Mohon tunggu...
Ony Anugrah
Ony Anugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki minat terhadap banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa HI UMM Bergandengan Tangan dalam Gerakan AlterEco yang Difokuskan pada Sampah Melalui CFD (Car Free Day) Malang

4 Januari 2024   19:22 Diperbarui: 4 Januari 2024   19:31 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menghasilkan lebih dari 35 juta ton sampah tahun 2022, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Diperkirakan sekitar 35% sampah di negara ini tidak dikelola. Sampah di pinggir jalan, di saluran air, dan lingkungan alam merupakan pemandangan yang lumrah di Indonesia. Pemerintah Kota Malang mengatakan produksi sampah di Kota Malang pada tahun 2023 mencapai 778,34 ton/hari atau sekitar 0,65 kg/orang/hari. Sementara itu, jenis sampah sisa makanan menjadi penyumbang paling besar dalam timbulan sampah, yaitu sebesar 54,39%. Sementara itu, sampah pekarangan sebesar 13,60% dan sampah plastik sebesar 13,66%.

Sampah juga bertanggung jawab atas sekitar 3% emisi gas rumah kaca global, menurut World Resources Institute. Sebagian besar gas tersebut berasal dari sampah makanan, yang jika dibiarkan membusuk di tempat pembuangan sampah, dapat mengeluarkan metana, gas penyebab pemanasan global yang 80 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam jangka pendek. Permasalahan sampah juga menimbulkan permasalahan kesehatan seperti sampah plastik, misalnya, terurai menjadi potongan-potongan kecil yang disebut mikroplastik, yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal ini dapat berdampak pada sistem endokrin, saraf, dan kekebalan tubuh, serta dapat meningkatkan risiko kanker.

Peningkatan jumlah sampah menjadi salah satu tantangan serius bagi setiap lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, dampak buruk dari pembuangan sampah yang tidak terkendali telah terasa secara global. berbagai Langkah konkret telah diambil untuk mengatasi masalah ini dan mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Pada Minggu (17/12/2023) kami sekelompok mahasiswa UMM melalui gerakan AlterEco bersatu untuk menghadapi krisis lingkungan dengan memprioritaskan program reduksi sampah. Kami menyadari pentingnya peran setiap individu dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan merubah perilaku sehari-hari agar lebih ramah lingkungan

Aksi ini menjadi langkah positif dalam menjawab tantangan serius terhadap kebersihan dan kelestarian linkungan sekitar. Meskipun masih ada perjalanan panjang untuk menyelesaikan masalah lingkungan, upaya kolaboratif ini memberikan harapan bahwa masyarakat bersedia berkontribusi untuk menciptakan perubahan positif. Dengan terus meningkatkan kesadaran dan melibatkan lebih banyak pihak, dapat di pastikan bahwa langkah-langkah ini akan membawa perubahan positif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di masa depan.

Aksi Langsung Melalui CFD Malang (Sumber: Dokumen Pribadi) 
Aksi Langsung Melalui CFD Malang (Sumber: Dokumen Pribadi) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun