Mohon tunggu...
RamadhanPBSC
RamadhanPBSC Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN MALIKI MALANG

Tetap tenang di era gempuran pamer ayang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Berperan Penting bagi Bangsa dan Negara

16 Oktober 2022   22:46 Diperbarui: 16 Oktober 2022   22:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri Nasional di Indonesia telah lama dilakukan sejak Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang berisikan tentang Hari Santri Nasional. Adapun pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai tanggal untuk memperingati Hari Santri Nasional yang didasarkan pada tanggal ketika K.H. Hasyim Asy'ari menyerukan ajakan untuk berjihad, yang kemudian disebut sebagai Resolusi Jihad, yang ditujukan untuk melawan tentara sekutu pada saat itu yang bertepatan pada tanggal 22 Oktober 1945.

Meskipun peringati sebagai hari perayaan bagi santri, Hari Santri Nasional sebenarnya itu tidak merujuk kepada kelompok tertentu saja. Hari Santri Nasional sebenarnya merupakan perayaan bagi semua orang yang mengalir aliran darah merah putih dan napasnya menyerukan La ilaha illallah. Hal inni tidak terlepas dari konteks penyeruan Resolusi Jihad oleh Kyai Hasyim Asy'ari yang merupakan tokoh yang mengajak untuk berjuang demi membela bangsa dan negara.

Pada saat itu, kedatangan tentara sekutu yang bertujuan untuk menjajah Indonesia lagi setelah kemerdekaan membuat beberapa pihak berunding untuk mengambil sikap. pengurus Nahdlatul Ulama merupakan salah satu kelompok yang mengadakan perundingan untuk menetapkan sikapnya terhadap serangan sekutu. Perundingan yang digelar pada tanggal 21-22 Oktober 1945 itu menghasilkan keputusan untuk menyerukan Resolusi Jihad.

Adapun menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, "shastri" yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, spiritual dan pengetahuan. ada juga yang mengatakan bahwa berasal dari kata cantrik yang bermakna para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diupahi berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. jadi ini tidak berbeda dengan santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren memberikan tunjangan kepada santri.

ngomong ngomong masalah santri dan kemerdekaan indonesia, bagaikan membahas air dan sungai,yang dua-duanya tidak bisa dipisahkan. Santri bagaikan sungai dari air yang mengalir untuk kemerdekaan menuju samudra kebebasan. 

 Membaca tentang kemerdekaan, bukan sebuah kata yang hanya tersematkan pada 17 Agustus 1945, dikarnakan kemerdekaan memiliki 4 masa perjuangan, yakni perjuangan menuju kemerdekaan, perjuangan ketika proklamasi kemerdekaan,  perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan perjuangan mengisi kemerdekaan. Keempat perjuangan tersebut tidak dapat dipisahkan dari para pejuang di negri ini termasuk juga para kiai dan santri.

Ada perlawanan santri di Sumatera Barat (1821-1828), Perang Jawa (1825-1830), Perlawanan di Barat Laut Jawa pada 1840 dan 1880, serta Perang Aceh pada 1873-1903. Sementara di Jawa Barat, ada Perang Kedongdong (1808-1819). Perang yang terjadi di Cirebon ini melibatkan ribuan santri dalam pertempurannya.

 Perjuangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat berperan aktif, salah satu santri yang juga putra dari KH. Hasyim Asy'ari, yakni KH Wahid Hasyim, ikut andil dalam pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan  Indonesia) yang kedepannya menjadi tombak dari pembacaan proklamasi itu sendiri. 

Di bawah ini beberapa nama tokoh santri yang aktif berjuang dalam panitia persiapan kemerdekaan indonesia.

1. Muhammad Kasman Singodimejo
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. Hj Agus Salim
4. Muhammad Natsir
5. Ki Wahid Hasyim

Itulah lima tokoh santri tangguh pejuang kemerdekaan. Mereka menjadi pejuang yang tulus demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perjuangan para kiai dan santri ini tak sia-sia. Mereka berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk melumpuhkan pusat pemerintahan Indonesia. Mereka berhasil. Dan Belanda harus menelan kenyataan pahit saat itu. Kenyataan bahwa mereka tak bisa menguasai Indonesia kembali. Kenyataan bahwa kekayaan alam Indonesia tak dapat menumbuhkan perekonomian negaranya yang hancur setelah kalah dalam Perang Dunia II.

Peran santri dalam perjalanan sejarah bangsa ini dimulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Mengapresiasi keberanian, kerja keras, semangat, keringat, darah, dan segala pengorbanan, 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional oleh Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. 

Perjuangan ulama dan santri melawan penjajah sejatinya telah berlangsung sejak jauh hari sebelumnya. Demikian ditulis Prof. Dr. KH. Salimuddin Ali Rahman dalam pengantar buku Api Sejarah 1 (2014: XXVIII). Ulama dan Wali Sanga menjadi pelopor perlawanan tersebut.

Imperialis Barat, Kerajaan Katolik Portugis (1511 M), dan Kerajaan Protestan Belanda (1619 M) saat mencoba menguasai Indonesia, selalu terhalang oleh perlawanan ulama dan santri. Sejarawan Barat menyebutnya dengan istilah Santri Insurrection (Perlawanan Santri).

Sejarawan Clifford Geertz menyebut beberapa contoh perlawanan ulama dan santri. Misalnya Perang Cirebon (1802-1806), Perang Diponegoro (1825-1830), dan Perang Padri di Sumatera Barat (1821-1838). Semuanya terjadi pada abad ke-19.

Spektrum dan luasan segmen yang diperjuangkan oleh ulama dan santri yang biasa disebut dengan "kaum sarungan" ini amat beragam. Mulai dari jalur fisik, non-fisik, sosial, politik, dan sebagainya.

Pada awal abad ke-20 misalnya, organisasi sosial awal di Indonesia adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Lembaga ini didirikan pada tahun 1905 oleh kalangan santri di kota Solo, dan menjadi embrio organisasi Sarekat Islam (SI).

Ada temuan menarik dari Mohamad Roem. Tokoh yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri ini pernah bertemu Haji Samanhudi, pendiri SDI di rumah Gunawan (tokoh SI) pada tahun 1930-an.

Intinya pejuangan seorang santri jangan pernah dilupakan karna santri juga ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan negara kita, jangan menilai seseorang dari luarnya tetapi pandanglah seseorang dari dalam dirinnya karna penampilan tidak menentukan semuannya, lihatlah apa yang dibicarakan jangan lihat siapa yang berbicara

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun