Mohon tunggu...
Chandra Ayu Fakhriani
Chandra Ayu Fakhriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling (2020)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik yang Terjadi dalam Kelompok, Apa Saja?

24 Desember 2022   15:28 Diperbarui: 24 Desember 2022   15:30 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok dapat dikatakan sebagai kumpulan dari beberapa individu dengan kesamaan pada suatu hal. Seperti penjelasan Yusuf (1998) bahwa kelompok merupakan beberapa individu yang menjalin interaksi dengan yang lainnya secara langsung atau tatap muka dalam beberapa pertemuan. Diperkuat oleh Iskandar (1990) yang mengemukakan bahwa sebuah kelompok merupakan sistem yang dijalankan oleh dua orang atau lebih dengan hubungan dan fungsi yang setara, memiliki peran masing-masing, serta norma atau standar yang mengatur aktivitas di dalamnya. Sehingga dapat diartikan bahwa kelompok merupakan sekumpulan orang dengan kesamaan minat yang berkumpul dan memiliki peran masing-masing serta diatur oleh norma atau peraturan yang telah ditentukan.

Kumpulan individu dapat dikatakan sebuah kelompok jika memenuhi beberapa ciri-ciri. Salah satunya seperti yang disebutkan oleh Sherif dalam Santoso (2009), yakni:

  • Memiliki motif yang sama antar anggota sehingga muncul tujuan bersama yang sejalan
  • Interaksi yang positif antar anggota
  • Guna mencapai tujuan, terdapat struktur kelompok yang meliputi peran dan jabatan masing-masing anggota
  • Guna mencapai tujuan, terdapat norma yang disetujui bersama sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan interaksi bagi setiap masing-masing anggota.

Meskipun sebuah kelompok telah memiliki kesamaan tujuan, peran masing-masing anggota, hingga aturan yang disepakati, namun hal-hal tersebut tak menutup kemungkinan akan timbulnya sebuah konflik. Pertentangan, perbedaan pendapat, pemikiran, atau bahkan pandangan bisa disebut sebagai konflik. Bukan hanya dalam kelompok, namun bisa pula muncul dalam diri masing-masing anggota. Kemunculan konflik dalam sebuah kelompok memang tidak bisa dihindari. Dilatarbelakangi oleh adanya berbagai kepribadian dan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Dan ketika konflik hadir, akan hilang pula perasaan-perasaan untuk saling menghargai, menghormati, dan kesadaran atas norma atau peraturan yang telah disepakati.

Umumnya, konflik dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Perbedaan keyakinan

Setiap individu memiliki keyakinan yang berbeda. Seperti perbedaan pendirian dan pemikiran mampu menjadi pemicu munculnya konflik. Setiap manusia tidak memiliki karakter yang sama, sehingga konflik atas dasar perbedaan keyakinan akan sulit untuk dihindari

  • Perbedaan kebudayaan

Manusia merupakan makhluk sosial yang berasal dari beragam keturunan. Keberagaman tersebut pun berpengaruh akan kebudayaan yang telah mengalir dalam diri masing-masing. Pembawaan budaya masing-masing dan bertemu dengan budaya lain dalam kelompok yang sama tentunya akan menimbulkan perasaan lebih unggul dalam diri individu. Hal inilah yang mampu menjadi pemicu timbulnya konflik dalam kelompok

  • Perbedaan kepentingan

Individu memiliki tujuan tersendiri untuk berkumpul atau bergabung dalam sebuah kelompok. Namun ketika tujuan atau kepentingan dalam setiap masing-masing anggota kelompok berbeda, dan tidak menemukan jalan tengah untuk menyamakan kepentingan tersebut maka konflik tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, diperlukan ketegasan akan kesepakatan dalam kelompok sebelum kelompok tersebut benar-benar berjalan.

Terdapat beberapa jenis konflik yang bisa muncul dalam sebuah kelompok, di antaranya:

  • Person-role conflict.

Merupakan konflik yang terjadi dalam diri individu sendiri berkaitan dengan perannya dalam kelompok. Bermula dari adanya ketidaksesuaian peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok, sehingga individu tersebut memutuskan untuk tidak mematuhi peraturan atau norma yang sudah ditetapkan

  • Inter-role conflict. 

Konflik antar peran yang diemban oleh seorang individu. Hal ini bermula dari adanya individu yang memiliki dua peran atau jabatan dalam kelompok namun berperan saling bertolak belakang. Sehingga menjadikannya bertentangan dengan tugasnya sendiri.

  • Intersender conflict

Konflik ini bermula karena adanya keharusan salah satu peran untuk memenuhi beberapa pendapat/ajuan dari beberapa anggota lain. Misalnya ketua kelompok yang mengharuskan untuk memenuhi beberapa usulan dari anggotanya.

  • Intrasender conflict 

Konflik ini bermula karena adanya penyampaian informasi yang saling bertolak belakang. Sehingga terjadi kerancuan dalam kelompok.

Selain beberapa konflik tersebut, terdapat pula beberapa pengklasifikasian konflik berdasarkan subjek-subjek yang terlibat, yakni:

  • Dalam diri individu.

Yang bisa menjadi penyebabnya seperti perannya dalam kelompok yang di luar kemampuan, peran yang tidak jelas dan kurang rinci, serta permintaan dari anggota lain yang tidak sejalan

  • Antar individu dalam kelompok.

Konflik ini kerap terjadi dalam kehidupan berkelompok. Bisa disebabkan oleh perbedaan karakter, perbedaan kepribadian, perbedaan persepsi, dan perbedaan yang dimiliki antar anggota yang sangat beragam.

  • Antar individu dengan kelompok.

Konflik ini bisa bermula karena adanya perbedaan salah satu anggota dengan ketentuan dalam kelompok. Misalnya pendapat sekretaris kelompok berbeda pendapat dengan ketua dan anggota yang lain, hal ini tentunya akan menimbulkan konflik dan tekanan pada anggota.

  • Antar kelompok dalam organisasi.

Hal ini disebabkan oleh munculnya ketidakseragaman tujuan serta keberagaman harapan dari beberapa kelompok dalam organisasi.

  • Antar organisasi.

Dapat dikatakan konflik ini terjadi dalam lingkup yang cukup besar. Karena menyangkut dua atau lebih organisasi yang sedang bersaing untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan.

Setiap konflik dalam kelompok tidak senantiasa memiliki arti yang buruk dan selalu berujung dengan perpecahan. Pada nyatanya, banyak sekali konflik yang terjadi dalam kelompok namun mampu memberikan dampak positif. Seperti munculnya ide-ide kreatif, evaluasi dalam norma kelompok, penyelesaian masalah yang menyeluruh dan sebagainya. Memang, konflik dalam kelompok tidak dapat dihindari namun masih terdapat langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Seperti kesepakatan norma atau peraturan yang didiskusikan bersama, tujuan yang disetujui bersama, tidak terdapat perbedaan perlakuan antar masing-masing anggota, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun