Mohon tunggu...
072_Rizka Ulima Qotrunida
072_Rizka Ulima Qotrunida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication and Broadcasting '21

Jangan merasa tidak punya dosa!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahalnya Minyak Goreng, Ibu-ibu pada Ngomel

26 Juni 2022   18:20 Diperbarui: 26 Juni 2022   18:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Rizka Ulima

Ditengah-tengah kondisi pandemi covid-19 yang kini sudah mulai membaik, masyarakat dihadapkan dengan perosoalan kenaikan harga minyak goreng yang merupakan salah satu dalam kebutuhan pokok. Harga minyak goreng sempat turun menjadi Rp. 14.000 per liter. Tetapi itu hanya terjadi beberapa saat, karena nyatanya stok minyak goreng menipis dan akhirnya menjadi langka. 

Terdapat masyarakat yang mengetahui berita tentang kekurangan ketersediaannya minyak goreng, dan akhirnya masyarakat berbondong-bondong membeli minyak sampai berebutan, bahkan ada yang membeli sampai satu keluarga, lalu besoknya beli lagi, dan sorenya beli lagi. 

Akibatnya ketersediaan minyak goreng cepat habis. Apa sebenarnya yang membuat harga minyak goreng mahal? 

Penyebabnya ialah minyak kelapa sawit mentah atau bisa disebut crude palm oil (CPO) yang sebagai bahan bakunya kini harganya meningkat sehingga membuat harga minyak goreng juga naik. Pandemi covid-19 juga menjadi penyebab naiknya harga minyak goreng karena produksi CPO yang menurun drastis.

Ketersediaan minyak goreng di warung, toko, pasar hingga swalayan kini masih mahal. Kenaikan harga minyak goreng yang mahal kini juga menaikkan biaya produksi usaha makanan, yang mengakibatkan penjual makanan berkurangnya keuntungan usaha yang diperoleh. 

Sehingga penjual makanan terpaksa melakukan pengurangan pada porsi makanannya atau meningkatkan harga produk makanannya, agar tetap menjaga keberlangsungannya usaha mereka. Hal ini akan berdampak terhadap konsumen. 

"Saya mengeluh perihal harga minyak yang naik karena ekonomi yang kurang mencukupi tetapi karena itu merupakan kebutuhan pokok, maka mahal tetap saya beli karena saya butuh, jika tidak saya juga mengurangi penggunaan minyak goreng dengan cara merebus," ujanya Ibu mara'tun.

Pemerintah perlu melakukan kebijakan yang tepat untuk mengembalikan harga minyak goreng agar kembali dengan normal, atau bisa dengan mensubsidi kepada masyarakat, karena minyak goreng merupakan kebutuhan pokok. Dengan harga minyak goreng yang mahal ini,akan menjadi dorongan meningkatnya harga dengan terus-menerus. 

Pemerintah juga perlu melakukan pengawasan ketersediaannya minyak goreng dan harga barang kebutuhan pokok secara sistematis dan terarah. Hal ini berguna untuk menjaga agar peningkatan harga minyak goreng dapat terkendali.

Sumber Foto : Rizka Ulima
Sumber Foto : Rizka Ulima

Sumber Foto : Rizka Ulima
Sumber Foto : Rizka Ulima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun