Mohon tunggu...
Chandra Ayu Fakhriani
Chandra Ayu Fakhriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling (2020)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menurut Maslow, Kebutuhan Setiap Orang Ada Tingkatannya

20 Desember 2022   23:21 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:42 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tokoh psikologi yang terkemuka dengan teorinya ialah Abraham Maslow. Adalah pria kelahiran Brooklyn, New York pada 1 April 1908 dengan nama lengkap Abraham Harold Maslow ini lahir dan tumbuh di keluarga yang kurang beruntung. Terdapat sumber yang mengatakan bahwa ayah dari Maslow merupakan seseorang yang kerap kali mabuk-mabukan dan meninggalkan keluarganya, sedangkan ibunya merupakan pribadi yang keras dan kejam. Bahkan ia membunuh dua anak kucing yang ditemukan Maslow di depan matanya. 

Maslow merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Dan ia diperlakukan berbeda dibandingkan dengan adik-adiknya. Dengan latar belakang kehidupan keluarga yang dapat dikatakan tidak baik, tak menutup Maslow untuk terus berkembang. Justru rasa sakit dan kebencian yang berasal dari keluarga yang mendorong Maslow untuk berjuang dan berhasil. Telah banyak perkembangan dalam bidang psikologi berkat teori yang ia kemukakan, terlebih dalam hal pengembangan kepribadian manusia.

Teori kepribadian yang dikemukakan oleh Maslow biasa disebut dengan teori kebutuhan. Dalam pandangannya setiap diri manusia memiliki kebutuhan masing-masing yang mendorong dan memotivasinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun secara pribadi, Maslow menyebutkan teori yang dikembangkannya sebagai holistic-dynamic theory atau teori holistik dinamis. Maslow menyebutkan hal ini karena menurutnya setiap manusia yang utuh akan berlanjut secara konstan untuk melanjutkan kehidupannya oleh dorongan motivasi pemenuhan kebutuhan. Dari dorongan tersebut, seseorang akan mengembangkan kemampuannya hingga bisa mengaktualisasikan diri. Demi ketercapaian aktualisasi diri, kebutuhan dasar haruslah terpenuhi dahulu.

Sejak awal, banyak disinggung tentang kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki manusia. Mengutip dari buku karya Jess Feist dengan judul Theories of Personality terdapat lima tingkatan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu.

Dari tingkatan tersebut, berikut penjelasannya:

  • Physiological needs

Kebutuhan fisiologis dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang paling mendasar dalam setiap manusia. Karena dalam kebutuhan ini mencakup kebutuhan penyokong hidup. Seperti makan, minum, bernafas, kesehatan, dan sebagainya. Ketika kebutuhan yang paling mendasar ini tidak terpenuhi akan timbul permasalahan yang sangat berdampak pada pemenuhan kebutuhan tingkat selanjutnya. Seperti munculnya rasa lapar. Individu tersebut pastinya akan lebih mementingkan pemenuhan untuk segera makan dibandingkan memenuhi kebutuhan selanjutnya, yakni rasa aman.

  • Safety needs

Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi dan terpuaskan, maka akan muncul motivasi baru untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya, yakni rasa aman. Kebutuhan akan keamanan ini meliputi keamanan fisik, stabilitas, bergantung pada orang lain, aman dalam kesehatan, kecemasan, bahaya, hingga bencana alam. Namun berbeda dengan kebutuhan fisiologis, terkadang pemenuhan kebutuhan ini mengalami kendala karena terdapat hal-hal yang tidak bisa diprediksi.

  • Love and belongingness needs

Dan kebutuhan selanjutnya ialah cinta dan rasa memiliki. Ketika kebutuhan dasar dan rasa aman telah didapat, akan muncul keinginan untuk merasakan cinta dan kepemilikan. Bukan hanya berkutat seputar romansa dan hubungan dengan lawan jenis, namun juga tentang hubungan pertemanan dekat, kasih sayang dalam berkeluarga, penerimaan dalam kelompok lingkungan, hingga munculnya hubungan timbal balik antar sesama yang memberikan dampak positif.

  • Esteem needs 

Dan kebutuhan yang semakin tinggi ialah peningkatan harga diri. Ketika kebutuhan dasar, keamanan, serta rasa cinta dan memiliki telah terpenuhi maka akan muncul pula motivasi untuk meningkatkan harga diri. Seperti contohnya mencapai keterampilan baru, kemampuan yang diakui oleh orang lain atau kelompok, mendapat reputasi dan branding diri yang positif, dan sebagainya.

  • Self-actualization needs 

Tak hanya berhenti di kebutuhan akan pengakuan, namun terdapat pula kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dalam setiap individu. Hal ini menggambarkan bahwa setiap manusia merasa perlu untuk mencapai aktualisasi diri sehingga bisa disebut sebagai manusia seutuhnya. Namun tak semua orang mampu untuk terdorong hingga mencapai pemenuhan kebutuhan ini. Ada beberapa penyebab, dan salah satunya ialah lemahnya kekuatan motivasi untuk tetap bertahan. Terkadang pula terdapat individu yang tidak mampu untuk mempertahankan kepercayaan diri yang telah ia capai di kebutuhan tingkat sebelumnya. Hingga mencapai titik ini, seorang manusia dapat dikatakan telah menjadi manusia yang luar biasa.

Dari berbagai tingkatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan teori ini setiap manusia memiliki kepribadian berdasarkan kebutuhan yang akan ia penuhi. Dalam teori ini juga disebutkan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan atau kekuatan atau potensi dalam diri masing-masing yang terkadang tidak ia ketahui dan tertutupi oleh kelemahannya. Maka dari itu, diperlukan pula kesadaran akan diri dan potensi yang sudah dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun