Mohon tunggu...
Diyah Isthi A
Diyah Isthi A Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah💫

Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

My Hero

10 Maret 2022   20:46 Diperbarui: 10 Maret 2022   20:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ayah, seorang imam yang memimpin keluarga kecilnya istri dan anak anaknya. Semua tentangnya tidak bisa di gambarkan dengan singkat dan sederhana, banyak sekali yang ingin ku ceritakan, namun sulit sekali untuk di ungkapkan dengan tulisan. Hanya bisa kusimpan di dalam lubuk hati. Hanya aku yang boleh tau dan tidak akan aku umbar umbar semuanya. 

Banyak orang di dunia ini menjalani kehidupan tanpa  sosok seorang ayah, nah kita yang masih bisa bercengkrama dan bersendaguarau dengan beliau harus  bersyukur atas nikmat ini. Ayah adalah sosok yang sangat kuat, sekuat baja. 

Tidak pernah mengeluh untuk menghidupi keluarganya, berusaha sekeras yang dia bisa agar anak anaknya bisa hidup dengan berkecukupan dan merasa aman. Ayah adalah panutan bagi anaknya anaknya untuk menjadi anak yang kuat, menjadi anak bertanggung jawab dan senantiasa berusaha. 

Ayah adalah sosok yang sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter dan akhlak yang baik bagi anaknya. Agar anak anaknya tumbuh menjadi anak yang bberbudi pekerti luhur, menjadi anak yang mandiri, dan taat beribadah kepada sang pencipta.

Nah di sini aku ingin bercerita sedikit tentang sosok ayah ku. Ayah ku  bernama Fahmi, anak dari sepasang suami istri A. Razak Manan dan Khadijah, Dia adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara, artinya anak bungsu atau terakhir. Ayah ku lahir empat puluh tujuh (47) tahun yang lalu di desa yang sama seperti Ibuku yaitu di Desa Campa di bulan Januari tanggal 3. Pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN Inpres Campa. 

Dimana SDN Inpres Campa adalah sekolah yang letaknya disamping sekolah Ibu ku, yaitu SDN 2 Campa. SDN Inpres Campa juga adalah sekolah dasar tempat ku pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar. Kemudian ayah ku melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Bolo, yang letaknya jauh dari desanya, jadi ayahku tinggal di kos dekat dengan sekolahnya. 

Ayahku adalah seorang yang tidak pernah main tangan kepada anak anaknya, Dia juga jarang marah kepada kami, diam adalah ciri ciri ayahku ketika marah. Apapun yang anak anaknya minta pasti di penuhi. Banyak yang bilang kalo kita minta uang jajan pada Ibu kita akan diberi secukupnya saja, tapi kalo kita minta ke ayah pasti lebih banyak dari ibu (hihi) ayah itu sekalinya ngasih, bisa untuk jajan seminggu jajan. Ini termaksud juga berlaku pada ayahku. 

Setelah lulus dari SMP Ayah ku melanjutkan ke jenjang SMA, Beliau bersekolah di SMA yang ada di Kota Bima. Ayahku ketika SMA dia ambil kelas Fisika mulai kelas 11 hingga ayahku lulus dari sana. Di kota Bima ayahku juga kos disama, karena Jarak desa ayah ku ke kota Bima sekita 90 Kilo Meter. Lalu setelah lulus SMA dia melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi  yaitu ke jenjang universitas. Ayahku mendaftar di Universitas Mataram dengan jurusan Hukum. 

Ayah ku di Mataram ngekost di daerah Ampenan. Untuk menuju ke kampus membutuhkan waktu 10  sampai 15 menit untuk sampai. Dari bima ke mataram pada saat itu lebih murah menggunakan bis, harga tiketnya kisaran 50 ribu rupiah. Membutuhkan waktu 24 jam bahkan lebih penuh utnuk sampai ke Mataram. 1 kali mneyeberangi lautan.

Sekarang ayah ku tiap hari Sabtu atau hari Minggu basanya pergi ke Desa Campa untuk membentu Nenek dan Kakek ku atau orang tua dari ayahku untuk membantu mereka mengurusi sawah. Seperti membantu memupuk, membajak, menanam padi atau jagung, mengairi sawah dan juga memanen padi. 

Di samping itu Ayah ku bekerja di Kantor Urusan Agama kecamatan Bolo. Senin samapi jumat pergi berangkat jam 7 sekalian mengantar adik ke sekolah, setiap hari pulang kerja di sore hari. Kadang sampai magrib juga baru bisa pulang. Bahkan malam malam juga masih berkutat di depan laptop. 

Untuk mengurusi orang orang yang daftar menikah lewat online. Melihatnya tidak memperlihatkan rasa lelah dihadapan anak anaknya membuatku sedikit iba kepadanya. Seorang karyawan honorer, dengan jam kerja yg tidak sebandingg dengan pendapatannya. 

Mungkin ada juga dari kalian yang sama seperti sosok ayahku. Yang penting kita bisa beryukur, merasa apa yang kita dapatkan itu sudah lebih dari cukup. Agar kita terhindar dari kata boros dan hura hura.

Bekerja untuk masa depan anaknya, dengan menyekolahkan anak anaknya setinggi mungkin, berharap kehidupan anak anaknya bisa lebih baik daripada kehidupan anaknya. Perjuangan seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga sungguh luar biasa. Kita tidak mengetahui semua apa yang dirasakan oleh ayah kita. Bagaimana lelahnya untuk menghidupi, melindungi, dan menjaga keluarga kecilnya. 

Namun, kita bisa berdoa kepada-Nya, mendoakan kedua orang tua kita diberi kesehatan, di mudahkan rezeki, dan umur panjang untuk melihat kita sukses. Mendoakan lelahnya ayah kita di ganti dengan kebaikan di akhirat nanti.

Kita sebagai anak, melihat perjuangan ayah kita, sebaiknya kita juga berusaha menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita, berusaha menjadi anak yang bisa membahagiakan ayah kita juga ibu kita, jangan sia siakan perjuangan ayah kita mencari rezeki agar kita bisa mengenyam pendidikan.

Belajar yang rajin dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar dimuadahkan semua urusan. Jadilah sosok yang membuat orang tua mu bahagia dan bersyukur kapadanya-Nya karean telah diberi kepercayaan untuk membesarkan dan mearwatmu.

Disini aku selipkan sebuah puisi untukmu

AYAH

Seorang imam keluarga

Sosok insan sekuat baja

Yang menjadi benteng bagi keluarganya

Melindungi dan menjaga dari terpaan badai

Jari-jarimu yang hangat

Membelai dan mencitai aku yang kecil

Pelukanmu membuatku nyaman

Seakan tidak ada yng berani melukai ku

Dengan ini kau adalah panutan hidupku

Mengajariku artinya kasih sayang

Mengajariku arti kebaikan

Mengajariku tentang tanggung jawab

Betapa mulianya hatimu

Kudoakan semua yang baik untuk mu

Ku selalu menyayangimu hingga akhir

Terimaksih Ayah untuk segala pengorbananmu

(Puisi dari anakmu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun