Mohon tunggu...
0822alystyaseno
0822alystyaseno Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

memiliki hobi membaca dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Peran Bidan Pelopor Kesejahteraan Ibu dan Anak

8 Januari 2025   10:57 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Bidan dengan penuh kasih sayang (Sumber: halodoc.com)

Bidan adalah salah satu profesi di bidang kesehatan yang memegang peranan penting dalam menjamin kesejahteraan ibu dan bayi. Artikel ini akan mengajak Anda untuk memahami lebih dalam tentang peran bidan. Tidak hanya sebagai tenaga medis yang membantu proses persalinan, bidan juga berperan sebagai pendengar bagi ibu-ibu yang cemas, pendamping setia dalam setiap tahap kehidupan reproduksi perempuan, mulai dari masa kehamilan, persalinan, hingga pascapersalinan. Melalui pengamatan di lapangan, aktivitas bidan mencerminkan dedikasi luar biasa, bagaimana memandang profesi mereka terutama dalam pelaksanaan komunikasi efektif dan terapeutik. Peran strategis bidan terlihat bahwa pekerjaan mereka tidak terbatas pada aspek medis. Mereka juga menjalankan fungsi edukasi, pemberdayaan, dan pendampingan psikososial. Misalnya, bidan sering kali memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin (antenatal care) untuk mencegah komplikasi kehamilan. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa cakupan kunjungan kehamilan di Indonesia telah mencapai 88% pada tahun 2023, namun angka ini perlu terus ditingkatkan dengan peran aktif bidan di masyarakat.

Salah satu keterampilan utama yang dimiliki bidan adalah kemampuan komunikasi efektif dan terapeutik. Saat memberikan konseling kepada ibu hamil, bidan harus mampu menjelaskan informasi medis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Sebagai contoh, seorang bidan menggunakan alat peraga untuk menjelaskan posisi janin yang sehat. Pendekatan ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman ibu hamil dibandingkan hanya menggunakan penjelasan verbal. Selain itu, komunikasi terapeutik menjadi kunci dalam mendampingi ibu yang mengalami komplikasi kehamilan atau keguguran. Berdasarkan laporan WHO, sekitar 10-15% perempuan mengalami keguguran dalam masa hidup mereka. Bidan sering kali menjadi tempat pertama bagi ibu untuk berbagi rasa duka, sehingga empati dan kehangatan menjadi aspek penting dalam interaksi mereka. Komunikasi terapeutik melibatkan empati, bahasa yang mudah dipahami, dan kemampuan mendengarkan aktif. Misalnya, ketika mendampingi ibu yang akan melahirkan, bidan berusaha untuk memberikan semangat dengan kata-kata positif, sekaligus menjelaskan prosedur medis yang akan dilakukan.
Meskipun memiliki peran yang sangat vital, bidan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan jumlah tenaga bidan di daerah terpencil. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rasio bidan terhadap populasi di beberapa wilayah terpencil masih jauh dari ideal. Hal ini menyebabkan akses ibu dan bayi terhadap layanan kesehatan yang memadai menjadi terbatas. Selain itu, ada isu mengenai stigma yang masih melekat terhadap profesi bidan, terutama di daerah pedesaan. Sebagian masyarakat kurang memahami peran bidan sebagai tenaga kesehatan profesional, sehingga sering kali lebih memilih dukun beranak. Padahal berdasarkan penelitian, keberadaan bidan profesional dapat mengurangi angka kematian ibu hingga 83% di negara-negara berkembang.

Bidan juga menjadi pelopor dalam kampanye kesehatan di masyarakat. Contohnya, program "Bidan Siaga" yang digagas oleh pemerintah daerah di Jawa Timur berhasil meningkatkan angka persalinan yang ditangani oleh tenaga medis hingga 92%. Program ini melibatkan bidan dalam berbagai kegiatan masyarakat, seperti posyandu dan kelas ibu hamil. Bidan adalah pahlawan tanpa tanda jasa di dunia kesehatan, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi. Melalui komunikasi efektif, empati, dan pendekatan holistik, mereka tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menciptakan hubungan yang mendalam dengan masyarakat. Namun, untuk mendukung peran bidan secara maksimal, diperlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi tantangan yang ada, seperti peningkatan jumlah tenaga bidan di daerah terpencil dan edukasi tentang pentingnya layanan kesehatan profesional. Dengan dukungan yang tepat, bidan akan terus menjadi pelopor kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun