Mohon tunggu...
Damang Averroes Al-Khawarizmi
Damang Averroes Al-Khawarizmi Mohon Tunggu... lainnya -

Hanya penulis biasa yang membiasakan diri belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nanda Dyani Amilla; Janganlah Plagiat Lagi!

24 Agustus 2016   17:03 Diperbarui: 24 Agustus 2016   17:20 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu ditegaskan bahwa pengertian kata idola yang penulis maksud di sini adalah seseorang yang sangat dicintai dan dihargai. Rasulullah SAW adalah seorang yang sudah seharusnya dicintai dan dipuja karena kemuliaan yang dimilikinya. Namun jangan sampai kita (para remaja) membayangkan bahwa mengidolakan Rasul itu sama seperti mengidolakan para selebritis yang bisa dimintai tanda tangan, foto, atau film dan lagu terbarunya. Rasulullah tidak sama dengan artis atau selebritas.

Oleh karena itu, dalam Islam ada istilah yang lebih pas, yaitu uswatun hasanah atau suri tauladan. Dari survey yang penulis lakukan kepada beberapa teman, mereka mengaku tidak begitu mengenal dalam tentang Rasul. Itulah sebabnya mereka tidak ada perasaan kagum dan cinta kepada Rasulullah. Untuk bisa sayang dan jatuh cinta kepada Rasul, sudah sepantasnya kita sebagai umat Islam mengetahui jalan kehidupan Rasul.

Jika kita mempelajari perjalanan hidup beliau dengan saksama, kita sebagai remaja pasti akan merasa sangat takjub. Manusia seideal beliau adalah pertama dan terakhir di dunia ini. Tidak ada yang menyamai beliau baik pada masa-masa sebelumnya maupun masa-masa setelahnya, tidak juga pada masa-masa yang akan datang. Jika saja para remaja tahu dan rajin membaca jejak-jejak langkah beliau maka tidak sedikit dari kita yang akan jatuh hati, mata akan berkaca-kaca dan meneteskan air mata, dan bungan-bunga akan bermekaran dalam jiwa.

Rasulullah SAW. Adalah kekuatan cinta Ilahi yang dipancarkan ke relung-relung kemanusiaan yang paling dalam. Begitu besarnya kekuatan cinta itu hingga mampu membalikkan sebagian besar pembencinya menjadi pencintanya yang sangat tulus. Beliau adalah orang buta huruf, miskin, dan yatim piatu. Beliau berasal dari suatu negeri yang gersang, penduduknya adalah manusia-manusia yang sulit di atur, dan konflik antar suku kerap terjadi. Namun, beliau mampu membalikkan sejarah dalam kurun waktu 23 tahun saja. Dua peradaban adidaya pada masa itu, yaitu Persia dan Romawi, porak-poranda dan takluk oleh peradaban baru yang beliau bawa.

Adakah manusia yang seagung beliau? Seluruh dunia, bukan Cuma negeri Arab, sedang berada dalam kegelapan yang sangat pekat pada saat itu. Kemudian beliau muncul dan membawa obor baru peradaban dunia. Kegelapan itu serta merta berbalik menjadi terang oleh cahaya kenabian yang merembet cepat ke segenap penjuru. Berangkat dari kesedihan atas kondisi masyarakat yang begitu buruk, manusia jujur yang tidak pernah dipertimbangkan sebagai pemimpin oleh kaumnya itu mampu membalikkan logika semua orang. Kebatilan yang sudah bertumpuk-tumpuk membusuk di jasad peradaban yang sekarat itu ternyata mampu dipulihkan oleh seorang Muhammad SAW dengan nilai-nilai kebenaran yang diletakkan oleh Allah di pundak beliau.

Untuk itu, kita sebagai remaja perlu kembali mempertimbangkan apa yang telah kita pilih selama ini. Mari gunakan akal sehat. Jangan melakukan sesuatu karena ikut-ikutan teman atau tren semata. Teman dan tren boleh jadi malah menyeret kita ke jurnang kenistaan. Jangan mengagumi sesuatu secara berlebihan dan membabi buta. Jangan mengidolakan sesuatu yang tidak bisa membawa kita ke syurga-Nya. Jangan!

Bukankah Al-Quran sudah bilang kepada kita: “...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. “(Q.S.Al-Baqarah;216). Oleh sebab itu, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencintai dan mengikuti jejak langkah beliau. Beliau adalah ornag yang sesungguhnya layak dikagumi dan dihargai. Rasulullah adalah sebenar-benarnya idola. Beliau juga adalah orang yang paling layak dicontoh dan diikuti, the real uswah (suri teladan). Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mengikuti teladan-teladan Nabi dan menjadi hamba-Nya yang beruntung. Aamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun