Mohon tunggu...
Diyah Isthi A
Diyah Isthi A Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah💫

Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Menjelang Ramadhan di Desa Rasabou

31 Maret 2022   21:33 Diperbarui: 1 April 2022   00:49 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Hai di sini aku akan menceritakan tentang budaya dan tradisi apa saja dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang ada di daerah tempat tinggal ku. Pasti di setiap daerah memiliki budaya dan tradisi yang berbeda beda dalam menyambut bulan Ramadhan.

Bulan Ramdhan adalah bulan ke 9 di dalam kalender Hijriyah dimana kata Ramdhan ini memiliki arti panas yang menyengat. Di bulan ini kita umat islam di wajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Puasa adalah salah satu rukun islam yang ke 4 yang wajib kita kerjakan. 

Puasa artinya tidak makan dan minum serta menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari di ufuk barat. Tujuan kita puasa adalah agar kita bertakwa, sebagaimana firman Allah surah ke 2 ayat ke 183:

"Wahai orang orang  yang beriman!, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibka atas orang sebelumnya agar kamu bertakwa". Selain itu berpuasa juga bertujuan agar kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita dan agar kita selalu berada dalam bimbingan kebenaran. Di bulan ini Al-Quran pertama kali di turunkan di gua Hira pada 17 Ramadhan 610 M.

Dalam beberapa hari lagi bulan yang selalu kita tunggu tunggu kedatangannya akan tiba. Bulan suci yang selalu kita rindukan kehadirannya. Bulan yang penuh berkah. 

Di awal April nanti antara tanggal 2 atau 3 kita akan memasuki hari pertama bulan suci Ramadhan. Di bulan ini selain berpuasa, umat muslim akan berlomba lomba untuk beribadah kepada Allah, melakukan kebaikan dan meraih pahala.

Nah, di daerah tempatku tinggal yaitu di Desa Rasabou, dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan biasanya masyarakat di sini akan mengadakan Do'a Bola (dan ini juga merupakan kebiasan masyarakat Bima) yang dilakukan pada bulan Sya'ban. 

Do'a artinya berdoa dan Bola artinya bangun. Bangun dalam konteks ini adalah bangun untuk melakukan zikir dan juga berdoa di malam hari di bulan Sya'ban. 

Dari kitab Madza fi Sya'ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki -- sebagaimana riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya'ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan)," (HR Al-Baihaqi). 

Do'a Bola biasa dilakukan setelah solat Isya atau Maghrib. Orang orang yang mengadakan Do'a Bola ini akan memanggil tetangga, kerabat, teman dan saudara saudari untuk ikut dalam kegiatan ini. Dimana orang yang mengadakan Do'a Bola ini akan menyediakan Jangko yaitu berupa makanan ayang akan dibawa pulang oleh semua orang yang hadir di acara ini. 

Jangko biasanya berupa Oha Mina (Nasi Lemak) yaitu yang terbuat dari beras ketan dengan santan kelapa dan setelah matang akan dicampur dengan minyak. Biasanya di campur dengan bawang goreg, kukusan biji kacang merah atau karaba (padi yang di sangrai). 

Kemudian ada buah Pisang sebagai pencuci mulut serta kue kue kecil. Kue kue kecil ini sperti Ponte Kalo (Naga Sari) yaitu pisang di baluti dengan fla terigu, ada Pangaha Bunga (kue yang berbentuk bunga), lalu ada Range (kue tepung beras yang di campur dengan parutan kelapa dan gula pasir dimasak dengan dipanggang). 

Nah, jangko ini bisanya dibawa pulang dan sudah dikemas oleh yang mengadakan Do'a ini. Biasanya dikemas denagn karton, plastic atau juga menggunakan wadah seperti baskom dengan ukuran kecil. Dalam ritual Do'a Bola, jamaah biasanya akan membacakan surah Yasin.

Yang membuat Oha Mina (Nasi Lemak) biasanya akan dikerjakan oleh ibu ibu yang sudah berusia, dan ini adalah salah satu tradisi dalam membuat Oha Mina tersebut.

Oh ya, yang penasran mengenai Karaba tadi, Karaba adalah padi yang di sangrai sampai mekar seperti halnya jagung yang digoreng sampai menjadi pop corn.

Budaya selanjutnya adalah berziah ke pemakaman, untuk menziarahi (mengunjungi) keluarga dan kerabat yang telah wafat. Mendoakan orang yang sudah tiada dengan membaca tahlil, solawat atau surah surah dalam Al-Quran. 

Biasanya dilakukan sehari sebelum masuk bulan Ramadhan. Para keluarga akan membawa air sendiri dengan wadah cerek atau lainnya  yang digunakan untuk menyiram kuburan.

Sedikit info mengenai menziarahi kubur, pada zaman Rasulullah di awal awal Islam Beliau melarang untuk menziarahi kubur, karena waktu itu ziarah kubur hanya untuk menyombongkan diri, bahkan orang yang meninggal akan membayar oranag orang yang akan menziarahi kuburnya itu untuk menangis, karna dengan menangis oaring oaring akan memandang orang wafat itu sangat baik dan sempurna sehingga membuat orang oaring yang menziarahinya sampai menangis. Karena iman pada saat itu masih lemah.  Tapi Rasulullah kembali membolehkan kebiasan ini. Sebagaiamana hadis Riwayat Turmidzy :

:

"Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang, Muhammad telah diberi izin ke makam ibunya, maka sekarang berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat."

"Tapi kemudian ziarah kubur melembutkan hati. Kalau sudah hati lembut, meneteskan air mata, mengingatkan kepada mati, maka hadist yang melarang ziarah kubur itu hukumnya mansukh, mansukh itu artinya terhapus," kata UAS dikutip dari YouTube Ustadz Abdul Somad Official, Kamis (24/3/2022).

Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah, tidak lain dan tidak bukan untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang akan tiba dalam beberapa hari kedepan. Semoga lancar puasanya dan perbanyak beribadah. Oh ya, jangan memperbanyak ibadah hanya di bulan ramdhan saja, tetapi di semua bulan. Semoga kita senantiasa istiqomah dalam hal kebaikan.

Salam dari Bima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun