Dari Paradoks ke Solusi: Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk mengatasi paradoks kawasan kumuh, kita harus melampaui pandangan sempit bahwa kemiskinan adalah masalah individu. Kemiskinan adalah produk dari sistem yang tidak adil, dan perubahan hanya bisa terjadi jika kita berani menantang struktur tersebut.
Pertama, revitalisasi kawasan kumuh harus melibatkan masyarakat lokal. Alih-alih menggusur, pemerintah bisa memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, dan listrik, sambil menjaga komunitas tetap utuh. Pengalaman menunjukkan bahwa penggusuran hanya memindahkan masalah tanpa menyelesaikannya.
Kedua, pendidikan harus dijadikan prioritas utama. Anak-anak dari kawasan kumuh membutuhkan akses ke sekolah yang layak dan program pelatihan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Ini adalah kunci untuk memutus siklus kemiskinan antar generasi.
Ketiga, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan peluang ekonomi lokal yang inklusif. Misalnya, menyediakan pasar bagi produk usaha kecil dari kawasan kumuh atau menawarkan skema pinjaman mikro yang terjangkau.
Keempat, pendekatan berbasis komunitas harus menjadi landasan dalam perencanaan kota. Penghuni kawasan kumuh memiliki wawasan yang mendalam tentang kebutuhan mereka. Dengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, solusi yang dihasilkan akan lebih relevan dan berkelanjutan.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Kawasan kumuh adalah paradoks yang menantang, tetapi juga peluang untuk melihat bagaimana kota bisa lebih adil. Jika kita mampu mengubah narasi dari "penggusuran" menjadi "peningkatan", kawasan ini tidak lagi menjadi simbol kemiskinan, melainkan simbol ketahanan dan transformasi.
Kota yang maju bukanlah kota yang hanya indah di satu sisi. Kota yang maju adalah kota yang mampu menjadikan keadilan sebagai fondasinya, di mana setiap warganya---terlepas dari kelas atau latar belakang---memiliki hak untuk hidup layak. Kawasan kumuh, dengan segala kekurangannya, adalah bagian penting dari kisah ini, dan mengubahnya menjadi lebih baik adalah tanggung jawab kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H