Masuknya covid-19 di Indonesia terdapat banyak masyarakat yang mengalami kepanikan, kecemasan yang dimana mereka takut apabila covid-19 ini menyerang diri mereka ataupun keluarga mereka. Â Terdapat berbagai sektor yang dirugikan termaksud dunia pendidikan. UNESCO menyebutkan bahwa akibat dari pandemi Covid-19 sudah mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas dan 86.034.287 pelajar dari pendidikan tinggi di seluruh dunia. Â Yang mana membuat pemerintah harus mengubah gaya belajar dari offline menjadi online atau disebut daring. Dimana pada saat sebelum covid-19 ini muncul mereka masih bisa untuk bertatap muka dengan guru, teman ataupun orang lain, yang sekarang hanya dapat bertemu via-online. Terdapat beberapa kendala saat peserta didik yang notabennya baru kali pertama harus beradaptasi dengan situasi covid yang mengaharuskan tetap belajar dirumah dan melakukan pembelajaran secara daring.
Menurut (Alang, 2015) terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yaitu :
- Faktor internal
- Yang meliputi faktor psikologis dan jasmaniah, dimana dalam kondisi covid-19 ini psikologis dan jasmaniah anak-anak rentan berubah dan mengalami pasang surut.
- Faktor eksternal
- Yang meliputi keluarga, masyarakat maupun lingkungan
- Dimana peran keluarga sangatlah mempengaruhi tingkat belajar peserta didik. terdapat dari mereka yang orang tuanya sibuk bekerja sehingga dengan pembelajaran daring ini membuat peserta didik semakin tidak terurus atau tidak dapat perhatian dalam melaksanakan pembelajaran daring, yang menuntut peserta didik agar mandiri, sedangkan jika mereka masih sangat dini sudah dibiarkan bermain hp mereka akan keasyikan dengan dunia ganget yang mereka pegang. Begitupun masyarakat dan lingkungan yang berpengaruh dalam hasil belajar seseorang.
Cara menangani kesulitan belajar :
Dimana pertama-tama kita harus menetapkan atau memetakan pada lokasi kesulitan belajar, entah mata pelajaran atau beberapa halaman saja yang mempengaruhi kesulitan belajar.
Kedua, kita dapat menganalisis perkembangan pada prestasi belajar kita. Dimana kita dapat melihat ataupun mengukur seberapa besar pengaruh pembelajaran yang ia alami, bisa dilihat dari hasil nilai ulangan atau peringkat saat ujian.
Ketiga, kita dapat melakukan dialaog secara jujur maupun terbuka tentang kesulitan belajar yang ia alami, dimana ia dapat bercerita tentang permasalahan belajar yang sedang dialami pada guru BK sehingga ia dapat memperoleh penanganan yang tepat.
Keempat, mencari latar belakang dari penyebab kesulitan belajar bersama guru BK/ guru pembimbing. Dimana dengan bantuan guru BK/ guru pembimbing ia secara bersama dapat mencari penyebab ia mengalami kesulitan belajar, entah dari gaya belajar, keluarga dan lain sebagainnya.
Kelima, menetapkan hasil untuk memecahkan masalah kesulitan belajar yang ia alami. Dimana dengan hasil diskusi dengan guru BK/ guru pembimbing tersebut ia dapat memecahkan masalah kesulitan belajar yang ia alami. Seperti menyusun rencana atau jadwal belajar yang baik.
Refrensi :Â
Alang, S. (2015). Urgensi Diagnosis Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar. Al-Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, 2(1).
Pujiastuti Setyo . 2020.Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan Anak.https://surveymeter.org/id/node/568
Hendayana Yayat .2020.Tantangan Dunia Pendidikan di Masa Pandemi. https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi/
Sofiyah Suwuh.2021.Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Pendidikan.https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/09/03/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-pendidikan/
