Mohon tunggu...
021_Siti Aisyah Nur Fadlilah
021_Siti Aisyah Nur Fadlilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UIN Malang

Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cinta Pertama yang Pernah Kutemui

4 Maret 2022   07:52 Diperbarui: 4 Maret 2022   07:59 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah menempuh tahun ke -- 20 aku menemukan cinta dan kasih sayang yang sangat tulus. Dari beliau yang mempertaruhkan nafasnya untukku, bertahan demi adanya aku, serta menjaga dan bebrikan seluruh kebahagiaannya demi melihatku bahagia. Dengan semua yang sudah diberikan olehnya, aku merasa bahwa diriku sangat belum mengembalikan seluruh kebaikan yang telah beliau berikan.

Beliaulah yang sangat tahu apa yang ada pada diriku. Mulai dari hal kecil sampai hal besar. Makanan yang aku tidak suka, mata pelajaran atau mata kuliah yang sering aku keluhkan, makanan minuman yang tidak saya suka. Dan beliau sangat mengusahakan keadaannya demi melihatku bahagia dan apapun kebutuhanku terpenuhi.

Perempuan hebat ini merupakan kelahiran Kabupaten Tuban , 01 Maret tahun 1968. Beliau sangat hebat telah kuat dan bertahan dengan memiliki anak sejumlah tujuh. Tak terbayang ketika beliau pernah mengandung dan melahirkan selama tujuh kali, merawat ketika anak -- anaknya masih kecil serta dapat adil dalam memberikan kasih sayang terhadap ketujuh anak -- anaknya.

Menurutku, ibuku ini sangat patut untuk dicontoh dengan seluruh pengalaman yang pernah ia alami semasa hidupnya. Dengan bagaimana beliau yang hidup tanpa seorang bapak sejak duduk dibangku kelas empat. Dan beliau anak yang sangat mandiri semasa kecilnya. Seperti memasak sendiri, mencuci baju sendiri. Tanpa semua hal itu dibantu oleh nenek saya.

Ibu aku memiliki bakat menari loh, saat dahulu beliau sering memenangkan perlombaan menari di daerahnya. Dan juga memiliki paras yang sangat cantik. Beliau juga pernah menjadi siswa yang dibanggakan oleh gurunya di masa bangku Madrasah Aliyah. Terkenal dengan parasnya yang cantik, mandiri, rajin, serta dapat mengharumkan nama sekolah dengan bakatnya yaitu menari. Lantas sangat menjadi keinginan yang sangat besar untuk bisa menjadi sepertinya.

Kini akan kuceritakan kisah dramaku yang susah untuk masuk sekolah hehehe. Dulu ketika dibangku Taman Kanak -- Kanakku, aku sangat takut untuk sekolah, mengenal orang bary, bahkan untuk kepada ustadz dan ustadzahku pun  aku takuti. Tetapi ibu selalu menasehatiku, dan  memberikan aku dengan tutur kata yang baik manfaat sekolah, bagaimana dan apa yang aku dapat saat sekolah, dan akan menjadi apa saat aku sekolah. Tetapi yang namanya anak kecil dengan kebiasannya bermain dirumah bersama orang tua, saudara kini malah mengenal orang baru sangat menjadi hal yang syok menurut aku hehehe. Dan katika itu selama kurang lebih berjalan satu bulan, ibu menungguku sekolah di depan pintu kelas ditemani para wali murid teman temanku lainnya.

Dan ketika aku menginjak di bangu Sekolah dasar, aku termasuk sedikit dapat dibilang mandiri sih. Aku di awal masuk sekolah sudah berani berinteraksi baik dengan orang -- orang yang ada disekitarku. Mungkin salah satu yang menjadi faktornya, teman -- temanku sama sih ketika di Tamanb Kanak -- Kanak. Karena aku bersekolah disatu lembaga ketika dulu di taman kanak -- kanak. Ibukku selalu berusaha menuruti apa yang aku inginkan. Sampai ingat pada saat itu amkmu menginginkan dibawakan belak cumi goreng, dan ibuku rela bangun pagi pagi subuh ke pasar untuk mencarikanku cumi hitam dan mesaknya.

Keika di masaku Sekolah Menengah Pertama, ini merupakan cerita dimana aku menyadari bahwa aku adalah anak terpaling merepotkan dan betapa sabarnya ibuku dengan sikapku. Dulu, aku bersekolah di MTsN Malang 1 , karena disana sekolahnya boarding, dan ibu dan bapakku mengindingkan anaknya tinggal dipondok agar mendapatkan bekal ilmu agama yang luas dan belajar bagaimana berakhlakul karimah. Pada awalnya kedua orang tuaku merasa bangga, aku keterima di sekolah favorite di Kota Malang. Setelah dua minggu menjalani masa orientasi siswa, akunmerasa bahwa aku ketika diasrama tidak memiliki teman, home sick, dan lebih sering minder dengan kelebihan dibidang akademik yang dimiliki teman -- teman lainnya. Dan disitu ibu selalu menguatkanku, menasehatiku agar aku tidak pindah sekolah. Tetapi dengan rasa berat ibu dan bapak tetap memindahkanku sekolah sesuai dengan keinginankan yaitu di sekolah yang ada di daerahku. Tetapi sekolah itu juga bersistem boarding atau asrama.

Di bangku Sekolah Menengah Ataspun , aku juga sempat menjadi anak yang sangat membebankan kedua orang tuaku. Dengan aku yang mengulangi kesalahanku di masa lalu yaitu pindah sekolah. Tetapi kini aku mersa sangat sangat menjadi anak yang tidak bersyukur dengan apa yang lakukan oleh kedua orang tuaku. Dengan beliau akan menjengukku di asrama selama satu minggu sekali, tetapi aku tetap kekeh dengan aku yang ingin pindah sekolah. Akhirnya ibupun menuruti keinginanku, karena aku juga sempat bercerita kepada beliau bahwa aku merasa salah jurusan dan akupun pernah mencoba untuk kedua kalinya tes pindah jurusan tetapi selalu gagal. Yang awalnya dari jurusan Bahasa ingin masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ibuku dengan ikhlas merawatku, karena aku kini memiliki riwayat penyakit yang mana beliau sangat peduli dengan pantangan yang harus aku hindari. Tak henti mengingatkan serta menjauhkan apa yang menjadi pantangan oada diriku sendiri. Aku dulu ketika masih bayi , juga sempat menjalankan operasi usus buntu yang mana itu menjadi riwat penyakit yang aku bawa hingga saatb ini. Dan sering sekali aku masuk keluar rumah sakit atau opename hanya karena aku mensalahi aturan dengan pantangan yang tidak boleh aku makan dan aku lakukan.

Untuk ibuku, makasih ya buk udah sabra samAis. Ais tuh sayang banget sama ibu kangen banget sam ibu. Pengen pulan ke rumah terus peluk ibu. Oiya dan kebetulan diawal bulan ini tepatnya kemarin di tanggal 1 mater ibuku ulang tahun. Daann selamat ulang tahun ya bu, semoga ibu diberi kesehatan disana, bisa menjadi ibu yang baik terus sampai anak anakmu sukses nanti dan membalas segala kebaikan yang telah  engkau berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun