Medan (5/8). Sampai saat  ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Seluruh sektor di berbagai bidang mengalami perubahan yang luar biasa.Â
Pada sektor pendidikan misalnya, Â pendidik dan peserta didik 'dipaksa' bertransformasi untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena kita belum sepenuhnya siap.Â
Banyak problema yang dihadapi, salah satunya adalah sulitnya peserta didik memahami pelajaran yang diberikan secara daring. Namun hal tersebut bisa diatasi, salah satunya melalui metode pembelajaran home visit.Â
Penulis melakukan kegiatan home visit ini pada saat mengerjakan program KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) UPI tahun 2021 di bidang pendidikan, dengan tema KKN Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada Masa Pandemi Covid-19.Â
Kegiatan KKN ini dilakukan pada tanggal 5-30 Juli di UPT SD Negeri 064991 Asrama Widuri, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kabupaten Kota Medan, Sumatera Utara.
Home Visit Method merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan fungsi pembelajaran di masa pandemi.Â
Untuk memaksimalkan monitoring kegiatan pembelajaran selama terjadinya pandemi adalah dengan melakukan kunjungan langsung untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran anak ketika di rumah.Â
Proses pembelajaran dengan menggunakan home visit method ini dilakukan dengan cara membentuk siswa dalam kelompok belajar (3-5 orang), setiap kelompok belajar memperoleh pembagian hari untuk belajar bersama dan dalam satu hari guru hanya mendatangi satu kelompok belajar.Â
Dabbagh dan Ritland menjelaskan, pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.Â
Kecenderungan  belajar  anak usia sekolah dasar khususnya, memiliki tiga ciri yaitu konkrit (nyata), integratif (menyeluruh), dan hierarkis (memerlukan urutan yang logis).Â
Proses pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu oleh guru, sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Hal lain yang harus dipahami, yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif.Â