Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat Melayu di Sumatra dan Jawa. Pada era kolonial Belanda, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perantara antara penduduk lokal dan orang Eropa.Â
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, bahasa Melayu diadaptasi dan dikembangkan menjadi bahasa Indonesia yang lebih modern, sesuai dengan kebutuhan nasional. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.Â
Tujuan utama dari pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia umumnya menekankan empat keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, siswa juga belajar tentang tata bahasa, kosakata, dan berbagai jenis teks, baik sastra maupun non-sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia di Indonesia sering kali dianggap membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Ini disebabkan oleh metode pengajaran yang masih berfokus pada hafalan konsep dan teori, tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning/PBL).
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pendekatan pedagogis yang memulai proses pembelajaran dengan menghadirkan suatu masalah. Dalam konteks Bahasa Indonesia, PBL membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasa dan literasi melalui eksplorasi masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan nyata.Â
PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran ini menekankan pada orientasi pemecahan masalah oleh siswa.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) juga merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, PBM dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami dan menganalisis teks, baik lisan maupun tulisan.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan banyak keuntungan bagi siswa, karena mereka akan lebih mudah memahami konsep melalui diskusi dengan teman-temannya. Siswa yang cepat dalam belajar dapat meningkatkan kemampuannya lebih jauh dengan menjelaskan konsep menggunakan bahasa mereka sendiri, sementara siswa yang lambat akan mendapatkan manfaat dari penjelasan teman-teman mereka yang menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti.Â
Dalam mengembangkan skenario pembelajaran berbasis masalah dalam konteks bahasa Indonesia, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, tentukan masalah yang relevan dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia. Masalah yang dipilih harus kompleks, terbuka, dan terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Langkah pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran. Setelah menentukan masalah yang relevan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran harus mencakup penguasaan konsep dan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan. Langkah kedua adalah merancang skenario pembelajaran.Â
Skenario ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: Penyajian masalah, peserta didik diberikan masalah yang harus dipecahkan. Identifikasi masalah, peserta didik mengidentifikasi masalah, menentukan informasi yang diperlukan, dan merumuskan hipotesis.Â