Mohon tunggu...
Diyah Isthi A
Diyah Isthi A Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah💫

Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seputar Pilkades

2 Juni 2022   20:37 Diperbarui: 2 Juni 2022   20:45 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lalu saya bertanya mengenai dalam pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan kepala desa manakah yang paling rawan terjadi kecurangan. Beliau menjawab semuanya pasti akan melakukan apapun itu yang berbau curang seperti politik uang, namun beliau menambahkan pemilihan kepala desa juga termasuk yang paling rawan dari semuanya. Kenapa? karena dilihat dari segi geografis seperti luas wilayah desa yang kecil apalagi jika desa 

tersebut memiliki luas wilayah yang amat lebih kkecil sehingga akan menimbulkan kerawanan persaingan. Hal ini lebih rawan jika yang mencalonkan diri sebagai kepala desa adalah sesama keluarga, bau perselisihan semakin memanas jika ditambah dengan kubu kubu pendukung yang satu sama lain menyatakan perselisihan. Hal ini menggambarkan betapa panasnya atmosfir politik dalam system desa. 

Nah di samping itu, terjadinya politik uang juga memiliki kemungkinan sangaat besar karena sengitnya persaingan antar keluarga untuk menarik masyarakat sebagai pemberi suara dan juga biasanya di desa Campa para pendukung dari tiap tiap calon kepala desa akan bermain taruhaan. Siapa yang berkubu pada calon kepala desa yang memenangkan pemiihan tersebut dia yang akan memenangkan pertaruhan tersebut.

Dari kerawanan tersebut bahkan bisa menjadi factor yang mengurangi dan memudarkan penerapan asas asas dalam pemilihan umum ini, yaitu asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil). 

Tidak ada lagi rahasia di antara pemberi suara maupun anatra calon kepala desa dengan pemberi suara. Tidak ada lagi kebebasan dalam menentukan hak pilih bagi para pemeberi suara karena adanya politk uang tadi. Tidak ada lagi kejujuran dalam pemilihan ini karena salah satu atau smeua calon kepala desa mmelakuakkn sebuah kecurangan demi kemenangan. 

Tidak ada lagi keadilan yang tercipta dalam pemilihan kepala desa ini karena memenangkan pemilihan dengan cara yang curang sehingga menimbulkan ketidak adilann bagi calon kepala desa yang lain. jadi inilah sisi buruk dari pemilu di Indonesia yang masih belum bisa di sembuhkan. 

Semoga kedepannya pemilu di Indonesia akan segera membaik dengan tetap mempertahankan asas asas pemilu tersebut. Hal ini tentu bergantung pada generasi selanjutnya apakah bisa merubah kebiasaan ini atau tetap dengan keadaan pemilu seperti sekarang.

https://ebook.banyuwangikab.go.id/files/akuwargaindo6/files/basic-html/page41.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun