Mohon tunggu...
Mulia. S
Mulia. S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger // Writer

Membaca buku, menulis, atau mengeksplorasi bidang-bidang yang menarik seperti seni, sastra, atau ilmu pengetahuan adalah hal-hal yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hentikan Membandingkan Anak

13 Juli 2023   06:30 Diperbarui: 13 Juli 2023   06:42 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki anak adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Mereka datang ke dunia ini dengan kepribadian, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Namun, terkadang sebagai orang tua, kita terjebak dalam jebakan membanding-bandingkan mereka satu sama lain. Inilah saatnya kita berhenti dan memahami mengapa kita sebaiknya tidak membandingkan anak-anak kita.

Setiap anak adalah individu yang unik. Seperti jari-jari pada tangan, mereka memiliki perbedaan yang mencolok. Ketika kita membandingkan mereka, kita secara tidak langsung mencoba memasukkan mereka ke dalam kotak-kotak stereotipikal yang sempit. Ini bisa menghancurkan rasa percaya diri mereka dan menekan kemampuan mereka untuk berkembang.

Ketika kita membandingkan anak-anak, kita sering kali hanya melihat aspek yang dianggap superior pada satu anak, sementara mengabaikan keunikan dan potensi lainnya yang dimiliki oleh anak yang lain. Misalnya, mungkin satu anak sangat mahir dalam hal akademik, tetapi anak yang lain mungkin memiliki bakat luar biasa dalam seni atau olahraga. Membandingkan mereka hanya berdasarkan satu aspek saja adalah sebuah ketidakadilan.

Lebih jauh lagi, membanding-bandingkan anak-anak kita juga dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat di antara mereka. Mereka mulai melihat satu sama lain sebagai pesaing, bukan sebagai saudara yang saling mendukung. Hal ini dapat merusak hubungan mereka dan menghalangi pertumbuhan emosional yang seharusnya terjadi dalam keluarga.

Sebagai gantinya, kita harus fokus pada keunikan dan potensi yang dimiliki oleh setiap anak kita. Dengan memberikan perhatian yang tulus, kita dapat menumbuhkan rasa percaya diri mereka dan membantu mereka mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. Dengan memberikan dukungan yang positif, kita memberi mereka ruang untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadian mereka sendiri.

Ingatlah, setiap anak memiliki waktu dan jalan mereka sendiri dalam mencapai potensi mereka. Kita sebagai orang tua harus memastikan bahwa mereka merasa diterima dan dihargai tanpa syarat. Dengan melepaskan kebiasaan membandingkan mereka, kita membuka pintu bagi mereka untuk mengeksplorasi dunia dengan penuh kepercayaan diri dan menjalani hidup mereka sesuai dengan keinginan dan potensi mereka.

Membandingkan anak dengan orang lain adalah kecenderungan yang sering dilakukan oleh beberapa orang tua. Namun, penting untuk menyadari bahwa tindakan ini dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak.

Ketika seorang orang tua terus-menerus membandingkan anaknya dengan orang lain, anak mungkin merasa tidak dihargai dan kurang berharga. Mereka dapat kehilangan kepercayaan diri dan rasa percaya diri karena selalu dibandingkan dengan prestasi atau kemampuan orang lain.

Membandingkan anak juga dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat. Anak mungkin merasa terpaksa untuk selalu mencoba melebihi orang lain demi mendapatkan pengakuan atau perhatian dari orang tua. Ini dapat menghambat perkembangan individual mereka dan mengesampingkan keunikan mereka sendiri.

Selain itu, terlalu sering membandingkan anak dengan orang lain dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan orang tua-anak. Anak mungkin merasa tidak dihargai dan kurang dicintai karena mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh perbandingan tersebut. Hubungan yang seharusnya penuh kasih sayang dan dukungan dapat terganggu oleh tekanan dan konflik yang timbul akibat perbandingan yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun