Artikel kali ini akan berisi perjalanan saya di mata kuliah kewarganegaraan semester 2 yang diajarkan oleh Bapak Edi Purwanto. Beliau termasuk dosen favorit di kelas saya. Sama seperti semester 1 kemarin dengan matakuliah Pancasila, juga diajarkan oleh beliau. Jadi 1 tahun ini kelas saya mendapat kesempatan untuk menerima ilmu dari beliau, walaupun tidak bertemu secara langsung di kampus.
Nah, selama 1 tahun ini dalam mata kuliah yang dipegang beliau, tugas tugas yang kami terima yaitu berupa menulis artikel yang wajib kami buat 1 kali dalam seminggu. Di semester 1 kita menulis aartikel sesuai materi yang dipresentasikan dan didiskusikan pada hari pertemuan. Artikel yang kita tulis adalah mengenai pendapat, pandangan, dan pemahaman yang kita dapati dari pertemuan pada hari itu.
Lalu di semester 2 kita juga menulis artikel setiap minggunya, namun di semester 2 ini sangat berbeda dari semester sebelumnya. Kali ini menurut saya sangat menantang kepercayaan dan keberanian diri. Walaupun 3 tugas pertama adalah menulis tentang teman sekelas,
tentang ibu dan juga ayah karena pada saat itu sebagian mahasiswa masih berada dalam Ma'had dan masih belum diperbolehkan keluar sehingga kegiatan untuk mewawancarai narasumber tidak bisa dilaksanakan. Pada tugas ke 4 samapai minggu yang lalu itu full wawancara.
Selama 1 semester dengan tugas full wawancara, tentu saya pernah mengeluh karena setiap minggu harus mencari narasumber. Menurut saya di semsester ini, tugas tugas mata kuliah kewarganegaraan adalah yang paling berat dari tugas mata kuliah lain.
Terasa sangat berat sekali harus mewawancarai orang dalam seminggu sekali di samping juga ada tugas dari mata kuliah lain. Mungkin tugas artikel ini mengganti jam yang setiap minggunya kosong dan memberi kami kebebasan. Tapi tak mengapa, tugas wawancara kali ini saya anggap latihan jika nanti diberi tugas serupa lagi.
Tentu, dari banyaknya tugas kita bisa belajar membagi waktu untuk mngerjakannya. Di samping itu saya juga senang senang aja mendapat tugas mewawancarai, karena dalam mewawancarai seseorang itu butuh keberanian, kepercayaan diri, dan juga mengurangi sifat pemalu saya. Jadi saya bisa melatih semua itu melalui tugas ini.
Dari tugas tugas yang saya dapat, tugas dengan tema mengunjungi tempat ibadah non muslim dan bertanya apapun yang kita inginkan memberikan pengalaman yang paling saya sukai, yakni ketika mmewawancarai seorang tokoh agama Kristen Katholik.
Melalui tugas menulis artikel ini, kebisaan saya dalam menulis bisa berkembang, ya walaupun perkembangannya tidak besar. Saya sempat berpikir, setelah selesai semester 2 ini apakah akun kompasiana saya akan dibuang begitu saja, sebab tidak ada lagi tugas yang mengharuskan update artikel setiap minggunya.
Saya juga sempat memiliki rencana agar akun kompasiana saya tetap memposting artikel baru, walaupun tidak tiap minggu. Tapiiiiii, kemalasan ini muncul begitu saja, malas mencari bahan artikel, malas ketika ada ide menulis tidak langsung dituangkan di atas kertas putih sehingga ketika ingin menulisnya lagi jadi lupa.
Jika nanti bapak masih menjadi dosen pengampu mata kuliah apa pun itu di semester berikutnya, jujur saya senang tapi di lain sisi ada rasa menolak hal tersebut (maaf sebelumnya Pak J). Saya senag karena bentuk tugas yang bapak berikan berbeda dari tugas yang lain, bisa melatih kemampuan menulis saya, memperbanyak kosa kata,
apalagi di posting melalui laman kompasiana yang mengharuskan artikel tersebut berasal dari buah pikiran diri sendiri, tidak copy paste. Jika tidak, bisa bisa akan dihapus oleh pihak kompasiana
Sejak semester awal, saya sempat mengeluh dengan tugas menulis artikel tiap minggunya, apalagi diposting di kompasiana.
Mengeluh karena tiap minggu ada tugas untuk menulis artikel, mengeluh karena jika dibanding dengan mata kuliah yang lain tidak meberikan tugas setiap minggunya, mengeluh karena awal awalnya tidak terbiasa menulis apalagi ini menulis artikel yang nantinya akan dibaca oleh semua orang.
Saya juga sempat membayangkan dan bermonolog "wah menulis artikel tiap minggu nih, pasti suliit. Mana belum pernah lagi". Tapi lama kelamaan jadi terbiasa menulisnya.
Nah dari semua artikel yang saya tulis, menurut saya semuanya masih belum bagus, apalagi dari segi kosa kata yang saya gunakan, terus dari ide ide untuk bahan menulis yang menurut saya kurang menarik, dan penyampaiannya juga menurut saya masih kurang.
Dari sini motivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis saya naik, karena lewat menulis dengan penyampaian yang bagus akan meberikan kesan tersendiri bagi para pembacanya. Bisa menjadi bekal untuk saya jika nanti masih diberi umur dan kesehatan untuk menulis skirpsi.
Oh ya, saya berencana pas liburan nanti ingin menulis artikel dan memajangnya di kompasiana. Tentang apa yaaa? Apakah ada yang penasaran dengan adat budaya Bima? Pernah dengar "Rimpu Mbojo"?. Insha Allah saya nanti akan menulis artikel tentang adat Rimpu yang berasal dari Bima. saya gak janji yaa J, tapi saya akan mengusahakan menulisnya sesuai dengan apa yang saya rencanakan.
Kemarin kemarin saya dan teman saya saling memberikan pendapat karena Bapaknya tidak ada info kalo tidak salah 2 minggu berturut turut. Kami awalnya positive thinking mungkin memang tidak ada tugas buat kita. Tapi ketika negative thinking nya muncul kami mengira ngira mungkin
Bapaknya marah karena sejak menulis artikel tentang KPU dan Bawaslu tidak ada lagi yang nge-list di grup chat, sempat juga menaut-nautkannya dengan UAS. Karena kami mengira bapaknya marah mungkin UAS nya dipersulit J. Tapi kenyataannya tugas UAS nya tidak sesulit dan seberat yang sudah kami bayangkn wkwk.
Tugasnya malahan menyenagkan, tidak perlu berpikir tidak perlu mencari referensi wkwk. Saya sebagai penulis dan sebagai mahasiswa dari matakuliah bapak memohon maaf sebesar-besarnya atas etika yang buruk dan ketidaksopanan kami, apapun itu yang membuat bapak marah ataupun emosi. Terimakasih atas semua ilmu yang bapak berikan kepada kami dan terimakasih atas motivasi-motivasinya ketika kami tidak percaya diri dengan tulisan yang kami buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H