Mohon tunggu...
DANUARTA FIRMANSYAH PUTRA
DANUARTA FIRMANSYAH PUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka bersantai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan Sampah

19 Desember 2023   22:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   00:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia beredar lebih dari 93 juta sedotan plastik setiap harinya. Fenomena sampah kiriman yang terjadi hampir setiap tahun ini, mencapai 25 ton per hari. Sering ditemukan kemasan sampah plastik yang sudah ada sejak tahun 1980-an”. Dari kutipan tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sadar seberapa besar dampak sampah bagi lingkungan.

Apa itu sampah?

Sampah adalah masalah yang tidak bisa kita sepelekan, sebab perannya sangat krusial dalam keberlangsungan hidup kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak bisa menghindari menghasilkan sampah. Apa yang kita konsumsi, seperti kemasan plastik, barang bekas, dan sisa makanan, semuanya berubah menjadi sampah yang perlu dikelola.

Pentingnya mengelola sampah dengan baik tak dapat diabaikan. Jika tidak diatasi dengan serius, sampah bisa merusak lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat, dan mengancam ekosistem. Sampah yang berserakan bisa mencemari air dan udara, mengancam keberlanjutan sumber daya alam, dan bahkan berdampak buruk pada kehidupan hewan.

Untuk itu, penting bagi kita untuk belajar mengurai sampah dengan benar. Daur ulang dan pengelolaan sampah yang tepat adalah solusi. Selain itu, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah organik dan non-organik, serta mendukung inisiatif daur ulang adalah langkah-langkah yang dapat kita ambil.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi ini. Dengan tindakan sederhana dalam mengatasi sampah, kita dapat menjaga keberlangsungan hidup kita dan masa depan generasi mendatang.

Apa penyebab utama sampah di lingkungan?

Masalah utama sampah di Jogja sendiri adalah Tempat Pembuangan Sampah (TPS), yang dimana beberapa lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Jogja ada yang tutup.

Dampaknya sampah dari beberapa lokasi menjadi tertimbun yang mana akan mengganggu Kesehatan dari masyarakat sendiri.

Seperti yang terjadi di tempat tinggal kami “Asrama Putra Jember” yang dimana setiap harinya kita bisa menghasilkan sampah kurang lebih 1-2 kantong sampah. Biasanya sampah tersebut akan diambil setiap minggunya oleh petugas sampah setempat yang nantinya akan dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah. Namun, beberapa pekan kemarin sampah yang seharusnya diambil seminggu sekali tidak mendapat tindakan dari pihak setempat yang alasannya belum kami ketahu sehingga, terjadinya penumpukan sampah di tempat tinggal kami. Kemudian kami mengambil langkah untuk mencari petugas lain agar mengambil sampah dari tempat tinggal kami untuk di bawa ke Tempat Pembuangan Sampah. Ternyata langkah yang kami ambil untuk mencari petugas sampah lain harus mengeluarkan biaya yang lebih besar yaitu, sebesar 200.000 rupiah per minggunya.

Bagaimana biasanya sampah dikelola dan dibuang?

Di Jogja, sampah dibuang dan dikelola di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Setiap daerah di Indonesia memiliki pendekatan khusus dalam pengelolaan sampah. Di Jogja, TPS adalah tempat utama untuk pembuangan sampah. Masyarakat harus membuang sampah mereka di sini. Pengelolaan sampah yang efisien dan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan TPS adalah kunci untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Meskipun setiap daerah memiliki pendekatan yang berbeda, tujuannya tetap sama: menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.

Bagaiman peran individu dalam mengelola sampah?

Hal yang dapat dilakukan oleh individu yaitu dengan menjaga sampah mereka sendiri dengan cara membatasi sampah yang akan mereka hasilkan, yang biasanya mereka setiap harinya menghasilkan sampah sebanyak 10 sampah sebisa mungkin untuk mengurangi pengeluaran sampah menjadi sebanyak 5 sampah.

Kita juga bisa mengurangi sampah kita sendiri dengan cara mendaur ulang sampah menjadi hal yang bermanfaat, apalagi sekarang teknologi semakin canggih kita tidak perlu bingung untuk mencari ide mendaur ulang sampah. Kita bisa belajar melalu platform, sosial media dan sebagainya. Contoh, jika kita mempunyai botol kemasan plastik yang sudah tidak terpakai, kita bisa mendaur ulang kembali menjadi tampat tanaman atau pot, kemudian bisa juga digunakan menjadi tempat alat tulis yang di hiasi berbagai macam manik-manik. Semuanya tergantung imajinasi, kreatifitas dan bagaimana kita mencari ide tersebut.

Apakah penting untuk mensosialisasikan sampah dalam dunia Pendidikan?

Sampah memang harus di sosialisasikan didalam dunia Pendidikan. Bahkan sebelum kita memasuki dunia sekolah, kita sudah di ajarkan oleh orang tua kita apa itu sampah, wujud sampah, seberapa penting sampah. Kemudian, setiap jenjang pendidikan pasti memiliki cara sendiri untuk mensosialisasikan sampah itu sendiri. Mungkin saat kita baru menginjak bangku Taman Kanak-kanak atau yang biasa kita sebut TK, kita sudah di ajarkan untuk

membuat sesuatu dari barang bekas yang tidak terpakai seperti botol kemasan plastik, kardus kertas. Kita diajarkan bagaimana membuat pot dengan dihiasi lukisan kemudian, membuat hiasan dinding dari kardus kertas. Selanjutnya di Sekolah Dasar atau SD kita sudah diajarkan bagaimana cara membedakan jenis sampah organik dan sampah anorganik. Kemudian di bangku SMP kita diajarkan bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah organik, yang biasanya kita buat menjadi pupuk. Di bangku SMA dan di dunia perkuliahan mungkin banyak yang sudah terjun langsung ke masyarakat untuk mensurvei bagaimana kondisi sampah di lokasi lokasi tertentu yang memang menjadi tempat untuk pembuangan sampah atau tempattempat yang tercemari sampah.

Dalam konteks Indonesia, sampah plastik menjadi masalah serius dengan lebih dari 93 juta sedotan plastik yang beredar setiap harinya. Masalah pengelolaan sampah yang kurang efisien, seperti tertutupnya beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS), menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Artikel ini menekankan pentingnya kesadaran individu dalam mengurangi sampah, seperti membatasi produksi sampah, mendaur ulang, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Di samping itu, pendidikan memiliki peran krusial dalam mensosialisasikan isu sampah, dimulai sejak usia dini hingga tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Melalui upaya ini, kita dapat menjaga keberlangsungan lingkungan dan mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun