Mohon tunggu...
Gita Friska Elfariani
Gita Friska Elfariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas Negeri Surabaya

Hobi menulis, menggambar, menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepribadian Remaja Terbentuk Melalui Drama Korea, Bisakah? Teori Bandura Dapat Menjawabnya

21 Desember 2022   17:30 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:41 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter model tersebut sangat penting, dimana individu cenderung memilih model yang mempunyai kemampuan lebih baik dari dirinya. Orang-orang yang terampil biasa dijadikan model atau subjek pengamatan karena pengamat merasa mereka adalah orang yang unggul dan dapat dijadikan panutan. Setelah melakukan pengamatan, individu dapat memutuskan untuk menyimpan atau membuang hasil pengamatannya. Selanjutnya, hasil pengamatan yang disimpan akan dipraktikan oleh individu. Proses belajar melalui pengamatan ini akan berjalan dengan lancar atau efektif apabila didukung oleh motivasi atau dorongan dalam diri individu. 

Sedangkan itu, pada proses belajar dengan cara memerankan terdapat poin utama yaitu modeling atau pemodelan. Model dapat berupa orang di sekitar seperti ayah, ibu, kakak, teman, guru, maupun karakter film atau drama. Pada proses ini, individu mencoba untuk meniru perilaku dan kepribadian yang ditunjukkan model. Contohnya, karakter Rapunzel sebagai model menunjukkan kepribadian yang ceria dan pemberani. Maka individu akan mencoba meniru hal-hal yang dilihatnya tersebut. 

Selanjutnya, individu memperhatikan tanggapan atau respon dari orang sekitar mengenai hal yang telah ditirunya. Apabila tanggapan yang didapat bersifat negatif atau merugikan, maka individu akan mempertimbangkan untuk tetap meniru atau menghentikan pemodelan. Akan tetapi, jika tanggapan yang didapatkan bersifat positif atau menguatkan maka individu kemungkinan besar akan lanjut memerankan model yang telah dipilihnya.

Tokoh Weak Hero: Class 1 Sebagai Model Dalam Pembentukan Kepribadian Remaja

Berdasarkan teori Bandura yang telah dipaparkan, tertulis bahwa individu melakukan pemodelan dan memilih model yang dapat berwujud orang terdekat atau karakter lain seperti tokoh film atau drama dalam proses belajar membentuk kepribadian. Dalam hal ini, karakter dari drama Weak Hero: Class 1 seperti Sieun, Suho dan Bumseok dapat dijadikan model oleh individu. Dengan catatan, karakter atau subjek tersebut dinilai unggul oleh individu atau memiliki keterampilan dan kemampuan yang lebih baik darinya. 

Salah satu tokoh yang unggul yaitu karakter Suho. Individu atau remaja dapat memilih Suho sebagai model karena ia memiliki kepribadian yang terbuka dan pekerja keras. Setelah menentukan model, maka individu akan mengamati perilaku dan kepribadian yang ditunjukkan Suho sepanjang drama. Proses mengamati ini dapat didukung motivasi bahwa individu ingin menjadi sosok yang lebih pekerja keras seperti Suho. Individu dapat menyimpan dan membuang hasil pengamatan sesuai keyakinan atau kebutuhan, misal individu hanya menyimpan hal-hal positif dari Suho. 

Kemudian, individu dapat berlatih menirukan atau memerankan kepribadian Suho dan memperhatikan respon orang lain terhadap pemodelan tersebut. Individu dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan pemodelan terhadap kepribadian Suho atau tidak setelah melihat respon orang lain.

Dari pemaparan proses pembentukan kepribadian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja atau individu mampu dan bisa membentuk kepribadian melalui tontonan drama Korea seperti Weak Hero: Class 1. Hal ini didukung oleh teori Bandura yang menyatakan bahwa individu belajar membentuk kepribadian dari aktivitas mengamati dan memodelkan kepribadian orang lain. 

Pembentukan kepribadian melalui drama Korea ini tentu kedepannya dapat terus berlangsung sejalan dengan semakin meningkatnya penikmat tontonan tersebut. Untuk itu, agar kepribadian yang terbentuk tidak merugikan atau bersifat negatif maka penonton harus selektif dalam memilih model yang dijadikan dalam pembentukan kepribadian. Jangan sampai model seperti karakter psikopat atau pembunuh berantai dalam drama Korea yang tak berempati dan manipulatif menjadi model dalam pembentukan kepribadian kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun