Hening siang itu menyelimuti satu ruangan
Bukanlah karena takut atau karena tegang
Tapi kebingungan berhasil merasuk ke setiap jiwa di ruangan itu
Bingung, mengapa mereka sendiri tak punya pertanyaan
Ilmu telah mereka ikat dengan tulisan
Getar suara sang guru telah mereka tangkap dengan telinga mereka
Tapi mulut masih saja terkunci
Tak bisa terbuka bagai terjerat rantai berlapis
Bodoh tak bisa ditempelkan di dahi mereka
Karena bangsa ini tak kekurangan orang cerdas
Mereka hanya diserang virus bernama ragu
Ragu untuk memperlihatkan emas yang ada dalam hati dan pikiran mereka
Kira-kira kenapa ragu tuk memperlihatkan emas mereka?
Bukankah emas punya harga sundul langit
Sekali nampak, semuanya tertarik dan berebut
Yang dapat sujud syukur, yang tak dapat menangis tersungkur
Mereka tak ingin ada yang menangis
Akhirnya mereka semua menyembunyikan emas mereka
Emas yang bermacam bentuk dan ragamnya
Ide, gagasan, wawasan, dan mungkin solusi
Aduh, sungguh sayang sekali.
Ngoresan, 14 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H