Mohon tunggu...
RamadhanPBSC
RamadhanPBSC Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN MALIKI MALANG

Tetap tenang di era gempuran pamer ayang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Berperan Penting bagi Bangsa dan Negara

16 Oktober 2022   22:46 Diperbarui: 16 Oktober 2022   22:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan para kiai dan santri ini tak sia-sia. Mereka berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk melumpuhkan pusat pemerintahan Indonesia. Mereka berhasil. Dan Belanda harus menelan kenyataan pahit saat itu. Kenyataan bahwa mereka tak bisa menguasai Indonesia kembali. Kenyataan bahwa kekayaan alam Indonesia tak dapat menumbuhkan perekonomian negaranya yang hancur setelah kalah dalam Perang Dunia II.

Peran santri dalam perjalanan sejarah bangsa ini dimulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Mengapresiasi keberanian, kerja keras, semangat, keringat, darah, dan segala pengorbanan, 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional oleh Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. 

Perjuangan ulama dan santri melawan penjajah sejatinya telah berlangsung sejak jauh hari sebelumnya. Demikian ditulis Prof. Dr. KH. Salimuddin Ali Rahman dalam pengantar buku Api Sejarah 1 (2014: XXVIII). Ulama dan Wali Sanga menjadi pelopor perlawanan tersebut.

Imperialis Barat, Kerajaan Katolik Portugis (1511 M), dan Kerajaan Protestan Belanda (1619 M) saat mencoba menguasai Indonesia, selalu terhalang oleh perlawanan ulama dan santri. Sejarawan Barat menyebutnya dengan istilah Santri Insurrection (Perlawanan Santri).

Sejarawan Clifford Geertz menyebut beberapa contoh perlawanan ulama dan santri. Misalnya Perang Cirebon (1802-1806), Perang Diponegoro (1825-1830), dan Perang Padri di Sumatera Barat (1821-1838). Semuanya terjadi pada abad ke-19.

Spektrum dan luasan segmen yang diperjuangkan oleh ulama dan santri yang biasa disebut dengan "kaum sarungan" ini amat beragam. Mulai dari jalur fisik, non-fisik, sosial, politik, dan sebagainya.

Pada awal abad ke-20 misalnya, organisasi sosial awal di Indonesia adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Lembaga ini didirikan pada tahun 1905 oleh kalangan santri di kota Solo, dan menjadi embrio organisasi Sarekat Islam (SI).

Ada temuan menarik dari Mohamad Roem. Tokoh yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri ini pernah bertemu Haji Samanhudi, pendiri SDI di rumah Gunawan (tokoh SI) pada tahun 1930-an.

Intinya pejuangan seorang santri jangan pernah dilupakan karna santri juga ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan negara kita, jangan menilai seseorang dari luarnya tetapi pandanglah seseorang dari dalam dirinnya karna penampilan tidak menentukan semuannya, lihatlah apa yang dibicarakan jangan lihat siapa yang berbicara

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun