Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Sebenarnya Dididik Semi Militer Sejak Kecil dengan Permainan Tradisional

15 Februari 2021   12:54 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:03 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman sekarang ini menemukan anak-anak memainkan tradisional gampang-gampang susah. Bukan hanya karena perkembangan zaman, tapi juga lahan bermain yang berkurang membuat semangat anak-anak luntur ketika bermain keluar. Lha wong pengin main di lapangan, lapangannya udah jadi perumahan. Pengen main gasing, yang jualannya aja udah jarang, mungkin tukang jualannya sudah gulung tikar karena kalah saing dengan permainan modern.

Kalaupun ada, biasanya kita bisa melihatnya di desa-desa yang jauh dari kota. Karena suasananya masih asri dan anak-anak disana tidak terseret arus bale-bale free fire dan lain sebagainya. Kita yang dulu masa kecilnya main petak umpet abis maghrib, main engklek, main lompat tali, main bola sampe maghrib pasti sempat terpikir dibenaknya, bahwa anak kecil jaman sekarang kok kasihan ya. Mereka sih senang-senang aja, kita yang miris. Miris karena anak kecil jaman sekarang dengan mudahnya berkata kasar karena sering bermain game online, merokok, dan dijejali dengan lagu-lagu dj remix indo yang kadang lirik lagunya belum tepat jika diperdengarkan ke anak kecil.

Padahal kalau dilihat lagi, kayaknya anak-anak jaman sekarang perlu deh dikenalkan lagi dengan permainan tradisional jaman dulu. Karena permainan tradisional membuat sifat sosial sesama anak-anak meningkat, karena kalau mau bermain pasti harus bertemu, dan pasti ngobrol juga kan hehe. Tidak hanya menghidupkan jiwa sosial sesama bocil, tapi juga membuat anggota tubuh bergerak. Tidak seperti gadget yang hanya membutuhkan dua jari untuk bermain, permainan tradisional menuntut kita untuk berlari, melompat, melempar, tiarap, dan lain-lain. Secara tidak langsung dengan bermain permainan tradisional juga membuat tubuh bugar.

Nah selain membuat tubuh bugar, permainan tradisional juga secara tidak langsung melatih kita dalam dasar-dasar bertahan hidup di medan perang. Lho kok bisa?! Iya bisa dong, kita simak ulasannya yang akan saya jelaskan, permainan apa saja kah yang bisa melatih kita untuk bertahan hidup ketika dalam situasi perang.

1. Petak Umpet

Dalam permainan petak umpet kita dituntut untuk beresembunyi dari yang jaga. Kita harus mencari tempat bersembunyi yang aman, dan dituntut untuk tidak gegabah ketika bersembunyi. Kalau kita salah langkah atau salah dalam berposisi ketika bersembunyi, kita mungkin bisa membuat penjaga mendengar gerak gerik kita. 

Kalau ketahuan bisa berabe urusannya. Jika  sudah ketahuan, yang bisa kita lakukan adalah berlari secepatnya menuju ke pos penjaga untuk menyentuhnya terlebih dahulu. Dalam situasi perang pun seperti itu, ketika kita tidak membawa senjata, sebisa mungkin kita bersembunyi. Dan harus hati-hati, jika terpaksa harus lari, maka larilah secepat yang kita bisa agar tidak terkejar oleh musuh.

2. Lompat tali

Lho lompat tali masuk juga? Iya dong. Dalam lompat tali kita dituntut untuk menentukan waktu yang tepat untuk melompat. Kalau kita terlalu cepat atau terlambat ketika melompat, kita akan mengenai talinya dan kalah. Nah dalam kondisi perang, misal ketika sedang membawa senjata api, kita harus jeli mana musuh mana kawan. Jangan setiap orang dianggap musuh dan jangan terlalu lama berpikir juga.

3. Betengan

Mungkin banyak yang tidak mengenal permainan ini. Intinya dalam betengan akan dibentuk dua tim yang jumlah anggotanya sama banyak. Nah kedua tim akan memilih betengnya masing-masing bisa berupa tiang atau mungkin bamboo. Nah pemenang ditentukan oleh siapa yang bisa menyentuh benteng lawan terlebih dahulu. 

Tapi itu tidak mudah karena disetiap beteng pasti ada yang menyerang dan berjaga. Jika kita ingin menyentuh beteng lawan tapi penjaganya berhasil mengenai kita sambil memegang betengnya, maka kita akan ditahan. Nah untuk menang kita harus membuat semua penjaga beteng musuh keluar dari betengnya, dan tidak menjaga betengnya dengan Teknik pengalihan, sehingga kita bisa menyentuh beteng lawan tanpa tersentuh penjaga. Dalam situasi perang, strategi pengalihan sangat penting ketika ingin melakukan aksi mata-mata atau spionase.

Dari atas kita bisa tahu kalau permainan tradisional sebenernya lebih asik daripada gadget zaman sekarang. Tapi zaman sudah berubah, kita pun sudah beranjak dewasa, hal-hal diatas tinggal kenangan bagi generasi 90-an dan 2000-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun