Mohon tunggu...
Firdaus Wildanul Hakim
Firdaus Wildanul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membuat BATIKMATIKA: Inovasi Seni dan Matematika di SMKs Al-Akhyar Wonokusumo Bondowoso

22 September 2024   20:26 Diperbarui: 22 September 2024   20:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Angin-angin kain batik (Dokpri)

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Jember (UIJ) bekerja sama dengan SMKs Al Akhyar Wonokusumo Bondowoso menyelenggarakan kegiatan membuat BATIKMATIKA dalam rangka Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh DRTPM pada tahun 2024. Program ini bertujuan untuk mengkolaborasikan seni batik dengan konsep-konsep matematika, sekaligus mengajarkan keterampilan kepada para siswa dalam membuat batik dengan pola-pola yang mengandung unsur Matematika.

 

Kegiatan membuat BATIKMATIKA ini dilaksanakan di SMKs Al Akhyar Wonokusumo Bondowoso, pada tanggal 14 September 2024. Para siswa pada awalnya diberikan pelatihan mulai dari persiapan bahan dan alat, proses mencap dengan motif yang telah didesain menggunakan prinsip-prinsip matematika, hingga proses pewarnaan dan pengeringan batik. Selanjutnya, para siswa mencoba mempraktikkan apa yang telah diberikan saat pelatihan.

 

Praktik membatik (Dokpri)
Praktik membatik (Dokpri)

Langkah-langkah pembuatan BATIKMATIKA diajarkan secara rinci, dimulai dari persiapan perlengkapan, dimana siswa belajar menyiapkan bahan dan alat seperti cap BATIKMATIKA, kompor gas, wajan, meja cap, spons, plastik kaca, kain untuk membatik, malam (lilin batik) yang sudah dipanaskan serta warna remasol untuk pewarnaan batik. Para siswa juga dilatih untuk menggunakan cap batik (stempel) dengan motif-motif yang sudah didesain berdasarkan konsep matematika. Setelah semua alat dan bahan siap, mereka mempraktikkan proses mencap. Cap yang dicelupkan ke dalam malam cair ditekan secara merata ke permukaan kain untuk memastikan motif tercetak dengan sempurna.

 

Setelah proses pencapan, kain direntangkan pada kayu untuk mempersiapkan proses pewarnaan. Siswa kemudian mencelupkan alat celup kedalam pewarna yang kemudian akan diaplikasikan ke kain yang sudah di cap dengan malam. Teknik yang digunakan adalah teknik colek. Pewarnaan dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan warna tidak keluar dari pola malam yang sudah dibuat agar hasilnya lebih bagus. Setelah diwarnai, kain dianginkan dalam tempat yang teduh, tanpa terkena sinar matahari langsung, untuk proses pengeringan. Hal ini penting karena dapat membuat warna tidak cepat memudar.

 

Proses Angin-angin kain batik (Dokpri)
Proses Angin-angin kain batik (Dokpri)

Setelah kain kering, siswa mempelajari tahap berikutnya, yaitu pembilasan dengan water glass (natrium silikat), yang bertujuan untuk mengunci warna agar lebih tahan lama. Kain dibiarkan selama minimal tiga jam dengan tujuan larutan water glass meresap dengan baik. Tahapan berikutnya adalah pencucian dan perebusan kain, dimana kain direbus dalam air panas untuk menghilangkan malam yang tersisa dan memperkuat warna. Tahapan ini dinamakan tahap pelorotan warna dari malam. Setelah proses perebusan selesai, kain dibilas kembali dengan air bersih dan dijemur hingga kering. Setelah semua langkah ini selesai, kain BATIKMATIKA yang dihasilkan siap digunakan atau dipasarkan.

 

Hasil Batik Cap (Dokpri)
Hasil Batik Cap (Dokpri)

Proses Pelorotan Malam (Dokpri)
Proses Pelorotan Malam (Dokpri)

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan Matematika melalui seni, tetapi juga memberikan siswa keterampilan dalam membuat batik. Dengan metode ini, siswa dapat lebih memahami konsep Matematika yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat melestarikan seni batik sebagai warisan budaya Indonesia sekaligus mengembangkan inovasi dalam pembelajaran Matematika.

 

Foto Bersama (Dokpri)
Foto Bersama (Dokpri)
Pada akhir kegiatan, hasil karya BATIKMATIKA siswa dipamerkan kepada seluruh peserta, termasuk guru dan perwakilan dari UIJ. Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa dan diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk kegiatan serupa di masa mendatang. Kolaborasi antara seni dan Matematika ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap Matematika, tetapi juga mendorong mereka untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensi lokal, seperti seni batik.

Author : Firdaus Wildanul Hakim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun