Mohon tunggu...
Almaas Saniyyah Salmaa
Almaas Saniyyah Salmaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya merupakan mahasiswa fisioterapi semester 2 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Fisioterapi dalam Menangani Kasus Down Syndrome pada Anak-Anak

26 Mei 2024   21:11 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:47 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Down Syndrome merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan oleh kesalahan pada saat pembelahan sel saat masih dalam kandungan. Kesalahan pembelahan tersebut biasa disebut dengan nondisjunction atau genetik yang gagal untuk memisahkan diri sehingga menghasilkan kromosom ekstra yang disebut dengan trisomi 21 (Centers for Disease Control and Prevention, 2016). Kelainan ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan fisik, mental, dan bahkan kecacatan. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan masalah terkait kesehatan lainnya, seperti gangguan jantung, pencernaan, dan gangguan pada gerak motorik yang menyebabkan anak tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara optimal.

Data Badan Kesehatan Dunia PBB, World Health Organization (WHO) tahun 2020 menyebutkan setiap tahun sekitar 3.000 sampai 5.000 anak lahir dengan kondisi down syndrome. Hingga kini, diperkirakan terdapat 8 juta penderita down syndrome di seluruh dunia. Banyaknya anak dan bayi yang menderita kelainan ini merupakan perhatian penting bagi tenaga kesehatan, karena penyandang down syndrome kurang mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal, untuk itu para tenaga kesehtan harus memberikan perhatian khusus dan melakukan tindakan khusus pada para penyandang down syndrome agar dapat menjalani kehidupan mereka dengan normal dan dapat menunjang kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Bayi dan anak kecil dengan gangguan down syndrome mengalami keterlambat mencapai tahap motorik awal seperti menggenggam, berguling, duduk, berdiri, dan berjalan. Kemajuannya sangat bervariasi, ada yang mencapai tahap ini sejak masa pertumbuhan bayi, dan ada pula yang sangat lambat dalam mencapainya. 

Pengobatan Sindrom Down tidak dapat disembuhkan secara total, namun keterlambatan perkembangan tersebut dapat dikurangi dengan cara meakukan terapi yang dilakukan oleh seorang fisioterapis. Terapi tersebut dapat meliputi terapi kerja, terapis fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara. Beberapa ahli percaya bahwa terapi stimulasi yang dimulai secepat mungkin, semakin baik kesempatan perkembangan yang baik dan semakin besar kemungkinan akan mengurangi biaya lebih lanjut dari rehabilitasi dan sekolah khusus, serta frustrasi orangtua (Alshammar et al., 2021).

Fisioterapi sendiri merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu/ kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehiduan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.( PMK no 65 tahun 2015). Fisioterapis sangat bermanfaat bagi individu dengan down syndrome. Fisioterapis memainkan peran penting dalam pengobatan penderita down syndrome. 

Intervensi fisioterapi dini untuk anak anak penderita donw shndrome dapat membantu mengatasi masalah perkembangan dan kelemahan otot, sekaligus memaksimalkan fungsi dan kualitas hidup mereka. Peran fisioterapis ketika menangani penderita sindrom Down bergantung pada tahap kehidupan dan biasanya berkaitan dengan memfasilitasi aktivitas fisik. 

Tergantung pada presentasi individu, di awal kehidupan fokusnya adalah pada mengoptimalkan keterampilan motorik dan meminimalkan perkembangan pola gerakan kompensasi yang tidak normal. Selama masa remaja dan dewasa muda, fokusnya adalah memaksimalkan kesehatan fisik dan mental. Di masa dewasa, fokusnya adalah menjaga fungsi, memperlambat kemunduran fisik akibat penuaan dini, dan menunda timbulnya penyakit Alzheimer .

Dalam melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus down syndrome, dilakukan intervensi Developmental Skill yang lebih terfokus kepada pembelajaran tahap perkembangan motorik pada tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaan intervensi ini, anak penderita down syndrome lebih didorong untuk melakukan latihan fisik atau kegiatan bermain yang terstruktur dengan adanya target spesifik (Irwanto, 2019). 

Dengan digunakannya metode latihan berjalan yang termasuk ke dalam Developmental Skill ini, diharapkan anak down syndrome bisa berjalan dengan normal maupun mendekati normal. Program fisioterapi pada penanganan anak Down Syndrome Fisioterapi adalah dengan membantu anak belajar untuk menggerakkan tubuhnya dengan cara/gerakan yang tepat (appropriate ways) dan meningkatkan kapasitas - kemampuan fungsional fisik anak down syndrome agar mamapu melakukan aktivitas sehari-hari, bermain dan berinteraksi dengan masyarakat sesuai atau mendekati anak normal.

  • Intervensi din                                                                                                                                                                                                                     
  • Biasanya, bayi dengan down syndrome belajar berjalan tetapi terlambat mencapai tahap ini. Peluang anak down syndrome dapat berjalan pada usia 24 bulan adalah 40%, pada usia 30 bulan sebesar 74%, dan pada usia 36 bulan sebesar 92%. 32 Perkembangan motorik yang tertunda dan tidak normal dapat mencakup berkurangnya gerakan, terutama melawan gravitasi; ketidakmampuan untuk memulai perubahan berat badan; kontrol postur yang tidak efektif; kecenderungan untuk terjebak dalam suatu posisi; dan kesulitan mengembangkan keterampilan motorik halus.
  • Menggunakan treadmill                                                                                                                                                                                                     
  • Pelatihan treadmill bertujuan untuk mendorong kemandirian berjalan dan pengembangan pola berjalan yang baik. Penggunaan treadmill sendiri juga memiliki manfaat langsung dan jangka panjang yang dapat meningkatkan pencapaian perkembangan, kemanjuran gerakan, dan tingkat aktivitas fisik .
  • Terapi aerobik                                                                                                                                                                                                                           
  • Orang dengan sindrom Down memiliki kebugaran kardio respirasi yang sangat rendah. Rendahnya kebugaran kardiorespirasi berdampak negatif pada penderita down syndrome dalam aktivitas sehari-hari. Dengan melakukan latihan aerobik (seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda, mendayung, dan berolahraga) dapat meningkatkan puncak VO yang mana bagus untuk meningkatkan kesehatan pada bagian jantung dan pernapasan.
  • Pelatihan ketahanan progresif                                                                                                                                                                                       
  • Kekuatan otot pada anggota tubuh gerak atas dan bawah berkurang hingga 50% pada penderita down syndrome, hak ini berdampak negatif terhadap kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Latihan resistensi progresif dianggap sebagai cara terbaik untuk meningkatkan kekuatan otot, bila diselesaikan dengan intensitas dan perkembangan beban yang cukup. Seperti bermain lompat tali, jogging, berenang, dan bersepeda
  • Pelatihan keseimbangan                                                                                                                                                                                                 
  • Kurangnya keseimbangan pada penderita down syndrome ini mengakibatkan gangguan pada sistem postural yaitu berkurang kekuatan otot, selain itu anak dengan gangguan down syndrome mengalami kendala dalam mencapai dan mempertahankan postur dan gerakan. Untuk itu diperlukannya pelatihan keseimbangan yang bisa dilakukan dengan  berjalan satu kaki, berjalan dengan benda di atas kepala, berjalan sambil mengankat lutut secara bergantian, dan masih banyak lagi.

Pelatihan yang diberikan oleh seorang fisioterapis seperti olahraga (pelatihan aerobik, pelatihan ketahanan progresif, program gabungan, pelatihan keseimbangan) tampaknya memiliki efek yang baik pada penderita sindrom Down, asalkan fisioterapis melaksanakan latihan sesuai dengan pedoman yang dianjurkan (yaitu dosis dan intensitas yang cukup), hal ini dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular, kekuatan otot dan mengurangi keterbatasan aktivitas. Namun Agar terapi ini membuahkan hasil yang hasil yang maksimal maka perkembangan dan perilaku sangat tergantung pada ko-morbiditas terkait, lingkungan rumah, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan orang tua. 

Terapi stimulasi dini dan intervensi perilaku telah terbukti meningkatkan hasil jangka panjang dan merupakan alat manajemen yang paling penting untuk anak-anak dengan sindrom Down. Orang tua perlu terlibat dalam memodatifkan program pelatihan, mengidentifikasi dan mengelola defisit perilaku, dan memaksimalkan keterampilan swadaya untuk mendorong kemungkinan independensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun