Mohon tunggu...
Mulia. S
Mulia. S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger // Writer

Membaca buku, menulis, atau mengeksplorasi bidang-bidang yang menarik seperti seni, sastra, atau ilmu pengetahuan adalah hal-hal yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Ayah dalam Senyap

27 Juni 2024   22:19 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:21 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi buta saat dunia masih terlelap,

Langkah kakimu menggema dalam sunyi,

Engkau pergi, tak kenal lelah,

Demi nafkah, demi harapan, demi masa depan kami.

Ayah, dalam setiap keringat yang jatuh,

Ada cinta yang tak terucap,

Ada doa yang tersimpan dalam diam,

Dan ada pengorbanan yang tak terbilang.

Kau bentangkan lengan, menjadi perisai,

Melawan badai hidup yang menghantam tanpa ampun,

Tak terlihat, namun terasa,

Kuatmu adalah penopang, tegarmu adalah panutan.

Dalam setiap langkah berat yang kau ayunkan,

Ada mimpi yang kau bawa, demi kebahagiaan kami,

Tak ada keluh, tak ada letih,

Hanya senyum kecil yang menguatkan hati.

Wajahmu menyimpan cerita,

Tentang perjuangan dalam diam,

Tentang cinta yang tak kenal batas,

Dan tentang pengorbanan yang tak pernah berhenti.

Ayah, engkau adalah pelindung dalam senyap,

Sosok tegar yang mengajarkan arti kerja keras,

Jasamu tak terukur oleh materi,

Karena engkau adalah pahlawan sejati dalam hidup kami.

Dalam tidurmu yang singkat,

Ada impian untuk esok yang lebih baik,

Dalam tatapan lelahmu,

Ada cinta yang takkan pernah pudar.

Ayah, di setiap detik hidup ini,

Kami merasakan kehadiranmu,

Menguatkan langkah kami, menerangi jalan kami,

Engkau adalah cahaya dalam gelap, penuntun tanpa pamrih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun