Indonesia dan Korea Selatan memegang hubungan yang sangat baik dan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, yang mencerminkan adanya persahabatan dan rasa hormat yang mendalam antara kedua negara. Kedua negara ini telah bekerja sama dalam berbagai aspek penting, dari politik hingga ekonomi dan tentu saja, dalam bidang yang sangat penting, yaitu promosi budaya. Promosi budaya ini sangat penting untuk membangun pemahaman dan penghargaan terhadap keunikan dan kekayaan budaya masing-masing negara.
Melalui berbagai kegiatan yang inovatif dan menarik, seperti program Sister City Seoul-Jakarta, mereka telah berhasil memperkaya dan memperluas pengaruh budaya mereka di tingkat internasional. Program ini telah menjadi platform yang sangat efektif untuk pertukaran budaya dan pemahaman antara dua negara ini.Â
Dengan demikian, kedua negara ini tidak hanya mempromosikan budaya mereka sendiri, tetapi juga mempromosikan penghargaan dan pemahaman yang lebih besar terhadap budaya dan warisan budaya lainnya. Ini adalah contoh luar biasa tentang bagaimana diplomasi budaya dapat menjadi instrumen yang efektif dalam memperdalam hubungan antar-negara.
Seoul dan Jakarta, dua metropolis dunia, telah menjalin hubungan persahabatan yang kuat dan saling menguntungkan selama lebih dari puluhan tahun. Mengikat dalam semangat persaudaraan dan saling pengertian, kedua kota ini telah saling mendukung dan memajukan banyak inisiatif bersama.Â
Bulan Juli mendatang, dalam peringatan yang cukup monumental, Pemerintah Kota Seoul dan Pemerintah Kota Jakarta akan bersama-sama mengadakan peringatan 40 tahun Sister City Seoul-Jakarta. Ini adalah kesempatan untuk merayakan dan memperkuat hubungan yang kuat dan produktif ini, yang telah berkembang dan berkembang selama empat dekade. Kerjasama ini telah mencakup berbagai aspek penting dan vital, mulai dari budaya hingga ekonomi dan pendidikan.Â
Hubungan Sister City ini tidak hanya telah memfasilitasi pemahaman dan penghargaan yang lebih besar terhadap budaya masing-masing negara, tetapi juga telah memungkinkan kedua kota untuk saling memperkaya pengalaman mereka dan memperluas pengaruh mereka di panggung internasional. Dengan ini, mereka telah menunjukkan contoh nyata dari bagaimana hubungan internasional yang kuat dapat mendukung dan memperkaya masing-masing komunitas.
Sejak tahun 2018, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dan Seoul International of Arts (SIA) telah membangun kerjasama yang erat dalam menyelenggarakan kelas seni dan budaya melalui medium gamelan. Ini dipegang oleh staf KBRI Seoul yang bernama Sugiarto, seorang pengemban gamelan yang memiliki dedikasi tinggi dan pengetahuan yang mendalam tentang instrumen ini. Pada tahun pelajaran 2024, ada sebanyak 9 kelas Gamelan yang telah diintegrasikan ke dalam kurikulum musik dunia di SIA, menunjukkan betapa penting dan berpengaruhnya gamelan dalam dunia seni dan budaya. KBRI Seoul dan SIA berkolaborasi dalam menampilkan dua instrumen musik tradisional yang merupakan warisan budaya takbenda dari Indonesia dan Korea, yaitu gamelan dan gayageum, dalam rangka mempromosikan dan melestarikan warisan budaya kedua negara.
SIA, yang merupakan singkatan dari Seoul Institute of the Arts, adalah salah satu institusi pendidikan terkemuka di Korea Selatan yang berfokus pada pengajaran dan penelitian dalam bidang seni, budaya, dan ekonomi kreatif. Sebagai lembaga pendidikan yang kredibel dan dihargai, SIA telah melahirkan banyak alumni yang telah mencapai tingkat keberhasilan yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan seni, budaya, dan industri kreatif.Â
Alumni-alumni ini telah menciptakan karya-karya yang beragam dan mempengaruhi berbagai bidang, termasuk musik, film, seni pertunjukan, dan teater. Di antara mereka adalah beberapa nama terkenal seperti Son Ye Jin, aktris utama dari film fenomenal Crash Landing On You, dan Park Seo-Joon, aktor yang mengesankan dalam film Gyeongsong Creature. Mereka adalah contoh nyata dari bagaimana pendidikan berkualitas tinggi di SIA dapat membantu memandu individu menuju keberhasilan.
Pada tahun 2015, sebuah Memorandum of Understanding (MoU), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Perjanjian Kerjasama, telah ditandatangani oleh Profesor Tay Guhn Yoo, pada saat itu menjabat sebagai Dekan Hubungan Eksternal. MoU ini merupakan sebuah kesepakatan bersama yang diadakan untuk membentuk semangat persahabatan dan mengatur pertukaran formal berdasarkan kepercayaan yang dibangun melalui serangkaian kontak dan kunjungan yang telah dilakukan sebelumnya.
Tujuan utama dari penandatanganan MoU ini adalah untuk mempromosikan pertukaran lebih lanjut antara mahasiswa, dosen, dan staf administrasi dari kedua belah pihak. Hal ini dilakukan demi mencapai tujuan pengembangan pendidikan dan pertukaran budaya yang lebih luas dan mendalam.
Inti dari kerjasama ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi yang saling menguntungkan bagi pengembangan kedua institusi pendidikan ini. Dengan mempromosikan berbagai kegiatan pertukaran berdasarkan kebutuhan akademik dan pendidikan masing-masing institusi, diselesaikan melalui berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, kerjasama ini diharapkan dapat membawa manfaat positif bagi kedua belah pihak.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Korea Selatan, dengan rutin dan antusias, seringkali menyelenggarakan berbagai kelas yang berfokus pada budaya dan Bahasa Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya sangat penting, namun juga strategis dalam upaya yang lebih luas untuk melestarikan dan memperkenalkan berbagai aspek budaya dan bahasa Indonesia kepada dunia internasional. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk mempromosikan pengertian dan apresiasi yang lebih dalam tentang keunikan dan kekayaan budaya Indonesia, yang mencakup segala hal mulai dari kesenian, musik, tarian, makanan, hingga sejarah dan tradisi yang beragam. Dengan demikian, ini merupakan upaya penting dalam mengkomunikasikan dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia di dunia internasional.
Kelas-kelas ini umumnya diikuti oleh masyarakat setempat yang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dan memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia. Tidak hanya berfokus pada belajar bahasa Indonesia, peserta kelas ini juga diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai aspek budaya Indonesia. Aspek-aspek ini meliputi seni, musik, makanan, dan tradisi yang kaya dan beragam, yang semuanya mencerminkan keunikan dan keindahan budaya Indonesia.
Dengan demikian, kelas ini berfungsi tidak hanya sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai jembatan antara Indonesia dan masyarakat internasional. Ini adalah upaya untuk mempererat hubungan dan memperluas pengertian dan apresiasi budaya antara kedua belah pihak. Dalam proses ini, peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang Indonesia, memperluas cakrawala mereka, dan meningkatkan rasa saling menghargai dan menghormati budaya lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H