Mohon tunggu...
038_Nia Anggraeni
038_Nia Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember

Nama saya Nia Anggraeni mahasiswi aktif semester 4 dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember. Hobi saya adalah membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi

9 Juli 2024   17:31 Diperbarui: 9 Juli 2024   17:48 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era globalisasi yang penuh tantangan ini, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan sistem evaluasi pembelajaran yang tepat dan efektif. Salah satu pendekatan yang banyak diterapkan di perguruan tinggi adalah evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi. 

Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi telah menjadi salah satu pendekatan yang diadopsi oleh banyak perguruan tinggi di Indonesia. Pendekatan ini menekankan pada pengembangan kompetensi spesifik yang diperlukan dalam dunia kerja, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Evaluasi terhadap implementasi pembelajaran berbasis kompetensi sangat penting untuk memastikan efektivitasnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.

Apa itu evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi?

Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi adalah pendekatan pengajaran yang menitikberatkan pada pencapaian keterampilan, pengetahuan, dan sikap tertentu yang diperlukan oleh mahasiswa untuk sukses dalam bidang studi atau karier mereka. Pendekatan tersebut dirancang untuk memastikan bahwa proses pembelajaran tidak hanya memfokuskan pada pemahaman teoritis, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut dalam konteks praktis. Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi berbeda dengan system penilaian tradisional yang hanya berfokus pada pengukuran hafalan dan pemahaman materi.

Penerapan evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi di perguruan tinggi memerlukan beberapa langkah. Pertama mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum harus memuat rumusan kompetensi yang jelas dan terukur yang ingin dicapai oleh mahasiswa. Kedua, merancang pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, pembelajaran harus dirancang dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dan mendorong mereka untuk mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan. 

Ketiga, mengembangkan instrumen penilaian yang tepat, instrumen penilaian harus dirancang untuk mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa secara objektif dan transparan. Keempat, melatih dosen dalam menerapkan evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi, dosen perlu dilatih agar mereka memiliki kemampuan untuk merancang pembelajaran dan penilaian berbasis kompetensi.

Apa saja tantangan dalam menerapkan evaluasi pembelajaran ini?

Penerapan evaluasi pembelajaran berbasis kompetenti di perguruan tinggi masuh menghadapi beberapa tantangan. Pertama, kesulitan dalam penilaian. Mengukur kompetensi secara komprehensif membutuhkan metode penilaian yang lebih kompleks dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan ujian tradisional. 

Kedua, kesiapan dosen. Dosen harus dilatih untuk mengajar dan mengevaluasi dengan pendekatan tersebut. Hal ini memerlukan perubahan mindset dan keterampilan yang mungkin belum dimiliki oleh semua dosen. Ketiga, fasilitas dan sumber daya. Implementasi pembelajaran berbasis kompetensi ini seringkali membutuhkan fasilitas dan sumber daya yang memadai, seperti laboratorium, perangkat lunak, dan material praktik.

Apa dampak evaluasi ini terhadap mahasiswa?

Studi menunjukkan bahwa mahasiswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi cenderung memiliki keterampilan yang lebih siap pakai di dunia kerja. Mereka juga lebih percaya diri dalam menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan industri. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada kualitas implementasi pembelajaran berbasis kompetensi itu sendiri.

Evaluasi terhadap pembelajaran berbasis kompetensi di perguruan tinggi menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas lulusan dan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk dosen, mahasiswa, dan manajemen perguruan tinggi. 

Selain itu, perlu dilakukan penyesuaian dan perbaikan secara terus-menerus berdasarkan hasil evaluasi dan feedback dari para pemangku kepentingan. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah langkah maju dalam reformasi pendidikan tinggi di Indonesia, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan implementasinya berjalan dengan efektif dan efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun