Guru di SDN Banyuajuh 2 berharap agar dukungan pemerintah dan Dinas Pendidikan dalam hal pelatihan dan sumber daya untuk pendidikan inklusif dapat segera ditingkatkan. Mereka merasa bahwa dengan adanya pelatihan khusus, para guru akan lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul saat mengajar ABK, sehingga pendidikan yang diberikan dapat lebih berkualitas. Selain itu, adanya guru khusus atau pendamping yan terlatih secara profesional akan sangat membantu dalam mengelola kelas inklusif, memberikan bimbingan yang lebih fokus kepada siswa ABK, dan meringankan beban guru reguler.
      Melalui berbagai metode yang diterapkan di SDN Banyuajuh 2, seperti pembelajaran berkelompok, penggunaan media visual, dan kolaborasi dengan siswa reguler serta orang tua, anak-anak ABK dapat menikmati pendidikan yang inklusif. Namun, pentingnya pelatihan khusus untuk guru dan adnya program penilaian yang tepat bagi ABK harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan Dinas Pendidikan agar pendidikan inklusif di sekolah-sekolah seperti SDN Banyuajuh 2 dapat terus berkembang dan memberikan hasil yang optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H