Pengalaman saat di dunia pendidikan atau sekolah mungkin identik dengan kata belajar. Dalam kegiatan belajar tersebut sering juga ditemui guru-guru yang mengarahkan anak didiknya untuk membentuk kelompok, baik untuk mengerjakan tugas maupun sebagai kelompok belajar. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, individu sering mengidentifikasikan diri ke dalam suatu kelompok pertemanan, misalnya. Artinya, dalam perjalanan di fase-fase kehidupannya seorang manusia pasti pernah terlibat atau menjadi bagian dari suatu kelompok. Definisi dari kelompok sendiri itu apa?
Secara sederhana, Forsyth (2010) menyatakan adanya dua individu yang saling memiliki interaksi dan koneksi dalam hubungan sosial sudah dapat disebut sebagai kelompok (group). Dari pengertian tersebut dapat ditarik beberapa kunci yang dapat mendefinisikan sebuah kelompok. Pertama, setidaknya ada dua atau lebih individu yang tergabung. Adanya dua anggota di dalamnya bisa disebut dengan dyads yang berarti terdiri dari dua orang. Selain itu, kelompok orang yang terdiri dari lebih dari dua individu dengan pengertian di atas dapat diidentifikasikan sebagai sebuah kelompok.
Kedua, adanya koneksi atau ikatan seperti sekelompok teman dekat. Ketiga, hubungan sosial. Seluruh individu yang tergabung dalam kelompok saling terhubung melalui status keanggotaan yang menunjukkan bahwa orang tersebut bagian dari suatu kelompok. Dalam keanggotaanya, individu dalam grup saling terkoneksi di mana adanya koneksi tersebut memerlukan tali hubungan yang perlu dikembangkan. Selain itu hal paling penting dalam definisi kelompok adalah identitas sosial yang dibentuk, yaitu persepsi individu bahwa mereka bagian dari kelompok tertentu.
Keluarga merupakan salah satu kelompok yang sering lupa untuk diidentifikasi sebagai kelompok, padahal anggota keluarga yang berada di dalamnya pasti akan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. Kelompok yang relatif kecil dan memiliki makna pribadi yang kuat dapat disebut kelompok primer. Dalam kelompok ini tingkat identifikasi diri dan perasaan saling bergantung kuat, seperti keluarga, teman dekat, teman rumah, dan sebagainya. Sedangkan kelompok yang biasanya terbentuk dengan orientasi tujuan seperti kelompok belajar, tim olahraga, dan sebagainya dapat digolongkan dalam kelompok sosial.
Kualitas Kelompok
Selain itu, dalam mempelajari kelompok, perlu penggalian lebih dalam terkait karakteristik yang konsisten dalam menentukan kualitas suatu kelompok. Karakteristiknya sebagai berikut:
- Interaksi. Manusia dapat berhubungan dengan manusia lain melalui interaksi. Dalam suatu kelompok, interaksi yang melibatkan emosi, seperti memberi dukungan, kritik, dan sejenisnya kepada anggota kelompoknya disebut dengan interaksi hubungan. Sedangkan interaksi yang fokusnya pada tugas, rencana, ataupun tujuan kelompok dinamakan interaksi tugas. Sehingga dalam kelompok interaksi yang terjadi dapat meliputi bertukar informasi melalui komunikasi verbal dan nonverbal, menyampaikan argumen, membahas suatu isu, membuat keputusan, dan sebagainya.
- Tujuan. Suatu kelompok terbentuk karena berbagai alasan tertentu. Kelompok pertemanan, kelompok gembar membaca, tim kerja, masing-masing berdiri karena alasan yang berbeda. Dalam kelompok pasti terdapat kesamaan tujuan bagi seluruh anggota. Adanya lebih dari satu anggota dalam kelompok dapat menjadi keunggulan untuk memudahkan suatu kelompok bergerak mencapai tujuannya.
- Interdependensi. Sikap saling bergantung pada anggota menunjukan bahwa mereka berada di kelompok yang sama. Secara tidak langsung para anggota bertanggung jawab atas satu sama lain mulai dari pikiran, tindakan, perasaan. Sehingga pergerakan dari anggota dapat saling mempengaruhi.
- Struktur. Struktur dalam kelompok merupakan kombinasi kompleks dari peran, norma, dan hubungan antar anggota kelompok. Melalui konsistensi interaksi dengan anggota kelompok, peran dan norma dapat terbentuk secara natural. Dalam kelompok yang formal, norma kelompok dapat tertulis dan peran dapat berganti sesuai dengan kemampuan individu dalam memenuhi peran tersebut.
- Kesatuan. Bahwa suatu kelompok merupakan kesatuan dari masing-masing individu yang berada di dalamnya, bukan dari pelopor kelompok tersebut. Sehingga terdapat kesatuan saat menyebutkan suatu kelompok maka yang jelas dimaksud adalah keseluruhan kelompok tersebut.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu kata dynamics yang memiliki makna "kekuatan." Dari kata tersebut dinamika mengacu pada adanya perubahan karena kekuatan. Dalam kelompok terdapat interaksi yang mempengaruhi masing-masing anggota. Adanya pergerakan dalam kelompok yang dapat mempengaruhi perkembangan kelompok itu sendiri.
Berdasarkan perspektif kognitif, terdapat proses individu mengumpulkan informasi, memahami, kemudian berperilaku dari hasil proses kognitif. Melalui proses memahami, menilai, mengingat, dan proses kognitif lainnya dapat mempengaruhi pemahaman individu terhadap anggota lain, keseluruhan kelompok, dan juga diri sendiri. Hal ini dapat mendorong kualitas yang baik bagi dinamika dalam kelompok.
Kohesivitas dalam Menghadapi Konflik