Dari kata terrepresentasi akhlak, tercermin watak atau kepribadian, melukiskan jiwa dan pikiran. Kata yang digunakan dengan kecakapan dan kelihaian melalui olah logika, dapat memberi makna secara intrinsik maupun ekstrinsik bagi kehidupan. Banyak yang menggunakan olah kata dan skill merangkai kata sebagai kemampuan menyampaikan sesuatu hal, dan mencapai maksud untuk tujuan tertentu. Lebih dari sekedar memainkannya, namun menjadi profesional ilmu tersendiri hasil atas penguasaan Kata.Â
Kata diucapkan dan diuraikan perlu menimbang konteks ilmu dan kearifan yang ada, agar berisi akal budi. Memang kata yang semakin digunakan sebanyak-banyaknya ada kesan seolah terdapat keistimewaan dan kelebihan seseorang, terkesan pandai dan mahir dibidang tertentu. Secara fungsi kata tergantung dari pemakainya, akan menjadi bobot yang penuh manfaat atau sebaliknya. Yang pasti untaian kata tersampaikan sesuai pada porsi dan peran penyampainya, maka orang lain bisa menilai tepat atau salahnya, bukan kata demi kata yang dirangkai semaunya.Â
Dibalik keluarnya kata, ada problema. Dibalik uraian kata, ada dilema dipikirannya. Dan dari kata-kata mimpi tersalurkan, baik termanifestasi dengan tulisan maupun media ruang publik lainnya.Â
Kepala yang terisi otak atau akal untuk berfikir dilabeli mahkotanya manusia. Oleh karena didalam kepala tersebut perlu berisi ilmu dan kecanggihan fungsi pada manusia, antara pandai menyimpan kata dan canggih menggunakan, lebih dari itu. Bahwa dari unsur kecerdasan memanage kata-kata yang disematkan, perannya mampu menjadikan sarana membangun suatu cerita sejarah manusia, aksi perubahan, penghubung segala arah, antar manusia, dan semesta raya. Secara orisinal makna kata bagi kehidupan manusia begitu mulia dan menentukan. Ada disitulah pembedanya antara manusia dengan makhluk yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H