Mohon tunggu...
034meydikatriyankusuma
034meydikatriyankusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 5 hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Ai: Ancaman atau Peluang Bagi Tenaga Kerja Manusia?

23 Desember 2024   12:47 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:47 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. AI memiliki potensi untuk merevolusi cara kita bekerja, namun pada saat yang sama menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap tenaga kerja manusia. Pertanyaannya adalah, apakah AI lebih menjadi ancaman atau peluang bagi tenaga kerja manusia?

Salah satu alasan utama AI dianggap sebagai ancaman adalah kemungkinan menggantikan pekerjaan manusia. Teknologi ini mampu melakukan tugas-tugas tertentu dengan lebih cepat, efisien, dan tanpa kesalahan manusia. Sebagai contoh, di sektor manufaktur, robot berbasis AI telah menggantikan pekerja manusia dalam jalur produksi. Demikian pula, algoritma AI kini mampu menjalankan tugas administratif, seperti pengolahan data, yang sebelumnya memerlukan keterlibatan manusia.

Ketakutan ini diperkuat oleh laporan-laporan yang memperkirakan bahwa jutaan pekerjaan berisiko hilang akibat otomatisasi dalam beberapa dekade mendatang. Pekerjaan dengan rutinitas tinggi dan keterampilan rendah adalah yang paling rentan, sehingga menciptakan potensi krisis pengangguran massal. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi.

Di sisi lain, AI juga membuka peluang besar bagi tenaga kerja manusia. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja, sehingga memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kreatif dan bernilai tinggi. Contohnya, dalam bidang kesehatan, AI telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat, sehingga para tenaga medis dapat lebih fokus pada perawatan pasien.

Selain itu, AI menciptakan lapangan kerja baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Profesi seperti ahli data, pengembang algoritma, dan spesialis etika AI adalah beberapa contoh pekerjaan yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi ini. Dengan kata lain, AI bukan hanya menggantikan pekerjaan, tetapi juga mentransformasi dan menciptakan peluang baru.

Untuk memastikan bahwa AI menjadi peluang dan bukan ancaman, penting bagi pemerintah, perusahaan, dan institusi pendidikan untuk berkolaborasi dalam mengelola perubahan ini. Program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) perlu diperluas untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tuntutan pekerjaan baru yang muncul akibat AI.

Selain itu, regulasi yang jelas dan etis terhadap penggunaan AI juga diperlukan untuk memastikan teknologi ini digunakan secara adil dan tidak merugikan pihak tertentu. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya.

Menurut saya AI adalah pedang bermata dua yang membawa ancaman sekaligus peluang bagi tenaga kerja manusia. Dampaknya tergantung pada bagaimana kita sebagai masyarakat memanfaatkan dan mengelolanya. Dengan strategi yang bijak, AI dapat menjadi mitra yang membantu manusia mencapai potensi maksimalnya, alih-alih menjadi ancaman yang menyingkirkan tenaga kerja manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun