Mohon tunggu...
Rohmantik Poeisi
Rohmantik Poeisi Mohon Tunggu... -

Penyair, Aktor dan Performer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajadah Kehidupan

6 Juli 2014   09:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulas sudah ia di hamparan mataku
di pasang dadanya kutulis puisi-puisi doa
di jiwanya yang lapang aku bebas menari
menangkap jutaan kunang-kunang

Di leher putihnya kunikmati kabut rindu
dagu, bibir, sepasang alis di atas sepasang
mata pejam dan rambut yang kemerahan
itu membuatku tak henti menulis anugerah
Kuntum puisi yang teramat indah

Pulas sudah ia di hampar mataku, di sekujur
tubuhnya, di huruf-huruf yang kupahatkan
kanak-kanak berlarian, balik-membalik buku
kehidupan yang kupinjam dari langit ketika
malaikat menari

Ayah, kaulah laki-laki yang mahasempurna
kata Bunda: suara itu menumpahkan wangi
mawar di sajadah kehidupan yang kuciumi
saban waktu, dan malam akan selalu setia
disambut pagi..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun