Mohon tunggu...
SYAHLAA AQIILA NAJICH
SYAHLAA AQIILA NAJICH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka menulis puisi dan juga memasak, semoga suka dengan tulisan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembekalan Psikologis dan Spiritual dalam Mencegah Perilaku Seks Bebas sebagai Upaya Menurunkan Angka Penyakit Menular Seksual

17 Maret 2023   21:45 Diperbarui: 11 Mei 2023   10:01 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Dengan Bapak Kepala Sekolah dan Siswa-Siswi Kelas 11 SMAN 1 Sampang, Madura. Dokpri

Penyampaian materi dan FGD dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, penyerahan sertifikat pemateri dan moderator oleh koordinator, ice breaking berhadiah, dan diakhiri penyerahan cinderamata berupa plakat, produk PMM, dan buket bunga kepada pihak sekolah serta foto bersama.

Setelah sesi istirahat dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan judul "Kesehatan Jiwa di Lingkungan Kerja" oleh dr. Myra Edwina Sukamto, Sp.KJ kepada ibu-ibu DWP (Dharma Wanita Persatuan) SMAN 1 Sampang yang diikuti dengan sesi tanya jawab berhadiah dan diakhiri penyerahan cinderamata berupa plakat dan buket bunga kepada DWP SMAN 1 Sampang serta foto bersama.

Para Penanya Saat Materi Kesehatan Jiwa di Lingkungan Kerja. Dokpri
Para Penanya Saat Materi Kesehatan Jiwa di Lingkungan Kerja. Dokpri

Foto Bersama Dengan Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) SMAN 1 Sampang, Madura. Dokpri
Foto Bersama Dengan Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) SMAN 1 Sampang, Madura. Dokpri

Mengingat kegiatan PMM yang dilakukan memiliki 2 audiens yaitu siswa-siswi dan ibu-ibu DWP, ada 2 pelajaran berharga yang dapat kita petik. Yang pertama adalah kita sebagai generasi muda Indonesia sudah semestinya berusaha menjadi khalifah di muka bumi yang baik dan amanah dengan salah satunya menjaga pergaulan dengan lawan jenis agar keberlangsungan keturunan kita terjaga dengan berkah dan penuh kesucian. Yang kedua adalah kita sebagai manusia diibaratkan sebagai kompor dan kehidupan kita sebagai kuali. 

Ketika ada suatu masalah dalam kehidupan, kuali itu pun terisi dengan air, maka dari itu wajar saja kita menghadapi masalah/stress tersebut dengan memantik kompor. Lama kelamaan air yang ada di kuali tersebut akan mendidih. Berkonsultasi kepada psikiater pun hanya layaknya menambah es ke dalam kuali agar tidak mendidih, akan tetapi karena kompor terus menyala, akankah air tersebut berubah menjadi dingin? 

Tentu tidak bisa karena kompor pada diri kita masih terus menyala, sehingga bagaimana cara kita mengubah air tersebut menjadi dingin? Tentu dengan mematikan kompor tersebut, karena kunci utama menghadapi stress dalam diri kita hanyalah kita sendiri. Bagaimana kita bisa menerima suatu masalah/stres tersebut dengan besar hati? Di Dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155 sudah dijelaskan bahwa setiap manusia akan diberi cobaan dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Segala cobaan tersebutlah yang dapat menaikkan derajat ketaqwaan manusia kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun