Mohon tunggu...
042_Dika Arief Gani Wijaya
042_Dika Arief Gani Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi olahraga disemua cabang

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Ngeri-Ngeri Sedap: Keluarga Batak yang Bikin Ngakak

24 Januari 2024   03:33 Diperbarui: 24 Januari 2024   03:40 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resensi Film Ngeri - Ngeri Sedap (2022) : Keluarga Batak Yang Bikin Ngakak

Judul: Ngeri Ngeri Sedap

Perusahaan: Rumah Produksi Imajinari

Durasi: 114 Menit

Tahun Rilis: 2022

Link Film: http://www.netflixmovies.com/ngeri-ngeri-sedap 

Sangat jelas bahwa elemen-elemen budaya Batak ada dalam cerita film ini. Namun, budaya Batak hanya "dibungkus" dalam konflik keluarga yang biasa dialami oleh setiap suku. Konflik-konflik dalam film ini sederhana dan dapat dikaitkan dengan keluarga dari suku apapun, terutama keluarga yang telah merantau selama beberapa tahun. Film ini akan menarik bagi mereka yang berasal dari suku Batak karena menggambarkan kehidupan mereka sendiri. Namun, bagi mereka yang tidak berasal dari suku Batak, Ngeri Ngeri Sedap akan menyenangkan dan bahkan mengajarkan banyak tentang budaya Batak karena penjelasannya yang mendalam.

Aktor-aktris berdarah Batak memainkan semua karakter utama dalam Ngeri Ngeri Sedap. Arswendy Beningswara Nasution berperan sebagai Pak Domu dan Tika Panggabean sebagai Mak Domu, masing-masing berperan sebagai orang tua keluarga. Boris Bokir Manullang berperan sebagai Domu, Gita Bhebhita Butar-butar berperan sebagai Sarma, Lolox berperan sebagai Gabe, dan Indra Jegel berperan sebagai Sahat dari anak pertama hingga terakhir.

Hubungan keluarganya kuat dan menyenangkan meskipun dia menghadapi banyak masalah. Arswendy dan Tika menunjukkan kecocokan yang istimewa di antara mereka, yang sering disebut sebagai "partner kriminal" karena menipu anak-anak mereka untuk keuntungan pribadi. Kebersamaan dan kedekatan keduanya terbukti sangat baik untuk menggambarkan orang tua yang sangat peduli terhadap anak-anak mereka meskipun mereka melakukan kesalahan. Arswendy dan Tika berhasil menciptakan chemistry yang begitu apik ini, yang berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan tentang hubungan keluarga yang, meskipun kompleks, masih dapat dibangun dengan persahabatan dan perhatian yang tulus.

Dari enam anggota keluarga Domu yang bermain dalam film Ngeri Ngeri Sedap, lima adalah aktor-aktris yang telah lama bermain komedi bergenre. Selain itu, film tersebut disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk, seorang stand-up comedian yang terkenal. Akibatnya, tidak mengherankan bahwa film Ngeri Ngeri Sedap memiliki unsur komedi yang kuat yang terkait dengan budaya Batak. 

Sepanjang film, Anda akan tertawa terbahak-bahak karena berbagai adegan komedi dan adegan yang membuat pemainnya tertawa. Selain itu, komedi film ini selalu tepat untuk menghilangkan suasana dramatis ketika konflik utamanya terjadi.

Perbandingan antara film horor komedi Ngeri Ngeri Sedap (2022) dan Ghost Writer (2019), film bergenre asal Indonesia yang sama, dapat dilihat dari penonjolan tradisi dan budaya suku batak dalam film Ngeri Ngeri Sedap, yang didasarkan pada kisah keluarga suku batak di Medan, sedangkan Ghost Writer lebih berfokus pada masyarakat umum.

Dari enam anggota keluarga Domu dalam film Ngeri Ngeri Sedap, lima adalah aktor-aktris yang telah lama membintangi film komedi bergenre. Apalagi, Bene Dion Rajagukguk---yang sebelumnya terkenal sebagai stand-up comedian---adalah sutradara yang menggarap filmnya. Karena itu, tidak mengherankan bahwa film Ngeri Ngeri Sedap memiliki unsur komedi yang kuat selain budaya Batak.

Melalui adegan komedi dan kelucuan yang dibawakan oleh para pemainnya, penonton akan selalu tertawa sepanjang durasi film. Setiap adegan memiliki kegembiraan dan kegembiraan, dan ketawa selalu datang pada saat yang tepat, tidak pernah mengganggu suasana dramatis saat konflik utama tengah muncul. Film ini memiliki elemen komedi yang tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga membantu menghidupkan cerita dengan berbagai nuansa, memberikan pengalaman menonton yang menghibur sambil mempertahankan suasana yang sebenarnya.

Namun, ada beberapa adegan yang sangat mengharukan sehingga membuat Anda tertawa. Intinya, Ngeri Ngeri Sedap terbukti berhasil memainkan perasaan penontonnya, dari tertawa hingga terharu. Namun, penyelesaian konflik filmnya kurang emosional dan agak terburu-buru. Danau Toba di Sumatra Utara adalah lokasi utama film Ngeri Ngeri Sedap. Sepanjang film, Anda akan melihat pemandangan Tanah Toba yang indah dan memanjakan mata, terutama saat keluarga Domu bersantai. Setelah menonton filmnya, mereka yang berasal dari Danau Toba mungkin akan rindu rumah mereka.

Sejumlah soundtrack lagu Batak yang mengiringi beberapa adegan menambah kerinduan akan Tanah Toba. Selain itu, komposer musik film ini adalah Viky Sianipar, seorang musisi terkenal asal Batak. Oleh karena itu, tema Batak dalam film ini bukan semata-mata untuk mempromosikan; cerita, latar tempat, dan soundtracknya semuanya bertema Batak. Selama hampir dua jam menonton film Ngeri-Ngeri Sedap, saya berulang kali memujinya. Bagaimana dengan itu? Logat aktor terasa alami karena mereka berasal dari suku Batak asli. 

Penonton dibawa ke atmosfer desa melalui pengambilan gambar satu kali sebelum pesta adat dimulai. Detail juga diperhatikan, seperti anak-anak kecil yang ditegur karena bermain sebelum pesta adat dimulai. Adegan sederhana yang menambah suasana yang lebih realistis dan alami. Ciri khas Ngeri-Ngeri Sedap adalah satu tangkapan. Teknik ini semakin kuat ketika konflik meningkat. Ketika keempat anak Pak Domu terus-menerus dipaksa untuk memenuhi keinginan bapaknya, saya dapat merasakan emosinya. Selain itu, ketika kebohongan Pak Domu dan Mak Domu tersebar luas sehingga anak-anaknya merasa tidak mengenali keluarga mereka sendiri. Mereka lupa apa artinya "rumah".

Sayangnya, emosi kadang-kadang dianggap tidak memadai. Domu, Gabe, dan Sahat yang merasa terkhianati terlihat kurang emosional dan terkesan memaksa saat adegan Sarma menunjukkan bahwa dia telah mengetahui semua kebohongan yang dilakukan Pak Domu dan Mak Domu sejak awal. Suara yang sedih terasa seperti adegan dalam film. Namun, akting menyayat hati Gita Bhebhita menyelamatkan dia.

Dengan menyertakan beberapa istilah Batak, seperti lapo, pahompu, dan nantulang, Bene Dion mungkin ingin meningkatkan keakraban dengan suku Batak. Masyarakat Indonesia yang lain mungkin tidak memahami arti istilah-istilah tersebut, meskipun penulis, pemain film, dan masyarakat Batak memahaminya. Tidak semua orang Indonesia tahu istilah-istilah berbahasa Batak, terutama tanpa terjemahan, yang menjadi bumerang bagi film ini. 

Film "Ngeri-Ngeri Sedap" mengajarkan banyak pelajaran hidup. Film menekankan tanggung jawab orangtua bahwa meskipun orangtua harus menjaga anak-anaknya, anak-anak juga memiliki hak untuk memilih jalan hidup mereka sendiri ketika mereka dewasa. Film ini melihat perkembangan anak dengan positif, dan orang tua diharapkan berkembang seiring dengan anak-anak mereka. Penting dalam pesan yang disampaikan adalah gagasan bahwa peran orangtua tidak memiliki batas waktu dan bahwa belajar menjadi orangtua adalah keharusan yang tak terbatas. Akibatnya, "Ngeri-Ngeri Sedap" tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting tentang cara dinamis hubungan orangtua-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun