Mohon tunggu...
03_Alexa Putri Marinda
03_Alexa Putri Marinda Mohon Tunggu... Lainnya - Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswi baru S1 Teknik Biomedis, Universitas Airlangga, melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dimana dalam pendaftaran tersebut saya mencantumkan 3 sertifikat yakni; (1) Juara 2 lomba film pendek tingkat provinsi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Informatika yang diselenggrakan oleh PTN; (2) Peserta olimpiade biologi tingkat nasional yang di adakan oleh Olimpiade MIPA Indonesia x Bimbel Air-LANGGA dengan predikat B; (3)Menjadi Sekretaris Umum OSIS SMA Negeri 1 Dawarblandong selama 2 periode

MBTI saya ialah ENFJ-T. Memiliki kepribadian ekstrovet membuat saya suka berinteraksi dengan orang baru, selain, memiliki pemahaman emosional yang kuat dan mudah berempati,suka merencanakan, mengatur, dan mengambil keputusan secepat mungkin, lebih menekankan emosi mereka daripada fakta objektif. Hobi yang saya miliki yakni senang mencoba hal baru dan asing menurut saya, membaca buku self development, dan berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab Anjloknya Harga Cabai Rawit di Dawarblandong Mojokerto, Kekhawatiran Para Petani

26 November 2024   11:32 Diperbarui: 26 November 2024   12:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alexa Putri Marinda, S1 Teknik Biomedis Universitas Airlangga

Oleh;

Indonesia termasuk dalam wilayah iklim tropis. Negara beriklim tropis umumnya mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau  yang berlangsung secara bergantian setiap tahun. Musim hujan dapat didefinisikan sebagai kondisi meningkatnya curah hujan di suatu wilayah, yang disebabkan oleh bertiupnya angin muson barat. Sementara itu, musim kemarau adalah kondisi menurunnya curah hujan di suatu wilayah, akibat bertiupnya angin muson timur.

Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sebutan ini bukan tanpa alasan, melainkan sangat berkaitan dengan iklim tropis yang dimiliki Indonesia. Iklim tropis memberikan banyak manfaat bagi sektor pertanian, antara lain: (1) curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun; (2) penyinaran matahari yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman; dan (3) suhu udara yang relatif stabil tanpa perbedaan ekstrem. 

Karena hal ini banyak masyarakat yang dapat melihat serta memanfaatkan peluang tersebut, sehingga banyak yang bermatapencaharian sebagai petani.

Iklim merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan panen bagi seorang petani. Jika musim hujan dan musim kemarau terjadi secara seimbang, hasil panen cenderung melimpah. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga memastikan kebutuhan pokok terpenuhi. Namun, apabila kondisi iklim tidak stabil, hal ini dapat menjadi kerugian besar, terutama bagi petani.

 Mereka berharap modal yang telah dikeluarkan untuk merawat lahan pertanian dapat kembali dengan keuntungan yang memadai. Sayangnya, ketika iklim tidak menentu, harapan tersebut seringkali tidak tercapai.

Permasalahan ini dirasakan oleh para petani di wilayah ujung utara Kabupaten Mojokerto, tepatnya di Kecamatan Dawarblandong. Daerah ini dahulu dikenal sebagai kawasan yang sering mengalami kekeringan dan minim aliran air. Mayoritas penduduk Kecamatan Dawarblandong menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai mata pencaharian utama maupun tambahan.

 Namun, iklim dalam dua tahun terakhir sangat tidak menentu, ditandai dengan musim panas yang berkepanjangan dan curah hujan yang minim. Kondisi ini menjadi tantangan besar, terutama bagi petani cabai, karena keseimbangan antara musim hujan dan musim panas sangat penting untuk keberhasilan penanaman cabai.

Petani di daerah Dawarblandong sangat bergantung pada musim untuk bercocok tanam. Ketika musim tidak menentu seperti yang terjadi pada tahun 2023, mereka menghadapi kerugian yang cukup besar. Hal ini terutama dirasakan oleh para petani cabai rawit, mengingat Dawarblandong dikenal sebagai salah satu daerah penghasil dan pemasok utama cabai rawit. 

Para petani dengan penuh dedikasi mempersiapkan dan merawat tanaman mereka, mulai dari tahap penyemaian benih hingga cabai tumbuh dan siap untuk dipanen. Namun, ketidakpastian musim menjadi tantangan yang berat dan seringkali berdampak buruk pada hasil panen. Seperti yang terjadi di tahun 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun