Mohon tunggu...
023_Afrilia putri Salvina
023_Afrilia putri Salvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jember

Afrilia putri salfina mahasiswa semester 4 di universitas muhammadiyah jember, saya memiliki minat dibidang fashion, foto, video dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Strategi Pembelajaran Interaktif untuk Keterampilan Berbicara BIPA

11 Januari 2025   16:34 Diperbarui: 11 Januari 2025   16:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salsabila Naura Setiayadi, Afrilia Putri Salfina, Ellita Dwi Destiana Premesti, Febrianti Dwi Lestari, Hanina Zahra Al Muhdlar, M Toyyib Musthofa Lathif

Pendahuluan

Keterampilan berbicara adalah salah satu kemampuan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Kemampuan ini tidak hanya menunjukkan seberapa baik seseorang menguasai bahasa, tetapi juga sangat krusial untuk membangun komunikasi yang efektif. Namun, mengajarkan keterampilan berbicara kepada pembelajar BIPA sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya rasa percaya diri, terbatasnya kosakata, dan minimnya kesempatan untuk berlatih dalam situasi yang nyata. Untuk itu, dibutuhkan metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendukung kesuksesan para pembelajar. Pendekatan interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan simulasi, dapat memberikan peluang bagi pembelajar untuk berbicara secara aktif sekaligus meningkatkan motivasi belajar mereka. Artikel ini akan mengulas berbagai pendekatan dan teknik dalam strategi pembelajaran interaktif yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam BIPA, dengan fokus pada penerapan praktis di dalam kelas.

Pembahasan

Prinsip Dasar Pembelajaran Interaktif 

Pembelajaran interaktif merupakan pendekatan yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar mengajar. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis, menyenangkan, dan relevan dengan kebutuhan siswa (Abdullah, 2017). Untuk mencapai hal tersebut, terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi landasannya, yaitu kolaborasi, interaktivitas, konteks nyata, dan motivasi.

  • Kolaborasi melibatkan siswa dalam aktivitas bersama, seperti diskusi kelompok, simulasi, atau permainan peran. Tujuannya adalah membangun kemampuan bekerja sama, berbagi ide, dan memecahkan masalah secara kolektif. Dengan berkolaborasi, siswa belajar dari sudut pandang orang lain, meningkatkan keterampilan sosial, dan memperdalam pemahaman materi melalui pertukaran gagasan.
  • Interaktivitas menitikberatkan pada komunikasi dua arah antara siswa dan guru atau antar siswa. Teknologi, seperti aplikasi pembelajaran interaktif, video konferensi, atau papan tulis digital, dapat mendukung proses ini. Selain itu, aktivitas seperti tanya jawab, kuis interaktif, atau voting cepat membantu siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih dinamis dan menarik.
  • Konteks nyata merupakan prinsip yang menghubungkan pembelajaran dengan situasi kehidupan sehari-hari agar siswa memahami bagaimana konsep yang diajarkan relevan dalam kehidupan mereka. Misalnya, siswa dapat dilatih berbicara dalam konteks memesan makanan di restoran atau menyampaikan pendapat dalam rapat. Pendekatan ini membantu siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara praktis, sehingga lebih mudah diingat dan diaplikasikan.
  • Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dapat meningkatkan motivasi siswa. Guru dapat menciptakan suasana ini dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti permainan edukasi, musik, atau cerita. Selain itu, memberikan apresiasi atas pencapaian siswa, baik besar maupun kecil, juga mendorong semangat mereka untuk terus belajar. Motivasi yang kuat membuat siswa lebih antusias dan percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran.

Strategi Pembelajaran Interaktif untuk Keterampilan Berbicara BIPA

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) membutuhkan pendekatan yang interaktif untuk membantu pengembangan keterampilan berbicara peserta didik. Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbasis komunikasi, seperti pembelajaran interaktif. Pendekatan ini menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkuat kemampuan komunikasi mereka (Utami & Rahmawati, 2020). Pendekatan ini berfokus pada keaktifan siswa dalam berbicara melalui berbagai metode yang menyenangkan dan relevan. Beberapa metode yang dapat digunakan di kelas BIPA untuk melatih keterampilan berbicara adalah permainan bahasa, permainan peran, dan diskusi kelompok.

Selain itu, penggunaan aplikasi pembelajaran bahasa, video interaktif, dan platform daring juga memberikan siswa akses ke berbagai sumber belajar yang mendukung latihan berbicara. Pendekatan berbasis proyek, seperti membuat vlog atau presentasi kelompok, tidak hanya melatih keterampilan berbicara tetapi juga membantu siswa mengembangkan kreativitas (Maranta, Widharyanto, & Setyaningsih, 2023). Dengan menggunakan teknik-teknik ini akan memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih berbicara dengan cara yang lebih alami dan kontekstual.

Peran Guru dalam Pembelajaran Interaktif Keterampilan Berbicara

Peran guru dalam keterampilan berbicara BIPA dengan pembelajaran interaktif sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan berbicara siswa secara efektif. Guru tidak hanya sebagai pengajar yang menyampaikan materi, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Nurzannah, 2022). Selain itu guru juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman sehingga siswa BIPA dapat berpartisipasi dengan aktif tanpa takut membuat kesalahan. Dalam konteks pembelajaran interaktif, guru berperan sebagai pengarah yang memandu siswa melalui berbagai aktivitas berbicara yang memicu interaksi seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan percakapan simulasi. Guru harus menciptakan suasana kelas yang terbuka dan bebas dari ketakutan, di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara tanpa khawatir akan membuat kesalahan. Dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, guru dapat membantu siswa memahami kesalahan mereka tanpa merasa terintimidasi.

Selain itu, guru juga berfungsi sebagai model berbicara yang baik. Dengan menunjukkan cara pengucapan yang tepat, penggunaan ekspresi yang sesuai, dan penguasaan kosakata yang bervariasi, guru memberi contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Dalam perannya sebagai mediator, guru memanfaatkan teknologi dan media pembelajaran yang relevanseperti aplikasi atau video untuk meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam berkomunikasi. Melalui teknologi ini, guru dapat melibatkan siswa dalam latihan berbicara secara langsung dengan teman sekelas atau penutur asli bahasa Indonesia, memperkaya pengalaman belajar mereka. Dengan demikian, peran guru dalam pembelajaran interaktif sangatlah krusial untuk memastikan bahwa keterampilan berbicara BIPA berkembang secara optimal melalui pemberian bimbingan, motivasi, dan kesempatan berlatih berbicara secara aktif dan autentik.

Kesimpulan

Strategi pembelajaran interaktif efektif meningkatkan keterampilan berbicara BIPA dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran melalui diskusi, permainan peran, dan aktivitas berbasis konteks nyata. Guru berperan sebagai fasilitator, model, dan motivator, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Pendekatan ini meningkatkan kemampuan berbicara, motivasi, dan kepercayaan diri siswa secara signifikan.

Daftar Pustaka 

Abdullah, A. (2017). Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa. EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(1), 45-62.

Maranta, P. F., Widharyanto, B. W. B., & Setyaningsih, Y. (2023). Optimalisasi Penggunaan Teknologi dalam Implementasi Kebutuhan Bahan Ajar BIPA Tingkat Pemula. GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 340-352.

Nurzannah, S. (2022). Peran guru dalam pembelajaran. ALACRITY: Journal of Education, 26-34.

Utami, D. A., & Rahmawati, L. E. (2020). Pengembangan Bahan ajar berbasis modul interaktif bagi pemelejar BIPA tingkat A1. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3(2), 277-294.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun