Pada suatu malam, sehabis kami buka puasa sunah di salah satu rumah makan di kota Padang - yang merupakan “rutinitas baru” kami mengikuti kebiasaaan dan laku Prof. Irwan Prayitno Gubernur Sumbar-, terjadi perbincangan dan diskusi panjang tentang berbagai hal. Salah satu yang membuat saya tercenung lama sesampai dirumah adalah uraian beliau tentang hal tolong menolong.
Menurut beliau, hidup ini sebenarnya sederhana dan jangan dirumit-rumitkan. Selalulah berupaya untuk bisa berbuat positif. Jangan pernah mempersulit orang lain. Selalulah berupaya meringankan beban orang lain, sesuai dengan kemampuan kita. Yakinlah, bahwa jikalau kita melapangkan hidup orang lain dengan ikhlas, insyaa Allah kita akan dilapangkan pula oleh Allah. Mungkin tidak sekarang, mungkin besok atau lusa.
Ucapan beliau bukanlah hanya retorika belaka. Banyak pengalaman pribadi sahabat dan rakyat Sumbar tentang bagaimana beliau selalu membantu menolong orang-orang yang butuh bantuan. Beliau membantu sahabat dan rakyatnya tanpa publikasi dan hura-hura biar dianggap orang hebat, sholeh dan dermawan. Kadang beliau membantu orang-orang, dimana orang yang dibantunya tersebut tidak sadar telah dibantunya. Yang lucunya, acap terjadi, beliau membantu orang yang beliau sendiripun tidak kenal dengan orang tersebut dan lupa bahwa beliau pernah membantu.
Kami melihat dan menilai, bahwa seorang Irwan Prayitno jika membantu orang, tidak tanggung-tanggung, harus tuntas. Sangat banyak cerita dari sahabat, kolega dan rakyatnya tentang bagaimana Gubernur Sumbar ini sebagai pribadi membantu dan menolong orang lain. Namun, apapun bentuk bantuan yang melapangkan orang ini, selalu dalam kaedah alur dan patut, etika serta peraturan yang berlaku.
Diantara banyak cerita, jujur kami sering mengalami bantuan beliau secara pribadi. Baik bantuan moril dan lain-lain. Hanya kepada Allah SWT kami memohon, kiranya dibalas dengan berlipat ganda, karena saya yakin kami-kami tak akan mampu membalasinya.
Prof Irwan Prayitno tidak bisa mendengar dan melihat kesedihan dan penderitaan orang lain. Jangan pernah bersedih-sedih dan bermuram durja didepan beliau, bisa panjang pertanyaan yang meluncur dari mulut nya. Sebelum dapat jawaban yang memuaskan, jangan harap beliau akan berdiam diri. Begitulah perhatian beliau kepada sahabat-sahabatnya. Beliau sangat perhatian kepada sahabat, staf dan warga masyarakat. Jangan uji kesetiakawanannya, karena kesetiakawanan beliau sangat tinggi.
Pak Irwan Prayitno bercerita, bahwa apalah artinya kehidupan kita yang sementara ini, selagi bisa berbuat baik, kenapa tidak? Ingatlah, kita ini dituntun oleh ajaran Allah nan Mulia. Kita sering baca al Quran, namun kadang jarang melaksanakannya. Kita juga berpegang kepada Al Hadist, namun sering lupa mengamalkannya.
Sering beliau memberikan tausyiah kepada kami, tentang ajaran Islam nan mulia tentang perihal tolong menolong dan sepertinya hadis dan uraian dibawah ini sering beliau kutip dan disampaikan kepada teman, sahabat dan warga masyarakat dimanapun ada kesempatan.
Begini tausyiah nya..
Saudara-saudaraku….
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).