakan dari unsur-unsur alam yang sama.Â
Dalam esensi, mitos tentang Swayambu Manu dan Satarupa menyoroti aspek-aspek filosofis dan spiritual dalam agama Hindu. Meskipun dilihat sebagai cerita kuno, mereka mengandung makna yang mendalam tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan penciptanya.Â
Dengan demikian, Swayambu Manu dan Satarupa dianggap sebagai orang pertama dalam agama Hindu, yang melambangkan awal dari keberadaan manusia, yang tercipta dari unsur-unsur alam semesta, menurut berbagai kisah Purana.Â
Mereka tidak hanya menjadi titik awal dalam mitologi Hindu, tetapi juga simbol keberadaan manusia yang terkait erat dengan alam semesta dan penciptanya, mendemonstrasikan hubungan yang dalam antara manusia dan lingkungannya.
Â
Â
2. Panca Sradha artinya secara etimologi terdiri dari 2 kata yaitu panca dan sradha, panca yang artinya lima dan sradha yang artinya keyakinan atau kepercayaan. Maka dapat disimpulkan bahwa panca sradha adalah lima dasar keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Hindu. atau keyakinan merupakan poin penting dalam beragama, sebab keyakinan menjadi dasar dalam beragama.Â
Dari Sradha atau keyakinan tersebut akan bisa membawa ke Satya, yaitu setia, jujur dan tanggung jawab. Dimana Satya merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh seseorang. Dengan adanya sikap tersebut seseorang akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan banyak orang. Dalam agama Hindu Panca Sradha merupakan lima kepercayaan umat Hindu, yang Dimana bagian-bagiannya terdiri dari
Â
A. Percaya adanya Brahman atau Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan dalam agama Hindu disebut sebagai Brahman.Upanisad mengajarkan Brahman memiliki dua aspek yaitu Saguna Brahman dan Nirguna Brahman.Nirguna Brahman ditujukan kepada para Jnani (orang yang memiliki kesadaran rohani atau orang yang tidak terikat oleh kesadaran fisik). Saguna Brahman diperuntukkan bagi para Ajnani atau orang yang masih diliputi kesadaran fisik.
B. Percaya adanya Atman Percikan kecil dari Tuhan disebut dengan Atman. Atman memberikan hidup kepada setiap makhluk, jika Atman meninggalkan badan maka manusia itu akan meninggal, Atman yang menghidupi badan disebut Jiwatman. Jiwatman dapat terpengaruh oleh karma atau hasil perbuatan di dunia ini.
C. Percaya adanya Karma Phala Setiap perbuatan yang dilakukan makluk hidup di dunia ini pasti ada hasilnya. Perbuatan baik akan mendapatkan kesenangan sedangkan perbuatan yang buruk akan mendapatkan kesusahan. Oleh karena itu setiap makluk hidup diharapkan oleh agama selalu melakukan hal yang baik agar memperoleh kedamaian dalam kehidupan.
D. Percaya adanya Purnarbhawa Kelahiran yang berulang-ulangini membuat suka dan duka yang dialami didunia. Punarbahwa terjadi karena Jiwatman dipengaruhi oleh kenikmatan duniawi yang di ikuti oleh kelahiran kembali. Kelahiran Kembali sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi.
E. Percaya adanya Moksa Moksa adalah tujuan akhir dari pada umat hindu khususnya umat yang beragama Hindu. Kata moksa berasal dari kata muc (bahasa Sanskerta) yang berarti membebaskan, mengeluarkan atau melepaskan. Dari urat kata ini kemudian menjadi mukta/moksa yang berarti kelepasan atau kebebasan
Â
3. Dalam kepercayaan Hindu, Pancasrada adalah sistem kepercayaan yang membagi dunia setelah kematian menjadi lima tempat utama, termasuk Surga (Svarga) dan Neraka (Naraka). Sorga adalah tempat bagi jiwa yang telah menjalani kehidupan yang baik dan dipandang baik oleh dewa-dewa, sementara Neraka adalah tempat bagi jiwa yang telah melakukan dosa dan kejahatan. Kedua konsep ini terkait erat dengan Pancasrada karena Pancasrada adalah keyakinan bahwa jiwa setelah meninggal akan mengalami .Â
Punarbahwa terjadi karena Jiwatman dipengaruhi oleh kenikmatan duniawi yang di ikuti oleh kelahiran kembali. Kelahiran Kembali sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi pada kehidupan selanjutnya salah satu dari lima nasib berdasarkan tindakan mereka selama hidup. Jadi, Sorga dan Neraka adalah dua tempat utama dalam Pancasrada yang merupakan hasil dari perbuatan baik atau buruk seseorang selama hidupnya.
Â
4. Dalam agama Hindu, konsep tentang bunuh diri atau mengakhiri hidup seseorang memiliki beberapa sudut pandang. Beberapa ajaran Hindu percaya bahwa tindakan bunuh diri dapat menghasilkan karma yang negatif dan dapat mengakibatkan penderitaan dalam kehidupan selanjutnyan atau punarbhawa. Oleh karena itu, solusi menurut agama Hindu adalah untuk mengatasi penderitaan dan kesulitan dalam hidup dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti
* karma,
* dharma
* pencarian kedamaian melalui jalan spiritual
Ini bisa dijalankan melalui spiritual seperti yoga, meditasi, dan pemujaan yang diarahkan pada pemahaman yang lebih dalam tentang sifat sejati diri dan alam semesta. Selain itu, mendapatkan bimbingan dari para guru spiritual agar mendapat pemahaman yang luas agar tidak mengambil jalan yang salah dalam mengambil keputusan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H