Mohon tunggu...
Safri Sebastian Sihombing
Safri Sebastian Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Sales-marketing dan Finance Specialist | Writer dan Debater | Social-Economics Researcher

Fonder Forum Debat dan Ilmiah Mahasiswa (FODIM) Unimed, Inisiator Ruang Berbagi 7, Iniator dan Penasehat Himpunan Mahasiswa Paranginan || Penerima Penghargaan Lomba Artikel Blog Kementerian PUPR dan Blog Competition Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI 2020 || Penerima Penghargaan Lomba Karya Tulis Ilmiah PT Inalum Persero 2019 || Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2019 || Peraih Juara Debat Mahasiswa Tingkat Nasional || Juara 1 Call for Paper UTM Madura dan Finalis Terbaik KBMK Bidang Kasus Pemasaran Kemenristekdikti 2019 || Tidak ada yang dapat mengalahkan ketekunan sekalipun kekuatan dan kejeniusan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Tuhan Berkehendak Lain

19 April 2018   22:04 Diperbarui: 19 April 2018   22:07 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup hanyalah sebuah perputaran yang membuat kita terus bergerak dan tidak pernah berhenti. Manusia yang berhenti bergerak adalah mereka yang tidak mempunyai tujuan hidup dan bahkan menyerah akan keadaan yang ada. Terkadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Jadi, apakah itu menjadi alasan untuk kita berhenti bergerak.? Itulah yang pernah saya alami. Suatu hari saya pernah mengalami suatu keadaan yang membuat saya hampir tidak mengerti akan tujuan hidup. Dulu saya sangat mendambakan suatu Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia, yaitu PKN STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). 

Saya menganggap bahwa STAN adalah satu-satunya jalan dan cara menuju sukses. Dua kali berturut-turut saya mencoba sekolah punggawa keuangan negara ini dan hasilnya dua kali saya ditolak. Waktu percobaan USM STAN yang kedua saya dinyatakan gagal ditahap kedua itu adalah bagian yang sangat menyakitkan bagi hidup saya. Saya merasa sangat terpukul dan tidak bisa menerima diri saya sendiri. Saya hampir frustrasi dan hampir depresi. Kemudian saya dingatkan oleh keluarga dan teman-teman bahwasanya ada banyak cara menuju sukses. 

Dulu saya berpikir dengan kekayaan saya dapat membahagiakan orang tua saya dan berdampak buat banyak orang. Tetapi ternyata apa yang saya pikir tersebut adalah salah. Kita dapat membanggakan orang tua kita atau oarang lain dengan sikap yang kita perbuat atas mereka. Dengan masukan dan dukungan dari keluarga serta teman-teman akhirnya saya kembali semangat untuk melanjutkan pendidikan saya dan meraih kesuksesan saya. 

Saya yang dulunya tidak mau melanjutkan kuliah saya yang sekarang (Unimed) kini membuat saya terus bergerak dan tidak menoleh ke belakang. Saya terus melanjutkan pendidikan saya dan dengan semangat meraih mimpi di Universitas Negeri Medan (Unimed).

Manusia selalu memikir-mikirkan rencananya tetapi Tuhanlah yang menetapkan arah langkahnya. Demikianlah hal yang sering kita alami, kita sering sekali memikirkan itu dan ini akan tetapi Tuhanlah yang menjadi penentu semuanya. Kita manusia hanya bisa melakukan apa yang bisa kita perbuat. Ada sebuah kata-kata bijak yang sangat luar biasa maknanya, yaitu "Dimanapun engkau berada, dan saat kapanpun engkau, jika engkau adalah Emas maka engkau akan tetap menjadi berarti". 

Itulah yang membuat saya juga menjadi makin semangat artinya ada banyak perjalanan untuk sukses dan banyak jalan menuju Roma. Dimanapun seseorang ditempatkan bila dia adalah orang yang memiliki semangat dan ketekunan untuk meraih impiannya maka dia akan tetap menjadi orang yang berkenan dan berkualitas.

Success is the journey dont destination adalah suatu pernyataan yang mempunya arti bahwa sukses adalah perjalanan bukan tujuan. Saya berpikir bahwa benar sukses itu adalah perjalanan yang berarti kita harus tetapa melakukan yang terbaik dan terus berjuang untuk menjadi yang terbaik karena sukses itu bukan tujuan tapi bagaimana perjalanan tersebut dapat kita jadikan perjalanan yang menyenangkan walaupun itu sederhana. Belajar untuk menjadi diri sendiri adalah hal yang penting untuk terus kita pegang.

Tuhan tahu persis apa yang terbaik buat hidup kita. Ketika saya mensyukuri apa yang saya alami saat ini perkara-perkara yang besar juga terjadi bagi hidup saya. Saya belajar untuk mendengarkan apa yang Tuhan katakan bukan apa yang saya katakan. Karena apa yang saya katakan belum tentu benar, tetapi apa yang Tuhan katakan sudah tentu benar dan yang terbai buat saya. Mari kita masing -- masing mensyukuri hidup ini ; bukan bahagia yang membuat kita bersyukur akan tetapi bersyukurlah yang buat kita bahagia. Salam Kebajikan !!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun