Hari itu, langit dihiasi warna senja yang memerah di ufuk barat, memberikan sentuhan keindahan pada pendhopo sekolah. Suara gemuruh tawa dan candaan siswa-siswi menggema di koridor, meramaikan suasana seakan menandakan bahwa hari itu adalah hari yang istimewa. 16 Januari, tanggal yang tak terlupakan bagi siswa-siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, ketika pentas seni sekolah mereka akan segera dimulai.
Panggung pendhopo berdiri megah, mengundang siapa pun yang ingin menyaksikan karya-karya luar biasa yang telah dipersiapkan dengan penuh dedikasi oleh para siswa. Panggung yang dipenuhi lampu sorot siap menyinari bakat-bakat tersembunyi di antara mereka. Di sudut-sudut ruangan, lukisan-lukisan indah, patung-patung kecil, mencerminkan kearifan yang tumbuh subur di sekolah itu.
Suasana haru dan antusiasme menyelimuti ruangan seiring dengan datangnya tamu undangan yang telah menunggu dengan sabar. Senyuman dan tanda tangan penuh semangat terpampang di wajah-wajah mereka, mengisyaratkan rasa bangga menjadi bagian dari hari bersejarah ini. Pentas seni sekolah bukan hanya sekedar pertunjukan, melainkan pameran semangat juang dan kerja keras setiap siswa dalam mengembangkan bakatnya di dunia seni.
Inilah awal dari kisah yang dipenuhi dengan keindahan dan keajaiban seni, di mana bakat-bakat muda bersinar dan memancar, menjadi bintang dalam pentas sekolah yang tak terlupakan.
Feri berjalan dengan langkah ringan menuju sekolah, tas ranselnya bergelimang dengan buku-buku seni dan naskah drama. Pemuda berambut lurus ini selalu dikenal sebagai pemain teater yang berbakat di sekolahnya. Dia memiliki senyum ceria yang mampu menyinari sekitarnya, dan pandai bergaul dengan teman-temannya. Feri selalu menjadi sumber semangat di antara kelompok seni di sekolah.
Nata, sahabat akrab Feri, berjalan berdampingan dengannya. Nata adalah penulis handal dengan khayalan yang luar biasa. Kreativitasnya tak terbatas, dan ia selalu memiliki ide-ide segar untuk setiap pementasan. Dengan kacamata tebal di hidungnya, Nata adalah otak di balik setiap cerita dramatis yang dibawakan kelompok seni.
Oci, seorang seniman visual berbakat, bergabung dengan mereka di pintu gerbang sekolah. Dengan seragam putih abu-abu yang ia modifikasi dengan sedikit sentuhan seni, Oci terlihat unik dan selalu menarik perhatian. Dia adalah juru gambar dan perancang set terbaik di kelasnya.
Niki, musisi berbakat, berjalan sambil memainkan melodi ringan di gitar akustiknya. Dengan rambut panjangnya yang tergerai dan senyum lembut, Niki adalah pengisi suasana yang membuat setiap pertunjukan semakin hidup. Ia ahli dalam menciptakan musik yang menyatu dengan cerita.
Eman, sosok yang selalu memiliki semangat tinggi, menyusul di belakang mereka. Dikenal sebagai dancer handal, Eman tak hanya mahir dalam gerakan tarian tetapi juga penuh energi yang menular. Ia selalu membawa semangat positif ke dalam setiap latihan.
Di tengah kerumunan siswa, Ibu Linda terlihat mendekati mereka dengan senyuman hangatnya. Sebagai guru seni yang penuh dedikasi, Ibu Linda adalah sosok yang memotivasi dan membimbing mereka sepanjang proses pementasan. Dengan rambut abu-abu yang terurai dan pakaian berwarna-warni, Ibu Linda selalu hadir dengan semangat dan inspirasi.