Mohon tunggu...
ferry ferdiansyah
ferry ferdiansyah Mohon Tunggu... -

pengemar sepeda

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tanaman dan Keberlangsungan Kehidupan

19 Desember 2012   00:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Konsep ekonomi hijau yang selama ini didengungkan menunjukan kepedulian bangsa ini terhadap lingkungan. Sejumlah pendekatan pembangunan ekonomi hijau itu sendiri, diwujudkan dalam sejumlah komitmen antara lain rencana penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26 persen sampai 41 persen, melalui pembangunan ekonomi rendah emisi karbon.

Lingkungan selama ini, memiliki arti penting bagi manusia.Untuk itu guna memelihara bumi yang menjadi tempat tinggal kita, diperlukan sebuah kesadaran yang cukup besar. Penulis akui, untuk mengubah cara pandang seseorang tidak lah mudah apa lagi untuk mengembangkan kebijakan berbasis lingkungan.

konsep menjaga dan melestarikan lingkungan, diperlukan sebuah kesadaran yang kuat dari individu masing-masing. Sudah menjadi kewajiban, masalah penghijauan adalah masalah bersama, bukan sebatas tanggung jawab pemerintah semata. Agar konsep ini dapat terlaksana diperlukan kesadaran dalam diri setiap manusia.

Selain dari kesadaran itu sendiri, dibutuhkan komitmen politik untuk melaksanakan agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berkeadilan. Campur tangan negara sangat dibutuhkan, tujuannya untuk mengontrol guna menjaga keseimbangan antara masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup.

Filsuf Norwegia, Arne Naess, yang terkenal dengan konsep deep ecology pernah menyatakan, krisis lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini hanya bisa diatasi dengan cara mengubah secara fundamental dan radikal cara pandang dan perilaku manusia terhadap lingkungannya. Kerusakan lingkungan memang tidak bisa dipandang secara parsial.

Dalam pemikiran antroposentris, manusia dianggap sebagai pusat dalam mengatasi berbagai masalah. Namun, sesuai dengan konsep deep ecology Arne Naess, upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup tidak dapat hanya berpusat pada manusia melainkan harus berpusat pada makhluk hidup secara keseluruhan. Ideologi kerakusan. Tidak terpenuhinya hak-hak dasar manusia dan terus terjadinya ketidakadilan lingkungan menjadikan bumi semakin rentan.

Pernyataan ini dapat diartikan sebagai pemahaman akan penanaman sebuah etika didalam lingkungan kehidupan yang pada akhirnya menuntun umat manusia berinteraksi dengan dengan lingkungan hidup secara sehat.

Kegiatan berolah raga dan melestarikan lingkungan, dengan tajuk ‘Gaya Hidup Hijau’, menunjukansinergi yang dilakukan WWF-Indonesia dalam mengurangi dampak emisi yang akan sangat berpengaruh bagi kelestarian lingkungan dan kesehatan. Kegiatan ini sudah selayaknya mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat luas.

Dapat dibayangkan, jika secara keseluruhan gerakan penanaman pohon ini dilakukan di seluruh Tanah Air maka akan menjadi kekuatan yang bisa menjaga bumi dari kerusakan dan kembali melestarikan keberadaan bumi.Dengan adanya moment hari jadi WWF dan ajakan menanam pohon serta melestarikan lingkungan, setidaknya menyadarkan kita sebagai penghuni bumi ini akan arti penting melestarikan alam yang merupakan tanggung jawab bersama. Tanggung jawab iniselayaknya diwariskan oleh anak cucu kita di masa akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun