Penggunaan berbagai bahasa oleh mahasiswa merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas. Di era globalisasi ini, kemampuan berbahasa menjadi semakin penting bagi para mahasiswa.
Pertama, penguasaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tetap menjadi hal yang utama. Mahasiswa perlu menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk keperluan akademik, seperti menulis makalah, presentasi, dan berkomunikasi dalam lingkungan formal di kampus.
Kedua, kemampuan berbahasa Inggris saat ini menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Banyak sumber referensi akademik, jurnal penelitian, dan buku teks yang menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, bahasa Inggris juga penting untuk menghadapi persaingan global dan membuka peluang karir yang lebih luas.
Di samping itu, penggunaan bahasa daerah juga masih relevan dalam kehidupan mahasiswa. Bahasa daerah membantu mereka mempertahankan identitas budaya dan memudahkan komunikasi dengan keluarga atau teman yang berasal dari daerah yang sama.
Namun, fenomena yang sering terjadi adalah pencampuran berbagai bahasa atau code-switching dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, mahasiswa sering mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul. Hal ini wajar terjadi karena pengaruh media sosial dan budaya populer, tetapi mahasiswa tetap perlu memahami konteks penggunaan bahasa yang tepat sesuai situasi.
Yang terpenting adalah mahasiswa harus bisa memilih kapan dan di mana menggunakan bahasa tertentu dengan tepat. Dalam situasi formal seperti perkuliahan atau seminar, penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar harus diutamakan. Sementara dalam pergaulan sehari-hari, penggunaan bahasa yang lebih santai bisa diterima selama tidak mengganggu kemampuan berbahasa formal mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H