Jika ada serangkaian fitur demografis yang menunjukkan kemungkinan keberhasilan inisiatif keangan mikro di komunitas miskin tertentu, kemungkinan itu akan mencakup: Kepadatan penduduk yang tinggi dimasyarakat sehingga menurunkan biaya transaksi dan pelayanan, pertanian sebagai penggerak  utama kegiatan ekonomi atau masyarakat pedesaan, himpunan perusahaan dengan motivasi dan kemampuan untuk menjalankan usahanya sendiri.
Bisakah keuangan mikro syariah  memecahkan  masalah kemiskinan  dengan lebih baik dan menyediakan  platform  yang lebih baik untuk keuangan  mikro secara umum?  Tampaknya demikian, karena keuangan mikro syariah  mewakili pertemuan dua industri yang menjanjikan yaitu  keuangan mikro dan  keuangan  syariah. Hal ini memiliki tidak hanya menanggapi permintaan yang tidak terpenuhi tetapi juga menggabungkan prinsip sosial Islam untuk merawat yang kurang beruntung  dengan potensi keuangan mikro untuk menyediakan akses keuangan untuk mereka yang tidak memiliki rekening. Keuangan  mikro syariah  lebih dari sekedar  keuangan mikro konvensional  tanpa riba (bunga). Ada perbedaan lain yang membuat keuangan mikro syariah lebih menarik bahkan  bagi LKM konvesional.
keuangan  mikro syariah masih dalam  masa pertumbuhan. Satu  studi  memperkirakan bahwa layanan  keuangan mikro syariah hanya setengah dari satu persen dari semua pelanggan keuangan  mikro di dunia. Produk keuangan  mikro syariah yang sudah dikenal ada yang berbasis utang seperti Qard Hassan, Murabahah, dan  ijarah. ada juga yang berbasis ekuitas seperti Mudharabah dan  Musyarakah. Untuk memastikan bahwa produk keuangan  mikro sesuai dengan  prinsip-prinsip Islam, fatwa dikeluarkan untuk menyatakan persetujuan akad.
(Sumber: Daud Vicary Abdullah(2023), Islamic Finance Book Mengapa Keuangan Syariah Relevan Bagi Semua Orang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H