Mohon tunggu...
Antonia Cantika
Antonia Cantika Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Hai gaess, welcome to my account Happy reading and enjoy it!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Butuh Teman

28 Januari 2024   13:55 Diperbarui: 29 Januari 2024   21:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sinar mentari yang cerah seakan bangun dari tidurnya. Burung bernyanyi ria merdu suaranya. Bel berbunyi bagaikan ada yang memanggilku dari kejauhan. Setiap sudut dipenuhi gemuruhnya alunan melodi. 

             Feyla pun menghampiri segerombolan teman yang sedang memainkan alat musik. 

"Hei Tiara, kamu lagi ngapain?" tanya Feyla.

 "Hei Feyla, ini aku lagi main piano, " kata Tiara. 

"Ehh, Feyla, kamu udah nyiapin musiknya kan?," tanya Roni. 

"Udah kok," ujar Feyla. 

 "Beneran kan? Aku takut kalau nanti ada bagian yang salah, harusnya belum nari, eeh malah udah mulai musik narinya," sahut Roni.

 "Tenang aja, kemarin musiknya udah aku benerin," kata Feyla.

 "Oke deh," ucap Rey.

                   Tiba-tiba berbondong-bondong orang pun datang. Mereka terkejut karena sudah banyak orang yang berada di sana.

"Heh, kok kalian udah pada disini aja?" tanya Diana. 

"Ya kamu sih kelamaan jalannya," sahut Ceyra.

 "Hadeh, lagian kamu ke sini juga cuma ingin mainan aja kan?" ujar Diana. 

"Kamu aja yang cari-cari alesan biar gak ikut latihan kan?" sahut Ceyra. 

"Kamu kali yang kayak gitu," kata Diana.

 "Udah-udah kalian berdua tu nggak usah pada berantem," ujar Feyla. 

"Lagian dia duluan sih yang mulai," ujar Ceyra dengan wajah marahnya. 

"Ya udah, sekarang kita latihan aja yuk!" kata Feyla. 

"Ya udah, sekarang kita latihan," kata Ceyra.

                      Di sela-sela gemuruhnya alunan melodi, tiba-tiba pandangan Feyla hanya tertuju kepada orang yang umurnya tak jauh dari Feyla. 

"Heh Vivi, tarianmu jelek banget sih," ujar Tasya dengan tertawa terbahak-bahak. 

"Ceyra, kamu bisa nari nggak sih?" kata Rey.

            Alunan melodi pun berhenti, Vivi dan Ceyra tak kuasa menahan amarahnya. Zyro yang mengetahui hal itupun langsung melaporkan kepada Pak Toni. 

"Pak, tadi Vivi dan Ceyra diejek sama Tasya dan Rey," kata Zyro. 

"Lah, kok bisa?" tanya Pak Toni dengan wajahnya yang terkejut. 

"Iya, Pak, tadi mereka berdua menganggap tariannya Vivi dan Ceyra itu jelek, Pak," ujar Zyro. 

"Ya udah, kalau kayak gitu panggil Tasya, Rey, Vivi, dan Ceyra sekarang," pinta Pak Toni.

 "Oke, Pak," kata Zyro, "Heh, kalian berempat diminta sama Pak Toni menemuinya sekarang,". 

"Oke, sekarang juga kami ke sana," sahut Tasya.  

"Apa benar kalian berdua tadi ngejek Vivi dan Ceyra?" tanya Pak Toni. 

"Iya benar," sahut Rey dengan menundukkan kepala. 

"Tapi kami tadi hanya bercanda dan nggak sengaja, Pak, " ucap Tasya. 

               Mengetahui alasan tersebut, Vivi dan Ceyra tidak mempercayai mereka berdua. Vivi dan Ceyra yakin bahwa mereka berdua melakukan hal tersebut dengan sengaja.

"Halah kalian bohong kan?" sahut Vivi. 

"Nggak kok, kami nggak bohong," ujar Tasya.

 "Kami nggak percaya, kalian berdua itu pasti sengaja kan?" kata Ceyra. 

"Nggak, kami hanya bercanda, Cey," sahut Tasya. 

               Pak Toni tak kuasa melihat mereka berdebat. Pak Toni pun mencoba mendamaikan mereka.

"Udah-udah kalian nggak usah berdebat lagi, mending Tasya dan Rey minta maaf saja sekarang," ucap Pak Toni. 

"Oke Pak," kata Rey, "Vivi, Ceyra, aku minta maaf ya,". 

"Aku juga minta maaf ya," ucap Tasya. 

"Oke, aku sekarang maafin kalian berdua," kata Vivi. 

"Aku maafin kalian, tapi kalian harus janji kalau kalian nggak akan ngejek kami lagi," kata Ceyra. 

"Kami janji nggak akan ngejek kalian berdua lagi," ujar Rey. 

               Mereka berdua akhirnya meminta maaf atas apa yang telah dilakukan kepada Vivi dan Ceyra. Ucapan janji pun keluar dari mulut mereka.

"Rey, Tasya, bercanda itu boleh tapi kalian harus tahu batasannya, kapan waktunya untuk bercanda, kapan waktunya untuk serius, kalian paham kan?" ucap Pak Toni. 

"Iya Pak, kami paham," kata Rey. 

"Ya udah, kalian berdua sekarang kembali ke kelas," pinta Pak Toni. 

"Iya Pak," ucap Tasya. 

"Vivi, Ceyra, kalian berdua juga kembali ke kelas ya," kata Pak Toni. 

"Iya Pak, " kata Vivi.

             Feyla pun mencoba untuk menenangkan Vivi dan Ceyra yang masih mengeluarkan air mata. Namun, tiba-tiba Doni datang menghampiri Vivi dan Ceyra. 

Doni pun bertanya kepada Ceyra, "Cey, tadi kamu kenapa?". 

              Ceyra pun terus mengeluarkan air mata dan enggan menjawab pertanyaan Doni. 

"Kamu kenapa nangis terus?" tanya Doni, "Ngomong dong, Cey,". 

              Ceyra pun tak berhenti mengeluarkan air mata dan tetap enggan mengeluarkan sepatah kata apapun kepada Doni.

 "Lagian kalian juga yang salah, harusnya kalian itu nggak usah terpancing sama omongan orang, gitu aja kok terpancing," ucap Tiara dengan wajahnya yang kesal. 

"Hiih, kamu tu mending diem deh, aku nggak suka ya kalau kamu ngomong kayak gitu," sahut Vivi. 

"Emangnya kenapa?" ucap Tiara, "Emangnya masalah ya buat kamu?". 

             Mengetahui hal tersebut, Doni pun mencoba mendamaikan mereka agar suasana tidak semakin memburuk.

"Udah-udah kalian itu nggak usah ribut, dari tadi kok masalah nggak ada yang kelar, mesti ada aja masalah," kata Doni. 

"Heh, kamu itu nggak usah ikut campur ya, ini itu masalah khusus cewek, kamu kan cowok mending diam saja, paham?" ucap Tiara dengan wajahnya yang memerah dan kesal.

 "Loh, kok jadi aku yang salah sih?" tanya Doni, "Aku nggak ikut-ikut ya,". 

"Mending kamu keluar dulu deh," pinta Yenny.

 "Ya udah, kalau gitu aku keluar kelas aja, daripada disini nggak jelas sama sekali," ucap Doni. 

"Ya udah sana," kata Tiara.  

              Vivi dan Ceyra mencoba untuk menenangkan dirinya. Mereka berdua keluar kelas dan mencari suasana sejuk. Dedaunan yang menari-nari pun menemani mereka. Mereka berdua hanya termenung dan mencoba untuk melupakan apa yang telah terjadi. 

"Cey, mending kita lupain aja yang udah-udah, aku nggak mau persahabatan kita terputus karena emosi kita," ujar Vivi. 

"Iya, Vi, aku juga udah capek kalau nangis terus," kata Ceyra. 

"Ya udah, Cey, mending kita balik ke kelas aja, kita lanjutin latihannya," kata Vivi. 

"Oke, Vi," ujar Ceyra. 

             Mereka pun kembali ke kelas dan kembali latihan bersama. Persahabatan mereka bagaikan kepompong, yang selalu ada di saat suka maupun duka dan tidak akan pernah terputus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun