Mohon tunggu...
Annisa Dewi Nur A
Annisa Dewi Nur A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

5 Tahap dalam Pembudidayaan Ikan Koi

23 Maret 2021   19:56 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:15 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai tahap dalam pembudidayaan ikan koi, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai ikan koi itu sendiri. Ikan koi atau dalam bahasa latin yaitu Cyprinus rubrofuscus merupakan salah satu ikan hias dari Filum Chordata dengan Famili Cyprinidae. 

Ikan koi ini merupakan salah satu spesies ikan hias yang memiliki harga jual yang tinggi dan juga sangat diminati. Jenis ikan koi yang memiliki harga jual yang tinggi yaitu tergantung pada corak, warna serta kesehatan ikan koi tersebut.

Selain sebagai hobi yang diminati, ikan koi ini dianggap membawa keberuntungan. Mereka menjadikan ikan koi sebagai kegemaran sekaligus sebagai lahan bisnis yang cukup menarik perhatian warganet. Bisnis ikan koi cukup menarik perhatian karena omzet yang didapatkan bisa mencapai ratusan juta dengan perawatan yang begitu mudah. Hal yang perlu diperhatikan demi mencapai omzet yang setinggi-tingginya yaitu dengan memperhatikan kualitas air serta pakannya.

Berikut tahap-tahap untuk membudidayakan ikan koi, yaitu:

1. Persiapan Media (wadah)

Langkah awal dalam pembudidayaan ini yaitu dengan mempersiapkan media atau wadah yang akan menjadi tempat untuk menampung ikan koi. Ikan koi merupakan ikan hias yang hidup di air tawar, maka dapat menggunakan berbagai macam media seperti kolam, bak, dan akuarium. Jika menginginkan hasil yang maksimal dapat menggunakan media kolam plesteran dengan saluran yang terjaga dimana pada saluran ini dipasang saringan halus agar anakan ikan koi tidak hanyut bersamaan dengan air keluar.

Dalam pembudidayaan ikan koi juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dimana sinar matahari ini untuk merangsang pewarnaan tubuh ikan koi. Jika sinar matahari yang masuk ke dalam kolam terlalu banyak maka akan menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat blooming fitoplankton.

Umumnya, ukuran kolam budidaya ikan koi berukuran 3 x 6 meter dengan kedalaman 60 cm. Sebelum kolam ini diisi air, kolam harus dikeringkan dahulu selama beberapa hari agar terhindar dari bahan-bahan kimia dan menghindari timbulnya bibit-bibit penyakit. 

Setelah dirasa kolam kering, masukan air, tetapi harus didiamkan selama 24 jam terlebih dahulu sebelum indukan koi dimasukkan. Lalu persiapkan kakaban. Kakaban adalah media menempelnya telur saat proses pemijahan. Jika sudah waktunya untuk indukan dimasukan ke kolam, indukan betina dan jantan harus dipisahkan agar saat pemijahan indukan betina tidak mengalami pemberontakan.

Perlu diperhatikan juga mengenai banyaknya indukan yang ada dalam satu kolam. Pada kolam dengan ukuran 3 x 6 meter dapat menampung indukan betina maksimal 20 ekor karena pertumbuhan indukan betina lebih besar dibandingkan indukan jantan yang ramping, sedangkan untuk indukan jantan maksimal 40 ekor.

2. Kualitas Air

Air merupakan habitat ikan untuk hidup. Kualitas air yang digunakan dalam pembudidayaan ikan koi yaitu pertama Suhu Air, Suhu Air berkisar antara 24o hingga 26oC. Kedua pH atau Derajat Keasaman, pH berkisar antara 7,2 hingga 7,4 atau agak basa. Ketiga Oksigen, karena ikan koi hidup dengan kadar oksigen tinggi maka oksigen minimal berkisar antara 3 hingga 5 ppm. Keempat kandungan CO2, kandungan CO2 maksimal 10 ppm. Kelima kandungan Nitrit, kandungan Nitrit maksimal 0,2.

3. Pemilihan Indukan

Hal yang terpenting untuk memulai budidaya ikan koi yaitu memilih indukan yang berkualitas karena dengan memilih indukan yang berkualitas maka akan mengasilkan anakan yang berkualitas juga. Berikut ciri-ciri indukan koi yang berkualitas:

  • Umur indukan lebih dari 2 tahun
  • Memiliki jenis yang sama atau mirip
  • Tubuhnya ideal jika dilihat dari atas seperti torpedo
  • Tidak cacat
  • Pergerakan renangnya lincah
  • Memiliki warna yang cerah
  • Indukan betina: sirip yang membulat seperti kipas, jika dilihat dari atas bagian perut terlihat, dan jika menekan bagian anus akan keluar kotoran
  • Indukan jantan : sirip berbentuk segitiga lancip, jika dilihat dari atas tubuh memanjang dan ramping, serta jika menekan bagian anus akan keluar cairan putih yaitu sel sperma

4. Pakan

Pakan alami seperti cacing tanah, daphnia dan tubifex cocok diberikan pada benih karena lebih mudah dicerna sesuai dengan sistem penecernaannya. Selain itu juga ikan koi dapat memakan fitoplankton yang ada pada kolam. 

Pakan buatan yang diberikan untuk indukan koi yaitu berupa pellet sebesar 8 mm. Sumber protein utama untuk pakan buatan adalah kombinasi antara protein nabati seperti tepung gandum dan tepung kedelai dan protein hewani seperti tepung ikan, serta vitamin dan mineral. 

Zaman sekarang pembudidaya tidak perlu menyiapkan pakan sendiri karena sudah banyak yang menjual pakan koi yang sesuai dengan nutrisi dan zat untuk pewarnaan ikan koi. Idealnya pemberian pakan pada ikan koi 3 hingga 5% dari bobot tubuh ikan dengan frekuensi pemberian 2 hingga 4 kali sehari sesuai dengan kondisi ikan.

5. Pemijahan, Penetasan Larva, Pendederan dan Pemisahan Ikan

Setelah kolam dipersiapkan, masukan indukan betina terlebih dahulu agar indukan dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Biasanya pemijahan dilakukan pada malam hari hingga sebelum matahari terbit, maka masukan indukan betina pada sore hari. Kemudian setelah 2 hingga 3 jam masukan indukan jantan sekitar 3 hingga 5 ekor agar meminimalisir kegagalan dalam pembuahan telur. Setelah selesai pemijahan segera pindahkan indukan agar meminimalisir telur di serang atau di makan.

Penetasan larva dilakukan pada media yang dikhususkan untuk penetasan agar menetas dengan baik. Umumnya  telur menetas sekitar 48 jam sesuai dengan suhu air. Setelah telur menetas kakaban dapat di keluarkan. Larva ikan memiliki cadangan makanan berupa kuning telur yang dapat habis selama 3 hingga 5 hari kedepan yang selanjutnya akan diberi pakan berupa daphnia (kutu air) yang telah disaring. Setelah burayak semakin besar dapat diganti pakannya dengan artemia. Setelah berusia 3 minggu, pindahkan ikan ke kolam pendederan.

Umumnya kolam pendederan berukuran 3 x 4 meter dengan menyiapkan saringan atau filter agar kualitas air tetap terjaga. Ikan koi ini dapat diberikan pelet sebesar 250 mikron. Pemberian pakan ini cukup 2x sehari. Bisa diberikan tambahan pakan cacing sutera atau artemia untuk membentuk warna. Ketika ikan koi menginjak 3 bulan bisa diberikan pakan kasar sesuai dengan takaran dan diberikan hingga ikan kenyang.

Pemisahan ikan dilakukan untuk memisahkan antara ikan yang berwarna cerah dan kurang cerah dimana tingkat harga ikan ditentukan dari warna dan ukuran ikan. Dengan pemisahan ini dapat mengetahui kemungkinan suksesnya bisnis yang kita lakukan. Panen bisa dilakukan jika ikan koi telah berukuran 20 cm dan dapat dilakukan penyortiran ulang mengenai pewarnaan tubuh pada ikan yang cerah dan kurang cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun